Rabu, 09 Desember 2009

PEMBENARAN OLEH IMAN - PART 2

Dibawah ini sebuah cuplikan tentang sebuah khotbah yang pernah dicatat.

Pengkhotbah: Sekarang, Roma 8:6,7 "karena keinginginan daging adalah maut." Apakah kondisi dari orang itu yang hanya memiliki keinginan alamiah?

Hadirin: "Mati!"

Pengkhotbah: "Tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera, sebab keinginan daging (keinginan alamiah) adalah sedang berseteru dengan Allah."

Hadirin: "Tidak! Adalah perseteruan terhadap Allah."

Pengkhotbah: "Tidak; ia tidak sedang berseteru dengan Allah, tetapi ia adalah perseteruan itu sendiri. Itu adalah perseteruan terhadap Allah; karena ia tidak takluk kepada hukum Allah. Sampai saat orang itu bertobat?

Hadirin: "Tidak juga. Tidak mungkin itu terjadi baginya."

Pengkhotbah: "Tidak mungkin? Tidakkah Allah dapat membuat keinginan yang ada didalam kamu dan aku, yaitu keinginan yang alamiah agar takluk kepada hukum Allah?"

Hadirin: "Tidak!"

Pengkhotbah: "Apakah keinginan itu? Perseteruan terhadap Allah. Tidakkkah Allah dapat menjadikan apa yang berseteru dengan Dia, menjadi mengasihi Dia?"

Hadirin: "Tidak!"

Pengkhotbah: "Itulah intinya: Bila seseorang sedang dalam perseteruan dengan Allah, maka ia dapat didamaikan, sebab hal yang membuat ia berseteru adalah sumber permasalahan itu. Oleh karena itu, ambil dan buang sumber permasalahan itu, maka ia yang sedang berseteru akan didamaikan. Kita sedang dalam perseteruan, tetapi bila Ia mengambil perseteruan itu, kita didamaikan dengan Allah. Dalam hal keinginan daging ini, tidak ada yang lain didalamnya, ia adalah hal itu sendiri, ia adalah sumber permasalahan. Dan ia tidak takluk kepada hukum Allah. Satu-satunya perkara yang dapat dilakukan dengannya, adalah menghancurkannya, mencabut sampai keakarnya, buang dia, musnahkan dia. Keinginan siapa itu?"

Hadirin: "Iblis!"

Pengkhotbah: "Itu adalah keinginan diri sendiri yang berasal dari Setan. Dengan demikian, apa yang dapat manusia lakukan dijalur kebenaran? Apa yang dapat dilaku -kan didalam dia, sehubungan dengan kebenaran, sampai "keinginan" yang lain itu ada?

Hadirin: "Tidak ada!"

(A.T. Jones, 7893 General Conference Bulletin, 260).


Jadi, adalah sangat jelas tercantum didalam Kitab Suci, bahwa keinginan daging itu sendiri, secara alamiah dan batiniah, berseteru terhadap Allah. Sebagaimana gelap bertentangan dengan terang, dan karena tidak mungkin yang satu berada bersamaan dengan yang lainnya, maka keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah.


Oleh karena itu, setiap orang yang memiliki keinginan daging, pada saat yang sama, memiliki juga apakah keinginan daging itu, yaitu, perseteruan terhadap Allah. Dan bila ia memiliki perseteruan terhadap Allah, maka ia tidak memiliki damai dengan Allah dan karena itu tidak dapat dibenarkan, sebab untuk dibenarkan harus memiliki damai dengan Allah, bukan perteruan terhadap Allah. Adalah tidak mungkin untuk memiliki keduanya pada saat yang bersamaan. Ia memiliki keinginan daging yang adalah perseteruan terhadap Allah dan masih tetap berada dibawah penghukuman, atau ia memiliki keinginan baru yang adalah damai dengan Allah, dan oleh sebab itu dibenarkan.


Pembenaran dengan demikian menurut Firman Allah di Roma 8:7 dan 5:1, melibatkan perbuatan nyata akan sesuatu didalam orang itu. Itu melibatkan pengambilan keinginan daging untuk digantikan dengan keinginan baru, suatu keinginan "yang terdapat juga dalam Kristus Yesus" Filipi 2:5. Dengan singkat, itu adalah membuat seseorang menjadi benar.


Hal ini bukanlah suatu perbuatan memperhitungkan atau mengandaikan sehingga orang itu berdiri dihadapan Allah seakan-akan ia tidak pernah berbuat dosa, seakan-akan ia orang benar. Ini adalah sebuah pekerjaan menjadikan, sehingga orang itu dapat berdiri dalam kebenaran dihadapan Allah karena bila ia memiliki keinginan yang kudus, yaitu keinginan Kristus, maka sesungguhnyalah ia memiliki pemikiran atau keinginan yang benar.


Konsep yang umum diterima adalah bahwa pekerjaan ini adalah pekerjaan Penyucian. Tetapi Paulus tidak berkata di Roma 5:1, bahwa "disucikan karena iman kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah"; Ia mengatakan bahwa "dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah." Oleh karena itu, sejalan dengan itu, pekerjaan mengambil perseteruan yang adalah keinginan daging, dan menggantikannya dengan keinginan atau pemikiran Kristus, yang adalah damai dengan Allah, adalah pekerjaan Pembenaran.


Pemikiran bahwa Pembenaran sesungguhnya melingkupi pekerjaan ini diperkuat oleh firman berikut ini: "Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah." Efesus 2:14. Ini menyatakan lebih lanjut bahwa Yesus Kristus adalah Juru Damai
kita. Dengan memikul semua kesalahan dan pelanggaran kita sementara mengkreditkan kebenaranNya kepada kita, maka sesungguhnyalah Ia telah bertindak sebagai Pendamai antara kita dengan Allah. Tetapi Firman Allah berkata lebih jauh lagi, yaitu bahwa Ia adalah damai sejahtera kita.

Adalah sebuah kebenaran yang tidak boleh diabaikan, bahwa damai dengan Allah bukanlah hanya sekedar memperhitungkan atau mengandaikan, tetapi itu adalah suatu keadaan yang sesungguhnya. Jesus sendirilah damai sejahtera kita. Untuk memiliki damai dengan Allah adalah dengan memiliki Dia, dan memiliki Yesus Kristus adalah memiliki kehidupanNya terjadi kembali didalam kita. Himbauan Paulus harus menjadi satu pemenuhan didalam pengalaman hidup kita: "Hendaklah kamu menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus." Filipi 2:5.

Bila doa Paulus terpenuhi dalam kehidupan kita, maka firman di 2 Korintus 5:17 menjadi kenyataan dalam pengalaman hidup orang percaya itu, "Jadi siapa yang ada didalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu, sesungguh -nya yang baru sudah datang."

Berada didalam Kristus adalah untuk menjadi benar. Untuk menjadi benar adalah menjadi manusia baru atau ciptaan baru. Menjadi ciptaan baru adalah dengan dijadikan atau diciptakan kembali dalam peta Allah. Dan itu melibatkan pengambilan atau peniadaan perkara yang lama sehingga yang baru dapat menggantikannya. Inilah pekerjaan Pembenaran.

Bersambung ke Part Three

Tidak ada komentar:

Posting Komentar