Sekarang, ada mereka yang mengajarkan bahwa mereka telah diselamatkan, dan tidak perlu lagi melakukan hukum Allah. Ini adalah teology yang sesungguhnya sangat janggaL! Bila seseorang tidak melakukan hukum Allah, maka ia melanggarnya. Melanggar hukum Allah adalah dosa, sebagaimana ada tertulis: “Dosa adalah pelanggaran hukum Allah” 1 Yoh. 3:4. Bila seseorang diselamatkan dari dosa, maka ia diselamatkan untuk masuk kepada pembenaran. Dosa adalah pelanggaran hukum Allah, maka ia harus diselamatkan dari pelanggaran terhadap hukum Allah kepada penurutan akan hukum Allah. Pelanggaran hukum adalah ketidak taatan, maka ia harus diselamatkan dari ketidak taatan kepada penurutan. Tak ada seorangpun yang dapat berkata bahwa ia telah diselamatkan dari dosa sementara tetap berbuat dosa, tetap melanggar dan te tap tidak taat kepada hukum-hukum Allah.
Orang yang dibenarkan telah menjadi pohon yang baik dan akan berbuah buah yang baik, dimana standardnya adalah hukum Allah. Dengan demikian, perbuatan baik muncul dan terjadi sebagai konsekuensi yang alami dari adanya pembenaran, sehingga ia yang telah dibenarkan tanpa melakukan hukum Taurat, akan mendapatkan sekarang bahwa penurutan kepada hukum Allah menjadi jalan hidupnya.
Sebagaimana telah dinyatakan, maka kami dapat mempercayai Firman Allah sebagaimana pembacaannya, sebab telah terbukti, bahwa kecuali seseorang dibenarkan tanpa melakukan hukum Taurat, maka ia tidak akan pernah dapat dibenarkan sama sekali.
Apakah ini berarti bahwa kita tidak dapat membaca dan mempercayai apa yang tertulis di Roma 2:13, yang menyatakan bahwa, mereka yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan? Sama sekal tidak! Tidak demikianlah adanya, karena kita harus mempercayai dan menerimanya sebagaimana ia tertulis, sebab itu juga adalah firman Allah yang hidup. Dengan demikian, adalah satu kebenaran juga, bahwa mereka yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan, dan tidak ada yang lainnya.
Sangatlah jelas bahwa ini semua nampaknya sangat bertentangan, dan kami akui bahwa sesungguhnya ini adalah pertentangan yang tak berakhir, bila Pembenaran yang satu dan sama yang dimaksudkan oleh kedua ayat teks tersebut. Tetapi tidak! Itu adalah dua buah Pembenaran yang akan diterima pada dua saat yang berbeda dalam pengalaman hidup mereka semua yang mau berjalan disepanjang sungai Kehidupan dikerajaan Sorga. Bila ini dapat dimengerti, semua pertentangan akan sirna, dan akan bisa dibaca dan dipercayai ayat-ayat itu sebagaimana ia ada.
Bersambung ke Part 18
Orang yang dibenarkan telah menjadi pohon yang baik dan akan berbuah buah yang baik, dimana standardnya adalah hukum Allah. Dengan demikian, perbuatan baik muncul dan terjadi sebagai konsekuensi yang alami dari adanya pembenaran, sehingga ia yang telah dibenarkan tanpa melakukan hukum Taurat, akan mendapatkan sekarang bahwa penurutan kepada hukum Allah menjadi jalan hidupnya.
Sebagaimana telah dinyatakan, maka kami dapat mempercayai Firman Allah sebagaimana pembacaannya, sebab telah terbukti, bahwa kecuali seseorang dibenarkan tanpa melakukan hukum Taurat, maka ia tidak akan pernah dapat dibenarkan sama sekali.
Apakah ini berarti bahwa kita tidak dapat membaca dan mempercayai apa yang tertulis di Roma 2:13, yang menyatakan bahwa, mereka yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan? Sama sekal tidak! Tidak demikianlah adanya, karena kita harus mempercayai dan menerimanya sebagaimana ia tertulis, sebab itu juga adalah firman Allah yang hidup. Dengan demikian, adalah satu kebenaran juga, bahwa mereka yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan, dan tidak ada yang lainnya.
Sangatlah jelas bahwa ini semua nampaknya sangat bertentangan, dan kami akui bahwa sesungguhnya ini adalah pertentangan yang tak berakhir, bila Pembenaran yang satu dan sama yang dimaksudkan oleh kedua ayat teks tersebut. Tetapi tidak! Itu adalah dua buah Pembenaran yang akan diterima pada dua saat yang berbeda dalam pengalaman hidup mereka semua yang mau berjalan disepanjang sungai Kehidupan dikerajaan Sorga. Bila ini dapat dimengerti, semua pertentangan akan sirna, dan akan bisa dibaca dan dipercayai ayat-ayat itu sebagaimana ia ada.
Sekali lagi, adalah sangat penting untuk menggaris bawahi perlunya kita memahami perbedaan yang ada antara dua hal yang berbeda tetapi sebutannya sama. Jadi, ada dua waktu kedatangan Kristus, tetapi betapa berbedanya satu dengan lainnya. Ada dua buah hukum, hukum moral dan hukum upacara, dan betapa berbedanya satu sama lainnya. Demikianlah ada juga dua buah Pembenaran, yang adalah sangat penting bagi kita untuk dapat mengidentifikasikannya, sama pentingnya dengan kebutuhan bangsa Yahudi untuk dapat mengindentifikasikan perbedaan antara kedatangan Kristus yang pertama dan yang kedua, atau bagi gereja-gereja didunia sekarang, untuk mengetahui perbedaan antara kedua buah hukum itu.
Bersambung ke Part 18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar