Selasa, 15 Desember 2009

PEMBENARAN OLEH IMAN - PART 10

Sekarang, kita akan mempelajari pekerjaan yang satunya lagi tentang Pembenaran, yang adalah pekerjaan Allah dalam menjadikan seseorang sesungguhnya seorang yang benar.


Ada satu perbedaan besar antara dosa masa lalu dan keadaan kita sekarang. Dosa-dosa masa lalu adalah sejarah dan tidak dapat diubahkan, keadaan kita sekarang adalah sebuah proses kehidupan, dan yang ini dapat diubahkan. Dan adalah sangat perlu untuk diubahkan, sebab Allah tidak akan pernah mengijinkan seorangpun untuk memasuki surga, bila mereka tidak memiliki kehidupan Kristus didalam hati dan kehidupannya. Saat Juru Selamat kembali kedunia, hanya mereka yang serupa dengan Dia, akan dapat bertemu denganNya dan dibawa kerumahNya yang abadi. “Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya” 1 Yoh. 3:2.


“Syarat hidup yang kekal sekarang ini adalah sama seperti apa yang telah berlangsung selama ini, sama seperti di taman Eden sebelum kejatuhan leluhur kita; yaitu penurutan yang sempurna kepada hukum Allah, kebenaran yang sempurna. Bila kehidupan kekal dianugerahkan dengan persyaratan yang lebih lunak dari pada ini, maka kebahagiaan segenap alam semesta akan ditempatkan dalam bahaya. Sebab ini akan membuka pintu kepada dosa dengan segala kejahatan dan penderitaannya untuk masa kekekalan.” Steps to Christ, 62.


Adalah suatu kesulitan besar bagi kita pada umumnya untuk memahami perbedaan antara apa yang Alkitab sebutkan sebagai Pemikiran daging, manusia lama, hati yang keras atau perkara yang lama dengan daging itu sendiri. Ada sebuah kecenderungan yang salah pada mereka yang mengira bahwa Pemikiran daging dan daging dimana pemikiran itu berada, adalah sesuatu yang sama. Karena daging ini tidak diubahkan kepada daging yang mulia dan sempurna dalam penghidupan sekarang ini, maka umumnya mereka menafsirkan bahwa Pemikiran daging juga akan tetap ada didalam kita sampai dengan saat kedatangan Kristus yang kedua kalinya kedunia ini.


Penyelidikan yang cermat dan pembuktian Alkitab akan menyatakan kepada mereka yang tekun mempelajari kebenaran Firman Allah, bahwa Pemikiran daging dan Daging itu sendiri adalah dua hal yang sangat berbeda. Yang tersurat di Roma 8:7 jelas menyatakan bahwa Pemikiran daging tidak takluk kepada hukum Allah dan hal itu memang tidak mungkin baginya. Tetapi Daging itu sendiri dapat dibawa untuk takluk kepada hukum Allah. Daging dapat didisiplinkan dan dikuasai untuk satu pelayanan kepada Allah. Sesungguhnya, salah satu rahasia hidup yang sukses adalah kedisiplinan daging. Kristus sendiri mendemonstrasikan hal ini sewaktu ia dicobai Iblis setelah berpuasa 40 hari, untuk mengubahkan batu menjadi roti. Kristus hampir mati kelaparan, tubuhnya (daging) menuntut untuk segera mendapatkan makanan. Tetapi Ia, melalui kuasa BapaNya yang ada didalam Dia, menolak keinginan daging ini, dan membawanya kepada satu penurutan yang patuh kepada hukum Allah.


Rasul Paulus menyampaikan sebuah ilustrasi tentang bagaimana mendisiplinkan tubuh (daging) untuk hidup Kristiani yang sukses. Ia menerangkan tentang satu pengendalian diri yang ekstrim yang dipraktekkan para peserta pertandingan olah raga pada zamannya. Ia memuji mereka akan pengendalian yang total atas tubuh mereka untuk menyesuaikannya dengan tuntutan pertandingan dalam merebut satu mahkota kemenangan. Dan kemudian ia menyatakan, bahwa seperti mereka, ia juga melatih tubuhnya dan menguasainya untuk mendapatkan mahkota kemenangan, tetapi mahkota yang dikejarnya bukanlah yang sementara tetapi yang abadi, yaitu hidup yang kekal.


“Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak” 1 Kor. 9:24-27.


Disini Paulus, orang yang sama yang menulis Roma 8:7, tentang Pemikiran daging yang tidak mungkin dapat dibawa untuk takluk kepada hukum Allah, menyatakan bahwa ia membawa tubuhnya kepada satu penguasaan dan control diri seperti yang dilakukan para peserta pertandingan untuk mendapatkan mahkota kemenangan.


Bersambung ke Part Eleven

Tidak ada komentar:

Posting Komentar