Minggu, 27 Desember 2009

HANYA ADA SATU GEREJA YG BENAR - PART 3

Matius 16:18 - Dan Akupun berkata kepadamu: “Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.”

1 Korintus 10:4 - ...... dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.

Jemaat Kristus didirikan dan dibangun diatas Kristus, batu karang yang teguh, yang tidak dikuasai maut. Bukan Petrus, yang mengkhianati Tuhannya 3 x, dan akan ditelan oleh alam maut oleh karena dosanya, andaikata dia tidak bertobat.
 Yesus sedang berbicara tentang diri-Nya sendiri, Petrus artinya batu karang, Ia maksudkan diriNya lah batu karang itu, bukan Petrus muridnya, walaupun ia sedang berbicara dengan Petrus, tetapi Gembala Sejati adalah Dia yang telah menyerahkan nyawanya untuk menyelamatkan domba-domba seisi dunia.


Lawannya adalah jemaat Iblis, yang didirikan dan dibangun diatas pasir, sebab mereka adalah jemaat yang tidak mau mendengar suaraNya dan melakukan perintahNya, dan bila banjir datang robohlah rumah itu dan amat besarlah kerusakannya.


Bila hanya ada satu kandang yang pintunya adalah Kristus diantara beribu-ribu kandang lainnya, dan bila hanya ada satu kawanan domba yaitu jemaat Allah dengan Kristus sebagai Gembalanya, bila hanya ada satu Batu karang yang diatas mana kandang itu didirikan, dan yang jemaatnya tidak dikuasai oleh maut sebab Batukarang itu adalah Kristus, maka marilah kita yang masih berada diluar kandang itu, yang masih berada dikandang-kandang yang lain, yang bukan Yesus gembalanya, keluar dari kandang itu dan mendengar suara Kristus untuk dituntunNya kekandangNya yang satu dan yang benar, untuk menjadi satu kawanan domba dengan satu gembala, yaitu Kristus Yesus.


Apakah ciri-ciri gereja yang benar menurut Injil Kristus?


Dalam Wahyu 12, gerejaNya yang benar didunia ini, digambarkan sebagai perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.





Seorang perempuan yang suci dan cantik adalah cara Allah untuk menggambarkan gerejaNYa (lihat Yeremia 6:2 – II Korintus 11:2). Pakaian perempuan itu menggambarkan jubah kebenaran Kristus. Yang artinya, jemaatNya didunia adalah orang-orang yang dibenarkan oleh iman mereka, karena percaya kepada Injilnya yang benar. Mahkota dengan 12 bintang melambangkan, para rasul murid Yesus dan bulan dikakinya melambangkan hukum-hukum upacara Yudaisme yang telah menemui kegenapannya disalib Kristus. Secara keseluruhan, perempuan ini menggambarkan “gereja yang mula-mula” dizaman para Rasul.


Lawannya adalah gereja sesat, yang digambarkan sebagai perempuan pelacur di Wahyu 17, yang duduk diatas binatang berkepala tujuh dan memiliki sepuluh tanduk. Binatang ini melambangkan kuasa kejahatan yang menguasai dunia seperti yang dinubuatkan Daniel 7:7-26 dan diberikan juga kepada Yohanes di Wahyu 13.



Perempuan pelacur itu duduk ditempat yang banyak airnya, yang melambangkan masyarakat dunia yang dikuasainya (Wahyu 17:15), artinya gereja sesat tersebut secara universal berkuasa atas banyak orang yang menjadi domba atau jemaatnya, yang percaya akan ajarannya, yang berkiblat pada ajaran “sang naga”, yang menyesatkan seluruh dunia.


Perempuan ini memegang cawan yang berisi penuh dengan anggur percabulan, yaitu doktrin-doktrinnya yang sesat, yang memabukkan raja-raja dan bangsa-bangsa, yang artinya gereja-gereja dunia dikuasai doktrin sesat ini sehingga tidak bisa lagi melihat kebenaran Injil Kristus.


Gereja Kristus versus gereja dunia, Injil Kristus versus injil palsu.


Bersambung ke Part 4

Kamis, 24 Desember 2009

HANYA ADA SATU GEREJA YG BENAR - PART 2

Jadi, pandangan bahwa “banyak jalan ke Roma”, atau semua gereja yang percaya kepada Kristus dan menerima Dia sebagai Juru Selamat manusia adalah gereja yang benar, sesungguhnya adalah pandangan yang tidak benar.


Semua gereja Kristen percaya kerpada Kristus dan mempunyai Alkitab serta injil yang sama, tetapi hanya satu gereja yang melaksanakan apa yang Tuhan firmankan, sebab mereka mendengar Gembala besar mereka dan melakukan perintahNya.


Apakah pekabaran ini mengejutkan hati saudara??


Bolehkah kita menutup mata terhadap pernyataan ini dan mengabaikannya? Bolehkah kita menganggap bahkan menerima bahwa semua gereja itu benar, karena semuanya mengajarkan Injil Kristus? Bolehkah kita menganggap dan menerima bahwa kita aman-aman saja berada di gereja manapun juga yang penting mengajarkan Injil Kristus sebagai pokok pokok iman?


Sayangnya tidak demikian saudaraku!!


Jelas sekali dari pernyataan Kristus, bahwa hanya ada satu gereja yang benar, gerejaNya, dimana Dia adalah Pintu dan Gembalanya. Hanya ada satu jemaat Kristus yang benar didunia, jemaat yang mendengar suaraNya, yaitu yang menuruti perintahNya.


Dengan demikian kebalikannya adalah jelas, bahwa apa yang diajarkan di kandang-kandang atau gereja-gereja yang lain, bukan suara Kristus, sebab Ia bukan gembala di kandang-kandang tersebut. Mereka mendengar suara yang lain, suara si Penipu besar, si Ular tua yang adalah gembala mereka, dan ajaranyalah yang menjadi pokok-pokok iman dan fondasinya, yang akan menuntun domba-domba atau jemaat kepada kesesatan dan kebinasaan.


Tetapi karena kecerdikannya, Iblis berusaha menyamarkan ajarannya sedemikian rupa, sehingga kalau mungkin menyesatkan orang pilihan juga (Mat. 24:24), artinya, doktrin atau kepercayaan digereja-gereja itu adalah sedemikian mirip dengan Injil Kristus dan Alkitab yang sama yang digunakan, tetapi ia mencampurkan kepalsuan dengan kebenaran. Dan sesuatu yang mirip bukanlah aslinya, kebenaran yang bercampur kesalahan bukanlah kebenaran sama sekali tetapi tetap penyesatan. Tepatlah kata firman ini: Amsal 14:12 Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.


Seperti kata rasul Paulus: Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Galatia 1:8.

Bersambung ke Part 3

 

HANYA ADA SATU GEREJA YG BENAR - PART 1

Menurut Injil Yesus Kristus, hanya ada satu gereja Allah yang benar didunia ini, yaitu gereja yang MELANDASKAN AJARANNYA kepada Injil Kristus yang asli. Didunia sekarang ini kita dapati puluhan bahkan mungkin ratusan gereja, aliran dan sekte agama dikalangan Kristen saja, yang mengakui keabsahan Alkitab dan Yesus Kristus sebagai Juru Selamat manusia. Tetapi betapa berbedanya ajaran atau doktrin mereka satu sama lainnya.

Kalau memang benar Injil Kristus mengatakan hanya ada satu gereja Kristus didunia ini yang benar, maka sebaiknya kita tahu apa ciri-ciri gereja ini, agar kita bisa membedakannya dari ratusan gereja lainnya. Inilah beberapa ayat Injil Kristus tentang hanya ada satu gerejaNya didunia ini yang benar.

Bila anda membaca Yohanes pasal 10 dengan teliti, akan anda dapati bahwa:

1. Ada satu kandang berisikan domba-domba (ayat 1 & 16).

2. Domba domba itu mendengarkan suara si Penjaga (ayat 3, 4)

3. Domba-domba itu mengenal Yesus seperti Yesus mengenal mereka (ayat 14).

4. Yesus mengatakan bahwa Dia adalah pintunya (ayat 7).

5. Yesus juga mengatakan bahwa Dia adalah gembalanya (ayat 11, 14 & 16).

6. Ada domba-domba lain di kandang-kandang yang lain yang harus dituntunNya keluar dari kandang-kandang itu bila mereka mendengarkan suaraNya, untuk bergabung dikandangNya menjadi satu kawanan domba dengan satu gembala (ayat 16).

Tidak memerlukan banyak pembuktian untuk dapat memahami perumpaan Kristus ini bahwa:

1. Kandang domba melambangkan gereja.

2. Domba melambangkan umat atau jemaat

3. Penjaga, Gembala dan Pintu adalah melambangkan Kristus

Pernyataan Yesus sangat jelas bahwa memang hanya ada satu gereja didunia yang adalah jemaatNya dan Ia sebagai gembalanya, dan jemaatNya akan mendengar suranya, yaitu, menuruti firmanNya. Tetapi perkara lain yang juga penting, yang harus kita garis bawahi adalah pernyataan Yesus diayat 16.

Apakah yang dapat kita pelajari dari ayat 16 ini?

Bahwa masih ada domba-domba lain milikNya yaitu mereka (perorangan atau individual) yang berada di kandang-kandang yang lain yaitu gereja-gereja lain yang bukan Kristus gembalaNya dan bukan InjilNya yang dipakai sebagai fondasi kebenaran dan pokok iman gereja itu, tetapi mreka akan mendengar suaraNya dan akan keluar dari kandang-kandang tersebut, yaitu keluar dari gereja-gereja itu untuk bergabung bersama domba-dombaNya sendiri yaitu jemaatNya, yang telah berada dikandangNya, untuk menjadi satu kawanan domba atau satu jemaat dengan Dia sebagai Gembalanya dan InjilNya yang kekal sebagai pokok iman dan landasan kebenaran.


Inilah yang terpenting dan membuktikan bahwa menurut Injil Kristus, memang benar, hanya ada satu kandang (gereja) yang Kristus adalah pintu dan Gembalanya untuk menuntun satu kawanan domba (jemaat) kepada keselamatan dan kehidupan. Gereja yang melandaskan ajaran dan pokok imannya kepada Injil Kristus yang sejati.


Bersambung ke Part 2.

Rabu, 23 Desember 2009

PEMBENARAN OLEH IMAN - LAST

Pada Pembenaran yang pertama yang terjadi pada awal kehidupan Kristiani, adalah pembebasan atau pelepasan orang percaya itu dari kuasa dosa, sehingga ia kini dimungkinkan untuk menjalani satu kehidupan yang benar dan kudus. Ia tidak langsung diangkat kesurga oleh sebab adanya dua alasan: yang pertama adalah bahwa adalah penting baginya untuk tetap hidup didunia ini untuk menyatakan kepada dunia bahwa inilah kehidupan yang diinginkannya. Dan yang kedua adalah, pekerjaan didalam dia yang mempersiapkan dia untuk layak hidup dikerajaan Allah belumlah selesai, sehingga ia masih membutuhkan waktu untuk pekerjaan ini membuahkan hasilnya.


Apabila setelah kelahiran baru atau pembenaran, ia hanyut lagi didalam dosa, maka ini adalah suatu pernyataan dari dia, bahwa dia lebih menyukai dosa dari pada kebenaran, dengan demikian memilih pelayanan kepada Setan dari pada pelayanan kepada Allah. Oleh karenanya, bila ia tiba pada hari Penghakiman dalam keadaannya yang masih dikuasai dosa, ia tidak akan mendapatkan Pembenaran, sebab pada hari itu, bukan mereka yang mendengan hukum Taurat yang akan dibenarkan, melainkan mereka yang melakukannyalah yang akan dibenarkan.


Yang pertama membenarkan orang berdosa, yang kedua membenarkan orang yang benar. Yang pertama tanpa perbuatan hukum Taurat (melakukan hukum Taurat), yang kedua untuk mereka yang melakukan hukum Taurat. Yang pertama datang pada awal kehidupan Kristiani kita, yang kedua datang pada akhir perjalanan hidup kita didunia ini. Yang pertama membebaskan kita dari dosa-dosa dunia ini, yang kedua membebaskan kita dari dunia ini (diangkat kesorga). Yang pertama melayakkan kita memasuki keluarga Allah digereja, yang kedua melayakkan kita memasuki keluarga Allah disorga.


Adalah mungkin untuk mendapatkan yang pertama tanpa yang kedua, tetapi hanya mereka yang mendapatkan keduanyalah yang akan memasuki kerajaan Allah.


Untuk generasi ini, yang hidup didalam saat akhir mendekati hari penghakiman Allah, betapa pentingnya untuk memahami tema yang besar ini tentang Pembenaran oleh Iman. Artikel yang pendek ini tidak dimaksudkan untuk mengaburkan tema ini, tetapi sebaliknya, untuk memberikan kepada semua pembaca satu realisasi akan pengertian yang tepat sehingga tak satupun yang akan mau menerima doktrin tentang pembenaran yang hanya menawarkan satu solusi saja untuk sebagian dari permasalahan, sehingga akibatnya, kita tetap belum dibenarkan, tetapi tertipu dengan mengira kita sudah dibenarkan. Betapa berbahayanya situasi bagi seseorang yang mempercayai bahwa ia sudah dibenarkan padahal sesungguhnya belum. Kepercayaannya yang ia sudah dibenarkan memberikannya suatu rasa keamanan yang palsu, sehingga akan menggagalkan dia dalam pencariannya akan mutiara kehidupan yang sangat berharga tersebut.


Demikianlah topik Pembenaran oleh Iman ini, kiranya membawa kita semua kepada suatu pengenalan yang lebih baik akan firman Allah dan kehendakNya.


END.


Akhirnya kami dapat juga menyelesaikan Topik - PEMBENARAN OLEH IMAN - yang cukup panjang ini, kiranya bisa menambah pengetahuan dan pengenalan anda akan kehendak Allah.


James

PEMBENARAN OLEH IMAN - PART 18

Cukuplah jelas pembenaran yang telah dinyatakan menurut Roma 3:28, yang terjadi pada awal kehidupan Kristiani kita. Tetapi kapankah pembenaran menurut Roma 2:13 datang dan apa perbedaan diantara keduanya?


Membaca dengan seksama konteks Roma 2:13 akan menunjukkan bahwa pembenaran yang dimaksudkan disini adalah pembenaran yang akan diterima pada hari Penghakiman, dimana setiap nama akan muncul dihadapan Allah. Penghakiman terakhir ini dinyatakan di ayat yang ke 5: “Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.”


Setelah mengemukakan Penghakiman, dari sini Paulus menekankan kepada fakta-fakta bahwa mereka yang tiba pada hari Penghakiman setelah menjalani satu masa kehidupan yang baik, akan mendapatkan hidup yang kekal, sementara mereka yang hidupnya didalam jalan pemberontakan dan kejahatan akan menemukan diri mereka diluar kota Allah. Inilah kebenaran Penghakiman Allah: ”Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya,” Pernyataan ini adalah jelas! Pada hari PenghakimanNya yang besar, apa yang telah diperbuat orang atau yang gagal dilakukannya, akan menjadi pokok penelitian pada saat itu. “yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani.” Roma 2:7-9. Bilakah ini semuanya akan terjadi? Pada hari Penghakiman!


“Sebab Allah tidak memandang bulu. Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat. Ayat 11, 12. Bilakah ini semuanya terjadi? Pada hari Penghakiman!


Ayat-ayat ini mengemukakan dengan sangat jelas, bahwa Penghakiman akan membagi umat manusia menjadi dua kelas yang berbeda. Yang satu adalah mereka yang menurut, dan yang lainnya adalah yang tidak menurut. Masing-masing akan memasuki hari Penghakiman dengan satu akhir; penghukuman yang membawa maut atau pembenaran yang kekal selamanya.


Pada Penghakiman ini: Mereka yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan! Dan tidak ada yang lainnya.


Bersambung ke Last Part

Selasa, 22 Desember 2009

PEMBENARAN OLEH IMAN - PART 17

Sekarang, ada mereka yang mengajarkan bahwa mereka telah diselamatkan, dan tidak perlu lagi melakukan hukum Allah. Ini adalah teology yang sesungguhnya sangat janggaL! Bila seseorang tidak melakukan hukum Allah, maka ia melanggarnya. Melanggar hukum Allah adalah dosa, sebagaimana ada tertulis: “Dosa adalah pelanggaran hukum Allah” 1 Yoh. 3:4. Bila seseorang diselamatkan dari dosa, maka ia diselamatkan untuk masuk kepada pembenaran. Dosa adalah pelanggaran hukum Allah, maka ia harus diselamatkan dari pelanggaran terhadap hukum Allah kepada penurutan akan hukum Allah. Pelanggaran hukum adalah ketidak taatan, maka ia harus diselamatkan dari ketidak taatan kepada penurutan. Tak ada seorangpun yang dapat berkata bahwa ia telah diselamatkan dari dosa sementara tetap berbuat dosa, tetap melanggar dan te tap tidak taat kepada hukum-hukum Allah.


Orang yang dibenarkan telah menjadi pohon yang baik dan akan berbuah buah yang baik, dimana standardnya adalah hukum Allah. Dengan demikian, perbuatan baik muncul dan terjadi sebagai konsekuensi yang alami dari adanya pembenaran, sehingga ia yang telah dibenarkan tanpa melakukan hukum Taurat, akan mendapatkan sekarang bahwa penurutan kepada hukum Allah menjadi jalan hidupnya.

Sebagaimana telah dinyatakan, maka kami dapat mempercayai Firman Allah sebagaimana pembacaannya, sebab telah terbukti, bahwa kecuali seseorang dibenarkan tanpa melakukan hukum Taurat, maka ia tidak akan pernah dapat dibenarkan sama sekali.


Apakah ini berarti bahwa kita tidak dapat membaca dan mempercayai apa yang tertulis di Roma 2:13, yang menyatakan bahwa, mereka yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan? Sama sekal tidak! Tidak demikianlah adanya, karena kita harus mempercayai dan menerimanya sebagaimana ia tertulis, sebab itu juga adalah firman Allah yang hidup. Dengan demikian, adalah satu kebenaran juga, bahwa mereka yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan, dan tidak ada yang lainnya.


Sangatlah jelas bahwa ini semua nampaknya sangat bertentangan, dan kami akui bahwa sesungguhnya ini adalah pertentangan yang tak berakhir, bila Pembenaran yang satu dan sama yang dimaksudkan oleh kedua ayat teks tersebut. Tetapi tidak! Itu adalah dua buah Pembenaran yang akan diterima pada dua saat yang berbeda dalam pengalaman hidup mereka semua yang mau berjalan disepanjang sungai Kehidupan dikerajaan Sorga. Bila ini dapat dimengerti, semua pertentangan akan sirna, dan akan bisa dibaca dan dipercayai ayat-ayat itu sebagaimana ia ada.


Sekali lagi, adalah sangat penting untuk menggaris bawahi perlunya kita memahami perbedaan yang ada antara dua hal yang berbeda tetapi sebutannya sama. Jadi, ada dua waktu kedatangan Kristus, tetapi betapa berbedanya satu dengan lainnya. Ada dua buah hukum, hukum moral dan hukum upacara, dan betapa berbedanya satu sama lainnya. Demikianlah ada juga dua buah Pembenaran, yang adalah sangat penting bagi kita untuk dapat mengidentifikasikannya, sama pentingnya dengan kebutuhan bangsa Yahudi untuk dapat mengindentifikasikan perbedaan antara kedatangan Kristus yang pertama dan yang kedua, atau bagi gereja-gereja didunia sekarang, untuk mengetahui perbedaan antara kedua buah hukum itu.


Bersambung ke Part 18

PEMBENARAN OLEH IMAN - PART 16

Disinilah orang ini, ia tiba pada satu kesadaran diri bahwa ia sangat berdosa dan sungguh-sungguh menyesalinya, tetapi ia belum dibenarkan. Penyesalan bukanlah pembenaran walaupun itu adalah satu factor yang diperlukan. Ia tiba pada pengertian akan problem ganda yang melilit dia dan janji Allah bahwa Ia akan menebus dosa-dosa masa lalunya dan mengubah hatinya, menjadikan dia kudus, dengan demikian ia dapat dibenarkan. Demikianlah ia berlutut dihadapan Allah dan dengan jujur dan rendah hati mengakui segala dosa-dosa dan kejahatannya dimasa lalu, dan dengan iman ia menerima kredit kebenaran Kristus yang ditempatkan dijalan hidupnya yang penuh dosa dan kejahatan.


Tetapi ia tidak berhenti disini. Menyadari bahwa sumber dari segala dosa dan keja- hatannya adalah keadaan dirinya yang berdosa, manusia lamanya, pemikiran daging yang adalah perseteruan terhadap Allah, ia melanjutkan pengakuan akan apa adanya dia dan memberikannya juga kepada Tuhan agar dapat digantikan, dan ia boleh menerima manusia baru yang dari Allah. Sewaktu imannya berpaut kepada janji-janji Allah, dan ia memenuhi syarat yang diperlukan, Allah mengambil manusia lamanya dan memberikannya hati yang baru.


Pada saat ini, saat semua kejadian ini berlangsung sementara orang itu masih berlutut, ia telah dibenarkan! Semuanya itu diterimanya sebagai pemberian yang cuma-cuma dari Allah. Tetapi pada saat ini, berapa banyakkah perbuatan baik yang seturut hukum Allah yang telah dilakukannya? Jawabannya adalah tidak ada sama sekali! Tetapi ia dibenarkan! Sesungguhnyalah, ia dibenarkan tanpa melakukan hukum Taurat, ia dibenarkan tanpa perbuatan hukum Taurat, yang didalam situasi ini, adalah satu-satunya jalan dengan mana ia dapat dibenarkan.


Itu haruslah kita terima sebagai pemberian yang cuma-cuma dari Allah, atau tidak sama sekali. Adalah Allah yang membenarkan orang berdosa, sehingga mereka bukan lagi orang berdosa melainkan orang benar. Sebagaimana Allah menyembuhakan orang sakit sehingga mereka bukan lagi orang yang sakit.


Demikianlah dapat kita percayai teks firman Allah sebagaimana ia tertulis. Kita dapat berkata bersama Paulus: ”Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.” Dan melanjutkannya dengannya, tak ada jalan lain baginya untuk mendapatkan pembenaran! Bila ia telah dibenarkan, ia juga telah dibebaskan dari dosa, sebab ia telah “ diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” – Efesus 2:10.


Pembenaran adalah kelepasan dari dosa. Itu bukanlah akhir perjalanan tetapi sebuah awal, dan akan sering terjadi, sewaktu ia tergelincir dan membutuhkan kembali pengampunan, pembenaran dan pembaruan Allah. Tetapi itu akan selalu berupa kelepasan atau pembebasan dari dosa.


Bersambung ke Part 17

Senin, 21 Desember 2009

PEMBENARAN OLEH IMAN - PART 15.

Tidak ada ilustrasi yang lebih baik untuk menggambarkan keadaan orang ini, seperti ilustrasi tentang semak duri didalam taman yang sangat indah. Tukang kebun datang ke semak duri ini dengan niat untuk mencabutnya dan menggantikannya dengan pohon buah yang baik. Ketika ia akan mencabut semak duri ini, ia berkata:”Hanyalah pohon yang baik buahnya yang pantas hidup ditaman ini.” Semak duri ini, yang demi tujuan ilustrasi ini diandaikan dapat berbicara, memohon dengan sangat kepada situkang kebun:”Tuan, aku tidak ingin mati. Aku tahu bahwa tanpa menghasilkan buah yang baik, aku tidak punya hak untuk tetap tinggal disini, tetapi dapatkan tuan memberikan aku waktu satu musim lagi untuk menghasilkan buah yang baik? Aku akan berusaha sekuat tenagaku untuk melakukan itu. Dan bila aku berhasil dalam membuahkan buah yang baik, tentulah tuan dapat membenarkan keberadaanku disini?” Tukang kebun itu menyetujui permohonan ini dan memberi kesempatan kepada semak duri itu semusim lagi untuk bisa menghasilkan buah yang baik.

Semusim berlalu, datanglah situkang kebun ketamannya dan tibalah ia kepada semak duri itu, apa yang dilihatnya? Semak duri itu belum membuahkan buah yang baik sekecil apapun. Ketika akan dicabutnya semak duri itu untuk menggantikannya dengan pohon yang berbuah baik, sekali lagi semak duri itu memohon dengan sangat:”Tuan yang baik, ampunilah aku, semusim yang lalu angin kencang dan kering, sehinggak aku tidak dapat memproduksi buah yang baik, berikanlah aku kesempatan semusim lagi, maka aku sungguh-sungguh akan berbuah yang baik.” Tukang kebun setuju dengan permohonan semak duri untuk memberinya waktu semusim lagi dan pergi meninggalkannya.

Berapa besarkah harapan semak duri itu untuk mendapatkan pembenaran atas kelangsungan hidupnya ditaman itu? Jawabannya adalah tidak sama sekali! Semak duri tidak akan pernah berbuah apel atau jeruk. Dengan berakhirnya musim yang diberikan kepadanya, ia sama sekali tidak dapat menghasilkan buah yang baik sekecil apapun, maka penghukuman kepada pemusnahannya telah dipastikan. Kecuali suatu jalan lain untuk mendapatkan pembenaran baginya bisa ditemukan.

Demikian juga, bila Allah menuntut seseorang menunjukkan perbuatannya yang serasi dengan hukum Allah untuk dapat dibenarkan, maka orang itu tidak berpengharapan sama sekali seperti semak duri itu. Bila ia harus dibenarkan, maka suatu jalan lain harus ditemukan, dimana ia dapat dibenarkan tanpa melakukan hukum Taurat, ia dapat dibenarkan tanpa perbuatan hukum Taurat. Dan Allah telah menyediakan jalan itu.

Pertama-tama, Allah akan mengkreditkan kebenaran Kristus kepada sipendosa sehingga ia dapat berdiri dihadapan Allah seakan-akan ia tidak pernah berbuat dosa sekalipun. Ini membereskan problem yang pertama, tetapi belum menyentuh problem yang kedua. Kemudian, pengampunan Allah sebagai kelimpahan kasih yang menebus memenuhi seluruh jiwa raganya dan membuang dari dalamnya “semak duri” manusia lamanya, dan menggantikannya dengan manusia baru. Ini membereskan problem yang kedua, dan sekarang orang ini telah dibenarkan.

Adalah perlu diperhatikan bahwa Allah tidak melakukan pekerjaan itu secara terpisah satu demi satu dalam waktu yang berbeda. Keduanya dilakukan bersamaan sekaligus. Allah tidak akan mengampuni bila disaat yang sama Ia tidak bisa mengubahkan orang itu.


Bersambung ke Part 16.

PEMBENARAN OLEH IMAN - PART 14

 
 
KEDUA BUAH PEMBENARAN.


Adalah jelas, bahwa didalam mempelajari dan memahami kebenaran Firman Allah, adalah sangat penting untuk bisa membuat perbedaan bila perbedaan itu memang ada. Untuk lebih menekankan pokok permasalahan ini sehubungan dengan tema Pembenaran oleh Iman, adalah baik sekali untuk membandingkan dua buah pernyataan tentang ini yang ditulis oleh rasul Paulus. Bila ini telah dilakukan, maka pada awalnya, akan tampak adanya pertentangan langsung antara keduanya.

Pernyataan pertama tertulis di Roma 2:13 - Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan.
Mari kita kesampingkan semua pengertian kita tentang pekerjaan pembenaran dan bacalah teks firman Allah tersebut sebagaimana ia adanya, untuk melihat apa yang dikatakannya. Bila anda telah puas membaca teks itu sebagaimana ia tertulis, maka jawablah pertanyaan ini: Menurut Firman Allah, apakah yang datang terlebih dahulu, melakukan hukum Taurat atau pembenaran? Jawabannya adalah cepat dan pasti, bahwa melakukan hukum itu yang datang terlebih dahulu! Inilah yang dikatakan ayat alkitab ini, dan sebab itu adalah Firman Allah yang hidup, maka apa yang dikatakan ayat ini adalah benar!


Pernyataan yang kedua terdapat di Roma 3:28 - Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.


Mari kita baca ayat itu sebagaimana ia adanya, dan kemudian jawablah pertanyaan ini: Menurut firman Allah ini, apa yang datang terlebih dahulu, Pembenaran atau melakukan hukum Taurat? Sebagaimana dengan sangat jelasnya pernyataan pertama menyampaikan bahwa melakukan hukum datang terlebih dahulu, maka ayat ini juga menyatakan dengan pasti bahwa pembenaranlah yang datang terlebih dahulu. Pernyataan ini bertentangan langsung dengan isi pernyataan yang pertama, tetapi, sekali lagi, sebab ini adalah Firman Allah yang hidup, maka harus diterima dan dipercayai sebagaimana yang terftulis.


Sekarang ini, kenyataan yang menyedihkan terdapat dilkalangan mereka yang mengatakan dirinya umat Kristen, yang percaya bahwa hukum Allah telah disalibkan atau dihapuskan. Mereka menjadikan Roma 3:28 sebagai salah satu teks andalan mereka. Sebaliknya ada juga mereka yang percaya kepada kekekalan hukum Allah dan menggunakan Roma 2:13 sebagai benteng mereka. Demikianlah, kedua grup ini akan berdebat mempertahankan pendapat masing-masing dengan menggunakan Alkitab. Tetapi sebagai umat Kristen sejati, kita harus mampu untuk menerima kedua teks tentang pembenaran ini, mempercayainya sebagaimana ia dibaca, tanpa adanya pertentangan diantara keduanya.


Marilah kita ambil Teks yang kedua terlebih dahulu, yang menyatakan bahwa kita dibenarkan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Tanpa mengesampingkan kebenaran dari Roma 2:13, maka sesungguhnya hal itulah yang terjadi, sebab sebelum seseorang dibenarkan, kondisinya adalah sbb:

1. Ia dipenuhi dengan beban mengerikan akan dosa-dosa masa lalunya, dan

2. Ia memiliki keadaan diri yang berdosa. Ia memiliki pemikiran daging yang adalah perseteruan terhadap Allah, dengan demikian ia adalah sebuah pohon kejahatan, yang hanya dapat berbuah kejahatan.


Ini adalah problem ganda yang yang hanya dapat diatasi atau dibereskan oleh pengampunan Allah yaitu PembenaranNya. Andaikata Allah menuntut perbuatan-perbuatan baik seturut hukum Allah dari orang ini agar ia dapat dibenarkan, maka orang ini tidak akan pernah mengalami pembenaran. Ia tidak akan pernah mempunyai harapan keselamatan, sebab didalam keadaannya sebagai pohon kejahatan, ia tidak akan pernah bisa berbuah kebaikan.


Bersambung ke Part 15.

Rabu, 16 Desember 2009

PEMBENARAN OLEH IMAN - PART 13

Pikirkan implikasi dari mempercayai salah satu dari pekerjaan pembenaran sebagai pekerjaan Pembenaran satu-satunya. Umumnya yang dipilih adalah pekerjaan memperhitungkan, yang menjadi favorit. Bila hanya ini yang diajarkan, dipercayai dan dimengerti, maka pendengar akan dibawa untuk mempercayai yang berikut ini: Untuk semua dosa masa lalunya, ia telah mendapatkan pengampunan, dan kini, ia berdiri dihadapan Allah seakan-akan ia tidak pernah berbuat dosa sama sekali. Karena ia melihat pekerjaan memperhitungkan sebagai solusi yang satu-satunya dan menyeluruh, maka ia memperluasnya sampai mencakup problem yang satunya lagi, sedemikian rupa, sehingga ia mempercayai bahwa keadaannya yang berdosa, juga ditutupi oleh kebenaran yang diperhitungkan ini. Jadi ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia akan tetap memiliki keadaan yang berdosa sampai Kristus datang diawan-awan dari sorga, dimana ia akhirnya akan menerima tubuh yang tak bercacat dan suci yang layak untuk masuk surga. Sementara itu, ia percaya bahwa Yesus berdiri ditempatnya, menggantikan dia, sehingga Bapa tidak melihat keadaannya yang berdosa, tetapi hanya kebenaran Kristus.


Orang ini akan tiba pada akhir penutupan pintu kasihan, dimana Yesus akan berdiri dan berkata: “Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!" Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.” Wahyu 22:11, 12.


Bagaimana orang ini dapat dinilai, yang mengira bahwa ia dapat membawa keadaannya yang tak diperbaharui dan dikuasai dosa sampai hari terakhir, sementara ia tergantung kepada Allah untuk memperhitungkan kebenaranNya kepada dirinya yang berdosa? Ia akan menemukan dirinya tidak layak! Ia akan mendapatkan dirinya tidak dibenarkan malahan dihukum, dan ini terjadi pada saat dimana segalanya sudah terlambat untuk melakukan apapun lagi untuk itu.


Penghukuman adalah problem ganda. Pembenaran jadinya adalah Solusi ganda. Masing-masing solusi harus diaplikasikan kepada kebutuhannya, sebab setiap solusi hanya bisa melakukan pekerjaan yang telah dirancang untuknya. Jadi, kecuali ini dimengerti dan kedua solusi diaplikasikan pada tempatnya, sehingga dosa-dosa masa lalu dibereskan dan keadaan orang itu kini diubahkan, maka penghukuman tetap bertahan dan maut atau kematian kekal adalah bagiannya.


Bersambung Part 14.

PEMBENARAN OLEH IMAN - PART 12

Yang lama telah berlalu!

Kalimat ini sebenarnya hanyalah mengulang pengertian yang sama yang diungkapkan didalam Yehezkiel, dimana dikatakan bahwa “hati yang keras telah dijauhkan atau dikeluarkan dari tubuh.” Sesuatu telah hilang, yang tadinya ada didalam daging, untuk memberikan tempat kepada ciptaan baru. Sesuatu itu adalah “pemikiran daging yang lama”, yang adalah perseteruan terhadap Allah, yang tidak takluk kepada hukum Allah sebab tidak mungkin baginya.


Janganlah seorangpun keliru tentang jangkauan dari pekerjaan penciptaan kembali ini. Telah ditegaskan “yang baru” telah datang, kehidupan spiritual orang itu telah diperbaharui sedemikian rupa sehingga seakan-akan ia tidak pernah berbuat dosa. Sayangnya, kehidupan spiritual ini harus berada didalam tubuh yang dikuasai dosa, dan harus dinyatakan melalui keterbatasan daging yang fana ini, yang masih dapat dicobai dan digoda oleh Iblis. Tetapi tetaplah itu suatu kehidupan Allah yang suci dan kudus dalam jiwa orang itu. Itu adalah suatu ciptaan baru, dan adalah suatu pengalaman yang sangat besar, mulia dan diberkati untuk memiliki hidup baru ini. Itu adalah pekerjaan menjadikan orang itu orang benar, yang adalah pekerjaan Pembenaran, sebagaimana adanya pekerjaan memperhitungkan.


Demikianlah pekerjaan Pembenaran itu. Ia memiliki pengertian yang lebih luas dari pada yang diperkirakan banyak orang bahwa “Pengampunan Allah bukanlah semata-mata sebuah judicial act yang dengan mana Ia membebaskan kita dari penghukuman. Itu bukanlah hanya pengampunan dosa semata, tetapi penyelamatan dari dosa. Itu adalah kelimpahan dari kasih penebusan yang mengubah hati. Daud memiliki pengetahuan yang benar akan konsep Pengampunan sewaktu ia berdoa:” Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Mazmur 51:10. Dan lagi ia berkata: “Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.” Mazmur 103:12. (Mount of Blessing 114).


Itu adalah pekerjaan yang dirancang dan dilakukan Allah sendiri, untuk sepenuhnya meniadakan penghukuman atas jiwa-jiwa yang datang kepadaNya memohon kelepasan. Oleh karena penghukuman itu ada dikarenakan adanya dua masalah yang masing-masing berbeda, maka penyelesaian atau solusi atas kedua permasalahan itu harus terdiri dari dua bagian juga. Demikianlah, kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada orang percaya itu membereskan semua kesalahan masa lalu, dan menciptakan kembali kehidupan Kristus didalam orang itu telah membereskan penghukuman yang ada sekarang


Semuanya ini adalah pekerjaan Pembenaran, tidak kurang sedikitpun juga! Apa saja yang kurang dari pada ini adalah tetap penghukuman adanya. Tetapi adalah kenyataan yang mengerikan bahwa begitu banyak ajaran sekarang ini yang mengklaim sebagai satu-satunya Pembenaran oleh Iman yang sejati dan benar, tetapi berbeda dengan apa yang disampaikan disini, hanya mengajarkan yang satu atau yang lainnya sebagai satu-satunya Pembenaran oleh Iman.


Peringatan akan adanya bahaya besar yang terdapat dalam pengajaran tentang salah satu pekerjaan ini sebagai pekerjaan Pembenaran oleh iman tak dapat dilukiskan dengan kata-kata, sebab adalah kesalahan yang sangat fatal untuk mempercayai bahwa bila engkau memiliki “kebenaran yang diperhitungkan”, atau engkau memiliki “hidup baru didalam engkau” tanpa memiliki keduanya, maka engkau telah dibenarkan.


Pengajaran besar tentang sejarah masa lalu telah membuktikan bahwa adalah tragis dan suatu kesalahan mengerikan untuk melihat hanya dari satu sisi kebenaran dan menolak yang lainnya. Banyak orang menghibur dirinya dan yakin bahwa mereka telah mengajarkan kebenaran dengan sebaik-baiknya, dan Allah akan memberkati mereka. Tetapi simak kasus bangsa Yahudi pada zamannya Kristus, mereka adalah pelajar Alkitab yang paling sungguh-sungguh, tetapi mereka memilih untuk menolak mempercayai pernyataan-pernyatan didalam Perjanjian Lama yang menyampaikan bahwa Kristus akan datang dalam kesederhanaan dan tanpa penonjolan diri untuk mati bagi umat manusia yang hilang.


Mereka begitu terbiasa dengan semua text yang menyatakan datangnya seorang pembebas yang maha hebat, yang akan menyapu habis semua musuh mereka dari hadapan mereka dan sekali lagi akan menjadikan mereka pemimpin bangsa didunia. Mereka tahu akan adanya teks-teks mengenai cara kedatangan yang lain, tetapi mereka sama sekali menolaknya. Mereka memegang teks-teks tentang kedatangan Kristus yang kedua sebagai yang pertama. Dan sewaktu Juru Selamat tidak datang seperti harapan mereka, mereka menolakNya, dan Alkitab atau kesalahan mereka menjadi penghakiman mereka atas perbuatan mereka.


Hasilnya, adalah setiap orang yang melakukan kesalahan itu, kehilangan hidup yang kekal. Untuk menghayati sepenuhnya akan peringatan sebagai dampak kesalahan mereka, perlu diingat bahwa mereka adalah masyarakat yang memiliki Firman Allah; mereka bangsa yang terpilih; mereka memiliki keyakinan dalam hati mereka bahwa mereka adalah penunjuk dan pengajar kebenaran yang sejati, sebab mereka adalah pelajar firman Allah yang tekun dan giat, tetapi tetap juga mereka melakukan kesalahan.


Bila mereka dapat melakukannya didalam perkara itu, mereka juga dapat melakukannya didalam perkara yang lainnya. Demikian juga didalam pengajaran akan Pembenaran oleh Iman, yang dapat disaksikan saat ini, sungguh menyedihkan tetapi banyak yang melakukannya.


Bersambung ke Part 13.

PEMBENARAN OLEH IMAN - PART 11

Jadi, jelas bahwa Alkitab yang berkata tentang Pemikiran daging yang tidak mungkin dapat ditaklukkan kepada satu penurutan akan hukum Allah, juga berbicara tentang Daging yang dapat dan harus dibawa kepada pengendalian dan penurutan akan hukum Allah. Dari pernyataan-pernyataan ini dapat diambil satu kesimpulan, bahwa Pemikiran daging dan Daging itu adalah dua hal yang berbeda, dan memang demikianlah adanya.

Meneiliti Roma 7 akan kita dapati penjelasan lebih lanjut akan hal ini. Disini Paulus berkata tentang “Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah” Roma 7:22. Ini adalah satu pernyataan tentang batin atau pemikiran yang telah diubahkan untuk dapat menghargai akan kebenaran firman Allah yang besar dan mulia. Ini bukanlah referensi tentang daging maupun Pemikiran daging. Demikianlah, bila hidupnya serasi dengan keinginan pemikiran ini, maka ia pasti seorang yang sangat berbahagia pada saat pernyataan itu dibuat, tetapi tidaklah demikian halnya, oleh sebab adanya satu perkara yang mengerikan, bahwa didalam dia ada satu kuasa atau kekuatan yang mengendalikan dia untuk selalu berbuat berlawanan dengan keinginannya. “tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku” Roma 7:23.

Paulus menyatakan bahwa hukum dosa adalah sesuatu yang ada didalam angota tubuhnya. Ia sama sekali tidak berkata bahwa itu adalah dagingnya, tetapi lebih kepada sesuatu yang ada didalam tubuhnya (daging). Didalam membuat perbedaan ini, ia hanyalah menyimpulkan dari apa yang tertulis di Yehezkiel 36:26 “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.” Allah tidak berkata bahwa ia akan mengambil daging itu, tetapi lebih kepada mengambil atau menjauhkan sesuatu yang ada didalam daging itu. Sesuatu itu disini disebutkan “hati yang keras”. Sebagai gantinya ia akan menaruh hati yang baru, hati yang taat, yang adalah ciptaan baru, yang menjadikan orang itu sesungguhnya orang benar.

Bila masih ada keraguan bahwa ada perbedaan antara “manusia yang lama” dan daging, dapat ditiadakan dengan mempelajari 2 Kor. 5:17 “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”

Ada tiga pernyataan kebenaran disini, yang bila dipercaya tepat seperti apa yang tersurat, akan meniadakan semua keraguan bahwa Pemikiran daging dan Daging adalah dua hal yang berbeda. Pernyataan itu adalah:

1. Ia adalah ciptaan baru.

2. Yang lama sudah berlalu.

3. Yang baru sudah datang.


Yang pertama menyatakan bahwa ia adalah manusia baru, atau terjemahan lainnya berbunyi ciptaan baru. Hanya ada Satu Pencipta, yaitu Allah melalui Yesus Kristus. Apapun yang datang dari tangan penciptaan Allah adalah lengkap dan sempurna. Ia menciptakan apa yang tadinya tidak ada. Penciptaan bukanlah modifikasi atau mengubah apa yang telah ada. Pernyataan ini adalah benar, dan kebenaran ini akan menyatakan kesalahan mereka yang mengira bahwa pekerjaan penciptaan kembali hanyalah sekadar mengarahkan pemikiran dan perilaku kepada sesuatu yang baru, suatu penurutan dimana tadinya yang ada hanyalah perseteruan. Mengarahkan kembali atau mengubah bukanlah menciptakan. Ada perbedaan yang tegas diantara kata-kata itu, dan pekerjaan yang berbeda untuk masing-masing kasus.


Oleh karena itu haruslah ditegaskan bahwa sesuatu yang sama sekali baru telah diadakan oleh perintah Allah, dan demikianlah adanya. Tetapi yang pasti bukanlah daging. Itu tetap sama sebagai mana ia adanya, kecuali bahwa sekarang ada suatu kekuatan atau kuasa untuk menyangkal dan menolak nafsu dan keinginannya serta mengendalikannya untuk selalu tunduk kepada hukum Allah. Ada banyak orang Kristen yang lahir baru sekarang ini setiap hari dan banyak orang Kristen yang lahir baru setiap saat dan masa-masa yang telah lalu, tetapi adakah diantara merteka yang memiliki tubuh baru, darah dan daging yang suci tanpa dosa? Tak ada satupun! Andaikata ada, maka orang itu akan diangkat kesurga tanpa melalui kematian. Adalah benar, sebagai contoh, bahwa nabi Elia telah diangkat kesurga, tetapi itu bukan suatu pembuktian bahwa ia mempunyai daging yang sempurna tak berdosa dalam kehidupannya, sebab ada kesaksian “bahwa ia adalah manusia biasa sama seperti kita” Yakobus 5:17.


Penciptaan baru tidak menyentuh daging kali ini. Itu harus menanti Kristus datang kembali pada akhir zaman. Saat ini adalah saat penciptaan kembali kehidupan Allah didalam jiwa yang tadinya yang ada hanyalah kejahatan semata. Ada ciptaan baru, utuh, kudus dan sempurna sebagaimana hanyalah Allah yang bisa menciptakannya.


Bersambung ke Part Twelve

Selasa, 15 Desember 2009

PEMBENARAN OLEH IMAN - PART 10

Sekarang, kita akan mempelajari pekerjaan yang satunya lagi tentang Pembenaran, yang adalah pekerjaan Allah dalam menjadikan seseorang sesungguhnya seorang yang benar.


Ada satu perbedaan besar antara dosa masa lalu dan keadaan kita sekarang. Dosa-dosa masa lalu adalah sejarah dan tidak dapat diubahkan, keadaan kita sekarang adalah sebuah proses kehidupan, dan yang ini dapat diubahkan. Dan adalah sangat perlu untuk diubahkan, sebab Allah tidak akan pernah mengijinkan seorangpun untuk memasuki surga, bila mereka tidak memiliki kehidupan Kristus didalam hati dan kehidupannya. Saat Juru Selamat kembali kedunia, hanya mereka yang serupa dengan Dia, akan dapat bertemu denganNya dan dibawa kerumahNya yang abadi. “Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya” 1 Yoh. 3:2.


“Syarat hidup yang kekal sekarang ini adalah sama seperti apa yang telah berlangsung selama ini, sama seperti di taman Eden sebelum kejatuhan leluhur kita; yaitu penurutan yang sempurna kepada hukum Allah, kebenaran yang sempurna. Bila kehidupan kekal dianugerahkan dengan persyaratan yang lebih lunak dari pada ini, maka kebahagiaan segenap alam semesta akan ditempatkan dalam bahaya. Sebab ini akan membuka pintu kepada dosa dengan segala kejahatan dan penderitaannya untuk masa kekekalan.” Steps to Christ, 62.


Adalah suatu kesulitan besar bagi kita pada umumnya untuk memahami perbedaan antara apa yang Alkitab sebutkan sebagai Pemikiran daging, manusia lama, hati yang keras atau perkara yang lama dengan daging itu sendiri. Ada sebuah kecenderungan yang salah pada mereka yang mengira bahwa Pemikiran daging dan daging dimana pemikiran itu berada, adalah sesuatu yang sama. Karena daging ini tidak diubahkan kepada daging yang mulia dan sempurna dalam penghidupan sekarang ini, maka umumnya mereka menafsirkan bahwa Pemikiran daging juga akan tetap ada didalam kita sampai dengan saat kedatangan Kristus yang kedua kalinya kedunia ini.


Penyelidikan yang cermat dan pembuktian Alkitab akan menyatakan kepada mereka yang tekun mempelajari kebenaran Firman Allah, bahwa Pemikiran daging dan Daging itu sendiri adalah dua hal yang sangat berbeda. Yang tersurat di Roma 8:7 jelas menyatakan bahwa Pemikiran daging tidak takluk kepada hukum Allah dan hal itu memang tidak mungkin baginya. Tetapi Daging itu sendiri dapat dibawa untuk takluk kepada hukum Allah. Daging dapat didisiplinkan dan dikuasai untuk satu pelayanan kepada Allah. Sesungguhnya, salah satu rahasia hidup yang sukses adalah kedisiplinan daging. Kristus sendiri mendemonstrasikan hal ini sewaktu ia dicobai Iblis setelah berpuasa 40 hari, untuk mengubahkan batu menjadi roti. Kristus hampir mati kelaparan, tubuhnya (daging) menuntut untuk segera mendapatkan makanan. Tetapi Ia, melalui kuasa BapaNya yang ada didalam Dia, menolak keinginan daging ini, dan membawanya kepada satu penurutan yang patuh kepada hukum Allah.


Rasul Paulus menyampaikan sebuah ilustrasi tentang bagaimana mendisiplinkan tubuh (daging) untuk hidup Kristiani yang sukses. Ia menerangkan tentang satu pengendalian diri yang ekstrim yang dipraktekkan para peserta pertandingan olah raga pada zamannya. Ia memuji mereka akan pengendalian yang total atas tubuh mereka untuk menyesuaikannya dengan tuntutan pertandingan dalam merebut satu mahkota kemenangan. Dan kemudian ia menyatakan, bahwa seperti mereka, ia juga melatih tubuhnya dan menguasainya untuk mendapatkan mahkota kemenangan, tetapi mahkota yang dikejarnya bukanlah yang sementara tetapi yang abadi, yaitu hidup yang kekal.


“Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak” 1 Kor. 9:24-27.


Disini Paulus, orang yang sama yang menulis Roma 8:7, tentang Pemikiran daging yang tidak mungkin dapat dibawa untuk takluk kepada hukum Allah, menyatakan bahwa ia membawa tubuhnya kepada satu penguasaan dan control diri seperti yang dilakukan para peserta pertandingan untuk mendapatkan mahkota kemenangan.


Bersambung ke Part Eleven

PEMBENARAN OLEH IMAN - PART 9


Yesus menjalani suatu kehidupan yang sempurna tak bercacat didunia, dengan mana Ia menyatakan segenap kebenaran yang hukum Allah tuntut, sebab hidupNya memenuhi tuntutan tertinggi dari hukum itu. Kebenaran inilah yang ditawarkanNya kepada kita sebagai ganti segala kesalahan kita dimasa lalu. Dengan iman,  orang berdosa itu menerima pemberian yang luar biasa ini; penghukuman masa lalunya seutuhnya ditransfer kepada Kristus, dan kebenaran Kristus sepenuhnya ditransfer kepadanya, sehingga ia berdiri dihadapan Allah seakan-akan ia sama sekali tidak pernah berbuat dosa. Betapa sebuah Pembenaran yang luar biasa dan indah.
  
Tak ada seorangpun diantara kita yang tak dapat melihat kesalahan masa lalunya. Sebagian melakukan dosa-dosa yang lebih besar dan jahat dari pada orang lain., tetapi, kecil ataupun besar dosa itu, itu tetaplah sebuah memori yang memalukan yang kita sesali. Ada dosa-dosa yang sangat rahasia dan tersembunyi, ada dosa-dosa yang dilakukan terang-terangan, semuanya meninggalkan noda dan luka dalam jalan kehidupan, dimana orang yang bertobat berharap tidak pernah melakukannya. Kita berharap dapat melihat kebelakang kepada suatu kehidupan yang tak bernoda dan tak bercacat oleh dosa yang paling kecil sekalipun. Ini tidak mungkin! Tetapi kita bisa, melalui Pembenaran Allah, berdiri dihadapanNya, dalam pandanganNya, seakan-akan kita tidak pernah berbuat dosa sekecil apapun juga. Betapa sebuah pembebasan yang luar biasa dari kejahatan masa lalu. Betapa total, lengkap dan penuhnya Pembenaran ini! Apa lagi yang dapat dilakukan Allah, Bapa Semawi, bagi kita terkait dengan kejahatan dan kesalahan masa lalu kita? Tak ada lagi yang dapat dilakukanNya!

Sewaktu jiwa dapat memahami akan keajaiban dan kemuliaan dari perkara ini, sewaktu ia menyadari bahwa semua penghukman masa lalu telah lenyap; sewaktu ia mengetahui yang ia berdiri dihadapan Allah seakan-akan ia tidak pernah berbuat dosa, maka betapa kebahagian yang kudus dan pujian datang dari hatinya yang paling dalam. Dengan penuh kerendahan ia akan berpaut kepada kasih Allah yang melampaui semua pengetahuan. Ia akan bersyukur dan berterima kasih kepada Allah, untuk pemberian yang senyap ini, yang diterimanya tanpa biaya dan tanpa harga dan tanpa perbuatan seturut hukum Tuhan. Ia tidak mengusahakannya karena memang tak bisa! Ia tidak membelinya karena ia tidak mempunyai  kemampuan untuk membayarnya. Itu adalah miliknya, sebagai sebuah pemberian cuma-cuma.

Paulus mengetahuinya sebagai bagian dari pengalaman pribadinya, dan ia menyadari bahwa Daudpun mengetahui dan mengalaminya juga. Untuk inilah kutipan Paulus ditujukan saat ia mengemukakan kesaksian Daud: "Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya: Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya; berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya." Roma 4:6-8.
Demikianlah, masa lalu telah dibereskan dan semua penghukuman telah ditiadakan sama sekali seperti seakan-akan tidak pernah ada penghukuman sebelumnya. Tetapi ini tidak membereskan masalah lainnya yang juga menjadi sumber penghukuman, yaitu keberadaan kuasa kejahatan didalam diri orang itu. Kecuali hal ini juga dibereskan dengan satu-satunya cara yang khusus baginya, maka orang itu masih belum dibenarkan juga.

Barangkali, ilustrasi berikut dapat lebih menjelaskan pokok perkara ini. Seseorang yang merampok dan membunuh korbannya berhasil meloloskan diri dari pengejaran polisi. Demikianlah orang itu berada dibawah dakwaan dua jenis kejahatan: Merampok dan membunuh. Bila hukum Allah yang diberlakukan, maka orang itu sudah pasti akan mendapat dua macam penghukuman, yang keduanya adalah kematian kekal. Kini, andaikata orang itu tertangkap dan dihadapkan kepada Pengadilan dengan dakwaan ganda tersebut, tetapi dibela oleh seorang pengacara yang handal, yang akhirnya dapat membuktikan bahwa bukan ia yang membunuh korban perampokan, maka walaupun ia bisa bernapas lega atas bebasnya ia dari dakwaan pembunuhan, tetapi ia sama sekali belum bebas dari dakwaan perampokan. Kecuali ia juga bisa dibebaskan dari hukuman bila dakwaan perampokan tidak terbukti, maka sesungguhnya orang itu belum bebas sama sekali dari penghukuman.

Demikianlah juga adanya, adalah perlu bagi orang berdosa yang bersalah itu untuk dibebaskan dari dua jenis penghukuman itu, yaitu untuk apa yang telah diperbuatnya dan untuk keadaan dirinya, atau ia pasti akan mati juga, seakan-akan ia tidak pernah mendapatkan pembebasan apapun juga. Sesungguhnya, Allah tidak akan pernah membebaskan dia hanya dari satu masalah saja tanpa membebaskan dia dari yang satunya lagi.


Bersambung ke Part Ten

Jumat, 11 Desember 2009

PEMBENARAN OLEH IMAN - PART 8

DUA MASALAH – DUA SOLUSI


Demikianlah, setiap orang yang belum dibenarkan memiliki dua hal, penghukuman atas perbuatannya dan penghukuman atas keadaan dirinya. Penghukuman untuk kedua perkara ini adalah kematian yang kekal. Oleh karena itu, kecuali Pembenaran yang ditawarkan adalah sedemikian rupa adanya sehingga mampu membebaskan dia dari kedua penghukuman itu, maka pada hakekatnya ia pasti mati juga, sebagaimana ia sama sekali belum mendapatkan Pembenaran apapun juga. Dengan kata lain, bila ia dibebaskan dari penghukuman atas perbuatannya tanpa dibebaskan dari penghukuman atas keadaan dirinya, maka ia tetap pasti mati juga. Ia masih seorang yang belum dibenarkan. Demikian juga sebaliknya, seandainya ia dibebaskan dari penghukuman oleh karena keadaan dirinya, tetapi tanpa membebaskan dia dari penghukuman yang disebabkan oleh perbuatannya, maka ia tetap akan mati sebagai orang berdosa yang belum dibenarkan. Haruslah kedua-duanya!


Oleh karena itu, siapapun yang mengajarkan sebuah doktrin tentang Pembenaran yang tidak memasukkan keduanya sampai pada satu tahap yang sungguh sungguh bisa menjadi satu kesaksian yang hidup bagi orang percaya, maka sesungguhnya ia tidaklah mengajarkan kebenaran melainkan kepalsuan yang menyesatkan. Kebenaran yang hanya sebagian sama sekali bukanlah kebenaran. Itu adalah dusta!


Melalui penulisan ini, telah disampaikan dengan jelas bahwa Pembenaran bukanlah sebuah pekerjaan melainkan dua buah pekerjaan, yang masing-masing berbeda satu sama lainnya. Kini adalah waktunya untuk mengetahui mengapa pekerjaan pada setiap kasus harus berbeda, dan mengapa salah satu dari pekerjaan itu tidak dapat menyelesaikan kedua masalah itu sekaligus tetapi hanya khusus untuk masalahnya sendiri.


Marilah kita berikan perhatian kepada pekerjaan "memperhitungkan" dimana seseorang bisa berdiri dihadapan Allah seakan atau sepertinya ia tidak pernah berbuat dosa, seakan-akan ia orang benar yang sejati. Masalah yang dibereskan oleh pekerjaan Pembenaran ini adalah tentang dosa-dosa masa lalu. Selama-lamanya, tak satupun yang dapat mengubahkan fakta bahwa sampai dengan saat Pembenaran, orang itu hidup dalam dosa dan melakukan banyak dosa-dosa. Ini adalah catatan sejarah masa lalu dan tak satupun yang dapat dilakukan atasnya. Apa yang sudah dilakukan,telah dilakukan! Kalimat yang telah diucapkan tak dapat ditarik kembali. Perbuatan yang telah dilakukan tak dapat dibatalkan. Kita boleh saja merasa sangat menyesal atas apa yang telah kita lakukan dan sungguh-sungguh berharap bahwa hal itu tidak pernah terjadi, tetapi yang lalu sama sekali tak dapat diubahkan. Kita tidak akan pernah dapat berdiri dihadapan Allah atau siapapun juga, seakan-akan kita tidak pernah berbuat dosa, sebab sesungguhnya kita telah melakukan banyak kedosaan, dan satu penghukuman yang mengerikan menantikan kita.


Dalam catatan surga yang tak bisa salah, nyata keadaan sipendosa, terhukum untuk mati kekal. Bila ia mesti diselamatkan, maka sesuatu harus dilakukan atas catatan itu, sebab ia tak akan mungkin lolos dari penghakiman dengan adanya catatan dosa-dosanya itu. Apakah yang harus dilakukan? Dapatkah ia kembali kemasa ia dilahirkan untuk memulai hidup yang baru lagi, kali ini hidup dengan sempurna tanpa catatan dosa yang akan menghakimi dia? Kita akan menyadari bahwa ini bukanlah solusinya, dengan lebih dari satu alasan. Alasan pertama, adalah secara fisik tak mungkin waktu akan dimundurkan untuk seseorang menjalani hidup baru yang berbeda. Alasan yang kedua, andaikata itu dapat dilakukan, maka akan ia temukan, bahwa kembali ia tidak dapat hidup sempurna tanpa dosa.


Dapatkah seluruh masa lalu dilupakan begitu saja dan tidak diingat? Untuk bisa melakukan ini maka Allah harus dapat menerima dosa sebagai bagian dari kerajaanNya yang kekal. Itu akan membawa penderitaan dan ketidak bahagiaan, Ini perkara yang Allah tidak akan mungkin lakukan dan kitapun tidak ingin Ia melakukannya. Ini bukanlah solusi yang benar.


Dapatkah ia menebus dosanya sendiri? Rasul paulus menulis dalam kitab Galatia, mengajarkan dengan sangat jelas dan tegas, bahwa seseorang tidak akan mungkin dapat diselamatkan oleh perbuatannya. Manusia tidak akan mungkin dapat menebus dosanya, sebab hidupnya tidak dapat disebandingkan dengan kebesaran Hukum Allah, oleh karenanya tidak akan dapat membayar hutangnya kepada hukum. Hanya ada satu kehidupan yang setara dengan Hukum itu, dan itu adalah kehidupan Allah sendiri yang telah menyerahkan diriNya melalui Yesus Kristus untuk penebusan dosa kita. Hanya Dialah yang dapat membayar hutang itu, dan Ia telah membayarnya.


"Satu-satunya jalan didalam mana ia bisa mendapatkan kebenaran hanyalah melalui iman. Dengan iman ia dapat membawa kepada Allah, jasa-jasa kristus, dan Allah akan menempatkan penurutan AnakNya pada diri sipendosa. Kebenaran Kristus akan diterima ditempat kegagalan manusia, dan Allah, menerima, mengampuni, membenarkan, siorang percaya yang bertobat, memperlakukannya seakan-akan ia orang benar, dan mengasihi -nya seperti Ia mengasihi AnakNya" (Selected Message 1:367).


Ini khusus pekerjaan memperhitungkan, tetapi itu membereskan penghukuman dari semua kejahatan masa lalu dengan satu-satunya cara yang dapat dilakukan. Masa lalu tidak dapat diubah! Allah mengetahui itu, oleh karenanya tidaklah berusaha untuk mengubah kan masa lalu yang jahat itu. Tetapi Ia menyiapkan sebuah jalan untuk mana seorang berdosa dapat dibenarkan tanpa mengubah masa lalunya.


Bersambung ke Part Nine.

PEMBENARAN OLEH IMAN - PART 7

Perbedaan yang penting antara hakim dunia dan Hakim Surgawi adalah bahwa bila yang didunia kepentingannya hanyalah atas apa yang telah atau tidak diperbuat sitersangka, maka pengadilan surgawi mempunyai kepentingan yang lebih luas, bahkan yang ada didalam dia. Demikianlah, seseorang bisa saja sangat membenci tetangganya yang mati terbunuh dan sesungguhnya iapun ingin membunuhnya, tetapi ia akan dibenarkan disuatu pengadilan, bila ia tidak terbukti melakukan pembunuhan itu. Tetapi tidak demikian adanya dipengadilan surgawi. Bila kebencian dan keinginan membunuh itu ada didalam hatinya terhadap tetangganya itu, walaupun ia tidak membunuhnya, ia tetap berada dibawah penghukuman maut yang kekal. Sementara bila dipengadilan dunia, ia mendapat pembenaran (tidak bersalah) dan tidak dihukum, dipengadilan surga ia orang bersalah dan terhukum.

Perbedaan ini harus diperhatikan benar, sebab adalah sangat berbahaya dan menyesatkan bila menganggap cara pikir Allah dan kita adalah sama. Sama sekali tidak, keduanya sangat berbeda! Allah, yang mengetahui bahwa manusia akan cenderung memahami bahwa cara pikir Allah dan rancanganNya adalah sama dengan cara pikir manusia dan rancangannya, memberi peringatan sbb: "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." Yesaya 55:8, 9. Demikianlah, bila kita memikirkan rancangan dan cara pikir Allah sama seperti cara manusia, maka kita tahu bahwa kita telah melakukan kesalahan.

Yesus Kristus dengan sangat jelas menyampaikan bahwa hukum Allah telah menghukum seorang manusia sebelum ia melakukan perbuatannya. "Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya." Matius 5:27, 28.

Disini, Guru Besar itu menyampaikan kepada kita, bahwa bila kita mengira bahwa orang yang berbuat kejahatan adalah dia yang berada dibawah penghukuman, maka sesungguhnya kita memiliki pandangan yang sempit dan terbatas akan kebesaran hukum Allah yang kudus. Bagi Allah, penghukuman dimulai bukan saat perbuatan itu dilakukan, tetapi keadaan hati itu sendiri. Saat keinginan itu muncul disana, saat itu ia telah berada dibawah penghukuman dan segera membutuhkan Pembenaran Allah, lepas dari akhirnya ia melakukan juga atau tidak perbuatan itu.

Adalah rasul Yohanes yang menuliskan: Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya - 1 Yoh. 3:15. Jadi, rasul itu mengerti tentang penghukuman Allah, yang berlaku sebelum perbuatan itu dilakukan selama keinginan itu telah ada.

Hal itu juga tampak dari pernyataan ini: "Paulus khususnya memahami tuntutan yang dalam dari hukum Allah yang kudus. Ia menunjukkan bagaimana hukum itu menjangkau bagian terdalam dari moralitas manusia dan menyemburatkan secercah sinar terang pada bagian yang paling tersembunyi dari pandangan manusia. Apa yang tangan boleh lakukan, lidah boleh katakan, apa yang kehidupan itu boleh perlihatkan, tidak dapat menunjukkan dengan sempurna moral karakter seseorang. Hukum Allah menyelidiki pemikirannya, motivasinya, dan tujuannya. Nafsu-nafsu yang gelap dan rendah yang tersembunyi dari pandangan manusia, kecemburuan, kebencian, hawa nafsu dan ambisi, keinginan-keinginan jahat yang dirancang didalam jiwa yang gelap, yang tidak pernah sempat dilakukan karena tidak ada kesempatan, semuanya dihakimi oleh hukum Allah." (The Acts of the Apostles, 424)

Tak ada kata-kata yang lebih jelas yang mengungkakan jangkauan penghukuman dari hukum Allah. Ia menghukum manusia, bukan saja atas apa yang telah diperbuatnya, tetapi juga atas keadaan dirinya sendiri. Kecuali bila kebenaran ini sungguh-sungguh dimengerti dan dipegang sebagai suatu keyakinan pribadi, maka pokok yang indah ini tentang Pembenaran oleh Iman tak akan dapat dipahami, demikian juga, berkat-berkatnya tidak akan dapat dinikmati.

Bersambung ke Part Eight

PEMBENARAN OLEH IMAN - PART 6

Pertama-tama, marilah memberi perhatian kepada semua dosa masa lalu kita. Penghukuman apa yang sedang menggantung diatas kepala seseorang pendosa yang belum bertobat sebagai akibat segala perbuatannya yang jahat dimasa lalu? Jawaban atas pertanyaan ini adalah tidak lain "maut" sebagai upah dosa. Sesungguhnya, bila hanya sebuah dosa yang dilakukan, maka maut jugalah upah dosa itu. Tetapi tidak ada seorang manusiapun yang pernah hidup, bersalah oleh sebuah perbuatan dosa saja. Kita semua telah melakukan banyak dosa, dan hukuman atas setiap dosa itu adalah maut atau kematian yang kekal.

Ini adalah sebuah kebenaran yang dimengerti dan diterima secara universal dan tidak perlu dibahas lebih lanjut. Semua orang memahami bahwa:"Upah dosa adalah maut" Roma 6:23. Tetapi apa yang tidak begitu dipahami dunia Kristen sekarang ini umumnya, dimana penekanan melulu kepada perbuatan kita saja, adalah bahwa kita juga berada dibawah penghukuman oleh karena keadaan kita, yang hukuman atau upahnya adalah juga maut. Ini berarti, setiap ada seorang bayi dilahirkan, sebelum dia melakukan sebuah kejahatan apapun, ia sudah berada dibawah penghukuman kematian, bukan oleh karena ia telah melakukan sebuah pelanggaran atau kejahatan, sebab bayi ini belum dapat melakukan apapun juga, tetapi oleh karena keadaannya atau kondisinya. "Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku." Mazmur5 51:5. Bila nantinya ia melakukan perbuatan yang berdosa, maka ia hanya menambahkan kepada apa yang sudah ada; penghukuman diatas penghukuman yang menuntun kepada kematian yang kekal. Penghukuman yang membawa maut yang pertama adalah untuk keadaannya, dan penghukuman yang membawa maut yang kedua adalah untuk perbuatannya. Adalah oleh karena sebab-sebab inilah kita membutuhkan penebusan atau pengampunan untuk dosa-dosa masa lalu kita, agar penghukuman itu dapat ditiadakan, dan kita membutuhkan perubahan hati kepada hati yang baru yang menjadikan kita kudus, untuk meniadakan penghukuman yang kedua. Jadi, sesungguhnya Pembenaran haruslah terdiri dari keduanya, memperhitungkan dan menjadikan. Keduanya adalah pekerjaan Allah, sebab: "Engkau tidak dapat menebus dosa masa lalumu, engkaupun tak dapat mengubah hatimu dan menjadikan dirimu suci. Tetapi Allah berjajnji akan melakukan semua ini bagimu melalui Kristus." (Step to Christ, 51).

Ada sebuah janji yang pasti dari Allah, bahwa Ia akan melakukan kedua pekerjaan ini bagimu. Ia akan menebus dosa-dosa masa lalumu, dengan demikian meniadakan sumber penghukuman. Ia akan mengubah hatimu dan menjadikanmu kudus, dengan demikian juga meniadakan sumber penghukuman itu. Bila keduanya telah dilakukan, engkau telah dibenarkan. Kini, pada tahap ini, adalah penting bagi setiap orang untuk tidak terjebak pada suatu pemikiran, bahwa sejak saat itu, tidak ada lagi pekerjaan kasih karunia yang akan dilakukan untuknya. Masih ada banyak lagi pekerjaan yang harus dilakukan baik untuk dan olehnya sejak pembenarannya. Ada dihadapannya suatu pekerjaan besar reformasi, dimana dosa-dosa yang belum disadarinya, satu persatu ditampilkan pada alam pemikirannya, dalam bentuk ide dan teori lama, kebiasaan lama, yang berasal dari masa-masa kehidupan didalam daging.

Disini kami tidak mempromosikan "sekali selamat tetap selamat" (Once saved always saved) doktrin. Penulisan ini berbicara tentang Pembenaran, yang terdiri dari diperhitungkan dan dijadikan. Sebab musabab mengapa umumnya orang gagal memahami bahwa untuk Pembenaran, perhatian Allah bukan saja tertuju pada apa yang kita perbuat, tetapi juga pada keadaan diri kita, adalah oleh karena mereka berpikir tentang perkara-perkara sorgawi dalam cara pandang duniawi. Dikala kita mencoba memahami Pembenaran Allah, kita memandangnya sama seperti kita memandang perkara keadilan yang berlaku digedung-gedung pengadilan dunia. Tetapi, sesungguhnya keduanya sangat berbeda, perbedaan yang bila tidak dipahami, akan membuat kita mempunya pandangan atau konsep yang sangat sempit tentang Pembenaran Allah.

Bersambung Part Seven

Kamis, 10 Desember 2009

PEMBENARAN OLEH IMAN - PART 5

DIJADIKAN BENAR.

Sejauh ini, telah saya sampaikan adanya statement yang menyatakan bahwa Pembenaran adalah seseorang diperhitungkan benar, dan statement lain yang menyatakan bahwa Pembenaran adalah menjadikan seseorang benar. Perlu ditekankan sekali lagi, bahwa statement yang menyatakan tentang pekerjaan menjadikan seseorang benar, tidak termasuk didalamnya pekerjaan penyucian, tetapi melulu sebagai pekerjaan Pembenaran. 
Ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana kami dapat memahami dua buah pernyataan yang berbeda tentang Pembenaran, apalagi bila nampaknya bertentangan?? Itu hanya bisa disimpulkan, bahwa, bila Allah menyatakan Pembenaran adalah memperhitungkan seseorang itu benar, sehingga ia berdiri dihadapan Allah sebagai orang yang dianggap atau dipandang benar, maka inilah Pembenaran itu sesungguhnya. Sebaliknya, bila firman Allah juga menyatakan bahwa Pembenaran adalah menjadikan seseorang benar, bahwa ia berdiri dihadapan Allah sebagai orang yang sesungguhnya benar, maka itulah juga makna Pembenaran.

Sesungguhnya, Pembenaran adalah keduanya, memperhitungkan dan menjadikan. Memang haruslah keduanya, sebab ada lebih dari satu kebutuhan untuk dipenuhi dalam rangka membenarkan seseorang, sedemikian rupa sehingga, bila kedua peristiwa ini tidak terjadi (diperhitungkan dan dijadikan), maka orang itu sesungguhnya masih berada dibawah penghukuman.

Yang menjadi pokok persoalan adalah bahwa pengertian akan tingkat penghukuman yang menggantung diatas kepala orang berdosa adalah masih terlalu sempit dan terbatas, mengakibatkan pengertian tentang apa yang akan Allah lakukan juga menjadi sempit dan terbatas. 
Tetapi bila pengertian yang lebih luas dan benar tentang apa itu sesungguhnya Pembenaran oleh Iman dapat dimengerti dan dipahami oleh jiwa-jiwa yang haus dan lapar akan kebenaran, maka akan nyata bahwa: "Pengampunan mempunyai pengertian yang lebih luas dari pada yang diperkirakan banyak orang. Sewaktu Allah memberikan janjiNya bahwa Ia akan "memberi pengampunan dengan limpahnya", Ia menambahkan, seakan-akan arti dari janji itu melampaui semua yang dapat kita pahami "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu" - Yesaya 55:7 – 9 (Mount of blessing, 114).

Sesungguhnya, adalah terlalu tinggi bagi kita untuk mampu mereka-reka pekerjaan Allah bila dibandingkan dengan pekerjaan manusia. Sehingga bila kita berpikir tentang Pembenaran Allah, kita menilainya menurut penilaian seorang manusia tentang pembenaran. Ini adalah berpikir cara manusia tentang dia, padahal kita harus berpikir cara Allah tentang Dia. 
Bila kita tiba pada cara berpikir Allah tentang Dia, akan Nampak bahwa: "Pengampunan Allah bukanlah semata-mata sebuah judicial act yang dengan mana Ia membebaskan kita dari penghukuman. Itu bukanlah hanya pengampunan dosa semata, tetapi penyelamatan dari dosa. Itu adalah kelimpahan dari kasih penebusan yang mengubah hati. Daud memiliki pengetahuan yang benar akan konsep Pengampunan sewaktu ia berdoa:" Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh! Mazmur 51:10. Dan lagi ia berkata: "Sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita." Mazmur 103:12. (Mount of Blessing 114).

Adalah penting untuk mencermati kata-kata ini untuk dapat melihat apa yang sesungguhnya dikatakan. Dalam kutipan yang pertama, terlihat bahwa statement tersebut tidak berkata bahwa pengampunan bukanlah suatu judicial act, tetapi lebih kepada bahwa pengampunan bukan hanya judicial act semata. Itu adalah judicial act dengan suatu lainnya. Itu bukan satu pekerjaan tetapi dua. "Itu bukan hanya pengampunan dosa, tetapi juga penyelamatan dari dosa." Mengampuni dosa adalah satu hal. Itu adalah perbuatan Allah yang memperhitungkan atau menganggap seseorang benar, sehingga ia dapat berdiri dihadapan hukum Allah seperti "seakan" atau "sepertinya" ia tidak pernah berbuat dosa dan orang benar yang sesungguhnya. Menyelamatkan dari dosa adalah suatu pekerjaan yang berbeda. Ini adalah pekerjaan menjadikan orang benar, sehingga ia dapat berdiri dihadapan Allah bukan sepertinya ia orang benar melainkan sesungguhnya ia orang yang benar. Dalam melakukan hal ini, Pembenaran atau Pengampunan Allah "adalah kelimpahan dari kasih penebusan yang mengubah hati."

Haruslah dapat dipahami oleh mereka yang begitu lama mengira bahwa Pengampunan Allah kurang lebih hanyalah sebuah judicial act yang membebaskan kita dari penghukuman, akan sulit untuk menerima konsep Pengampunan sebagai kelimpahan kasih penebusan Allah, yang sesungguhnya adalah kuasa kehidupan Allah, yang mengisi hati orang berdosa yang bertobat, untuk membuang kejahatan kehidupan yang lama, yang adalah perseteruan terhadap Allah, dan menggantikannya dengan kehidupanNya sendiri. Tetapi, bila kata-kata sederhana dari statement itu dipercaya, maka itulah sesungguhnya apa itu Pengampunan Allah, dan karenanya, itulah Pembenaran Allah adanya. Daud memiliki pengetahuan yang benar akan konsep Pengampunan sewaktu ia berdoa:" Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!" Menyatakan bahwa sesungguhnya Daud memahami konsep yang benar tentang Pengampunan sewaktu ia melayangkan doanya, adalah juga menyatakan sekarang ini bahwa ada konsep yang lain dari Pembenaran. Jangan heran, bila hanya ada sedikit dimasa kini yang memegang konsep Daud tentang Pembenaran.

Sesungguhnya sangat sedikit yang mencapai pengertian bahwa pekerjaan penciptaan kembali didalam seseorang bertobat dengan hati baru, adalah juga sebagai pekerjaan Pengampunan atau Pembenaran. Dan, mereka yang mencapai pengertian ini dengan hikmat yang benar akan memiliki konsep yang sebenarnya akan Pembenaran itu. Adalah tujuan yang sejati dari penulisan ini, untuk menjelaskan bahwa Pembenaran Allah mencakup tidak hanya memperhitungkan kebenaran Kristus pada siorang berdosa sehingga ia mendapatkan pengampunan atas dosa-dosanya, tetapi juga pekerjaan sesungguhnya dalam membuang kuasa dosa dan kejahatan yang mengikat orang itu, sehingga perseteruan itu dapat ditiadakan, dan damai dengan Allah terwujud. Itu adalah suatu pekerjaan menciptakan hati yang baru didalam dia. Pekerjaan itu bukanlah suatu himbauan kepadanya untuk menerima kebenaran-kebenaran baru dan tabiat baru. Jauh lebih dari itu, sebab sesungguhnya "himbauan" itu bukanlah pekerjaan penciptaan atau menjadikan. Menciptakan hati baru mempunyai arti seperti yang dikatakan – Menciptakan! Jadi, sesungguhnya Pembenaran itu adalah sekaligus Pengampunan dosa dan juga Penyelamatan dari dosa, itu bukan satu pekerjaan saja tetapi dua.

Dan sebagaimana itu adalah dua jenis pekerjaan, berarti itu adalah dua buah solusi, dan bila itu dua buah solusi, tentu ada dua masalah tentang penghukuman yang harus dibereskan dulu. Inilah satu-satunya kesimpulan yang bisa didapatkan, dan suatu kesimpulan yang benar seluruhnya. Bahwa ada dua jenis penghukuman atas orang yang berdosa yang belum bertobat, yang keduanya harus dibereskan terlebih dahulu sebelum orang itu dapat dibenarkan.

Kebutuhan ganda akibat keadaan alamiah kita ini dinyatakan pada kalimat berikut: "Engkau tidak dapat menebus dosa masa lalumu, engkaupun tak dapat mengubah hatimu dan menjadikan dirimu suci." (Steps to Christ, 51). 
Kita semua sangat membutuhkan pembenaran, tetapi dikatakan bahwa kita tidak dapat melakukan dua hal yang dibutuhkan untuk membawa kita kepada status dimana kita boleh mendapat pengampunan Allah atau PembenaranNya. Kedua hal itu adalah, "Engkau tidak dapat menebus dosa masa lalumu" dan "engkaupun tak dapat mengubah hatimu dan menjadikan dirimu suci. " Inilah kedua hal yang menjadi kebutuhan dasar manusia untuk mendapat pembenaran. Kebutuhan yang pertama adalah berurusan dengan segala dosa dan kesalahan masalalu kita yang membebani kita. Yang kedua berurusan dengan keadaan hati kita yang mengerikan saat ini.

Inilah kedua masalah mendasar kita yang berbeda satu dan lainnya, dan membutuhkan solusi atau penyelesaian yang berbeda pula, yang akan menjadi jelas nantinya melalui penyampaian ini. Solusi untuk membereskan satu masalah tidak dapat digunakan untuk membereskan masalah yang satunya lagi, demikianlah sebaliknya.

Bersambung - Part Six

PEMBENARAN OLEH IMAN - PART 4

Sangat jelas dan singkat dikatakan bila tidak ada pekerjaan penciptaan kembali sedemikian sehingga orang itu menjadi orang yang benar maka tidak ada juga pekerjaan penghapusan dosa atau pembenaran. Tidak sekali-kali statement itu dapat dibaca bahwa pekerjaan penciptaan kembali adalah pekerjaan penyucian yang mengikuti pekerjaan pembenaran, sebab statement itu tidak mengatakan bahwa bila terjadi pekerjaan penghapusan dosa atau pembenaran, maka sesudahnya itu adalah pekerjaan penciptaan kembali.

Kebalikannyalah yang tersurat, yaitu, bila tidak ada pekerjaan penciptaan kembali yang adalah pekerjaan menjadikan orang benar, maka tidak ada juga penghapusan dosa atau pembenaran. Oleh karena itu, untuk dapat dibenarkan, seseorang harus diciptakan kembali terlebih dahulu. Dengan kata lain, diciptakan kembali adalah pekerjaan sesungguhnya untuk menjadi benar. Dalam pembahasan selanjutnya, akan ada statement yang sesungguhnya menyatakan hal ini. Oleh karena itu, kecuali seseorang sesungguhnya dijadikan orang benar oleh kuasa penciptaan Allah, maka orang itu sama sekali belum dibenarkan. Inilah pesan sesungguhnya dari statement itu, yang berdiri sama harmonisnya dengan firman di Roma 5:1. Kutipan-kutipan ini menyatakan kebenaran yang sesungguhnya, bahwa Pembenaran adalah pekerjaan menjadikan seseorang benar, sedangkan kutipan yang sebelumnya disampaikan menyatakan bahwa seseorang dianggap atau diperhitungkan benar,  hanyalah seakan-akan dia benar, sepertinya dia benar. Perlu diperhatikan bahwa statement yang pertama berbicara tentang pembenaran sebagai sesuatu yang diperhitungkan, sama sekali tidak menyatakan bahwa pada saat yang sama, itu adalah juga pekerjaan menjadikan atau menciptakan kembali.

Demikian juga sebaliknya, statement yang kedua, yang menyatakan bahwa itu adalah pekerjaan penciptaan kembali, sama sekali tidak menyatakan bahwa pada saat yang sama, itu adalah juga sesuatu yang mengandaikan atau memperhitungkan. Masing-masing berbicara tentang suatu konsep yang khusus dibuat untuk itu, dinyatakan seakan-akan itu adalah satu- satunya cara untuk mengemukakannya.Ini mengakibatkan ada yang menerima pandangan yang satu tentang pembenaran sementara menolak pandangan yang lainnya lagi. Tetapi sesungguhnya, tidak ada sesuatu yang janggal atau salah dalam presentasi firman Allah ini, sebab memang itu adalah cara penyampaian firman Allah yang berbicara tentang suatu perkara untuk suatu masa dan tempat, dan dengan yang satunya lagi, untuk suatu masa dan tempat yang lainnya lagi. Adalah tergantung kepada kita yang mempelajari firman Allah, untuk membawa -nya kepada suatu kesatuan yang harmonis. 
Adalah saat yang tepat sekarang untuk mempertimbangkan suatu statement yang mengemukakan pemikiran yang sama seperti yang disampaikan terdahulu diatas, dari perbandingan antara Roma 5:1 dan Roma 8:7. Statement ini terdapat didalam buku Steps to Christ hal. 49. Statement ini terlebih dahulu berbicara tentang kondisi siorang yang berdosa dan kebutuhannya, dan kemudian mengemukakan pendapatnya akan bagaimana kebutuhan itu dapat dipenuhi. Adalah pada bagian akhir dari statement itu, terdapat pemikiran tentang kebenaran yang sama yang dikemukakan Roma 5:1 dan Roma 8:7. "Apabila kesadaranmu diperbaharui oleh Roh Kudus, engkau akan melihat kejahatan dosa itu, kekuasaannya, kesalahannya, kengeriannya; dan engkau akan memandangnya dengan kejijikan. Kau merasakan bagaimana dosa memisahkan engkau dengan Allah, bahwa kau berada dalam cengkeraman kuasa kejahatan. Semakin kuat kau berusaha membebaskan diri, semakin nyata ketidak berdayaanmu. Motivasimu tidak suci, hatimu tidak bersih. Kau sadari bahwa hidupmu hanyalah dipenuhi dengan cinta diri dan dosa. Kau rindu untuk diampuni, untuk disucikan, untuk dimerdekakan. Serasi dengan Allah, serupa dengan Dia apa yang dapat kau lakukan untuk mendapatkannya?"

Perhatian yang khusus harus diberikan kepada kalimat akhir dari statement itu. Frase yang pertama adalah "Serasi dengan Allah". Serasi dengan Allah adalah damai dengan Allah, dan itu adalah damai yang sama seperti yang dikemukakan di Roma 5:1. Pembelajaran akan ayat ini bersama Roma 8:7, menyampaikan bahwa untuk memiliki damai dengan Allah, terlebih dahulu harus ditiadakan perseteruan itu. Adalah jelas bahwa bila perseteruan itu adalah "pemikiran", maka damai itu juga adalah suatu "pemikiran." Dan tidak mungkin keduanya adalah sesuatu yang sama, sebab ayat itu menyatakan bahwa pemikiran daging tidak takluk kepada hukum Allah, kapan saja dan dimana saja. Oleh karena itu, adalah suatu pemikiran yang lain yang memiliki damai dengan Allah. Pemikiran itu adalah pemikiran Kristus. Adalah hidupNya dan petaNYa yang direproduksi didalam kita oleh kuasa penciptaan kembali Roh Kudus. Frase kedua dalam statement diatas adalah "Serupa dengan Dia." Serupa dengan Dia tidaklah mengindikasikan pekerjaan mengadaikan atau memperhitungkan. Sebaliknya, itu mengindikasikan adanya pekerjaan "mengubahkan" atau transformasi yang terjadi pada orang itu sehingga sekarang ia menjadi serupa dengan Juru Selamatnya dalam tabiat dan hidupnya. Ini bukanlah berdiri didalam kesempurnaan orang lain, tetapi sesungguhnya didalam kesempurnaan itu sendiri. Perlu diulangi lagi, bahwa kesempurnaan pada saat itu bukanlah kesempurnaan daging, yang harus menunggu kedatangan Yesus. Kesempurnaan itu adalah kesempurnaan Spritual. Kemanusiaan kita tidak berubah, tetapi suatu kuasa supranatural yang dimasukkan kedalam tubuh manusia kita.

"Sewaktu jiwa diserahkan kepada Kristus, suatu kuasa memenuhi hati yang baru itu. Suatu perubahan terjadi, yang tak seorangpun dapat melakukannya pada dirinya sendiri. Itu adalah kuasa yang supranatural, membawa suatu elemen supranatural kedalam tubuh insani kita." Desires of Ages, 324.

Sangatlah jelas bahwa Pembenaran mencakup suatu pekerjaan menjadikan seseorang benar, bukan Cuma sekedar "dianggap" atau "diperhitungkan" benar. Roma 5:1 dengajelas menyatakan "kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah." Oleh karena itu, untuk bisa serasi atau harmonis dengan Allah, untuk bisa hidup damai sejahtera dengan Allah, kita harus dibenarkan. Serasi dengan Allah dan serupa dengan Dia, adalah satu yang sama artinya, sebab Kristus adalah damai sejahtera kita. Memiliki Kristus adalah sesungguhnya memiliki kehidupanNya. Memiliki kehidupanNya adalah memiliki kebenaranNya. Memiliki kebenaranNya adalah sesungguhnya menjadi orang benar sejati. Dan bila seseorang mempunyai kebenaran ini, maka tidak perlu baginya "seakaan-akan benar" atau "diperhitungkan benar", sebab ia sejatinya orang benar. 
Masih banyak lagi pembuktian yang dapat dipresentasikan disini pada aspek Pembenaran untuk membuktikan bahwa Pembenaran adalah sebuah pekerjaan menjadikan seseorang benar, tetapi cukuplah apa yang telah dikemukakan untuk menyatakan hal itu, dan juga untuk menyatakan bahwa sesungguhnya ada dua set statement dan teks yang berbicara mengenai pokok ini. Satu dari statement dan teks ini berbicara tentang Pembenaran sebagai suatu Legal Action, dimana kebenaran diperhitungkan kepada orang berdosa, sehingga ia berdiri dihadapan Allah bukan sebagai sejatinya orang benar, tetapi sebagai orang yang dianggap benar. Pada statement dan teks yang lainnya, dinyatakan bahwa Pembenaran adalah suatu pekerjaan yang menjadikan seseorang orang benar sejati. Pernyataan pernyataan ini akhirnya memberikan suatu kesan bahwa bila seseorang dijadikan orang benar, apa perlunya ia berdiri dihadapan Allah sebagai orang yang "dianggap benar" bila ia bisa menjadi "orang yang benar."

Sebagai orang Kristen yang tulus, kita harus mempercayai kedua set statement itu sebagaimana ia ada, yang menuntun kita akhirnya kepada suatu harmonisasi antara keduanya, walaupun nampaknya bertentangan.

Bersambung Part Five