Kamis, 08 April 2010

D O S A Part 4

Demikianlah terjawab pertanyaan kita diatas, dan dari skema pemikiran seperti itu, nampak bahwa setelah dosa muncul akibat kehendak bebas yang diexploitasi dijalan yang salah oleh Lucifer yang memimpin kepada pemberontakan dan pembuangan dari surga, maka Allah harus menuntaskan konflik ini dan memberi tempat kepada kejahatan dan dosa untuk menunjukkan wajahnya yang sesungguhnya, dan manusia Adam dan Hawapun ditempatkanNya muka dengan muka dengan dosa dan kejahatan, dalam jangkauan Setan.

Dan sejarah dunia serta ilham kitab suci membuktikan bahwa Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa sebab mereka menyerah kepada pencobaan yang ditawarkan Setan di taman Eden. Dengan sangat cerdiknya Iblis mendatangi Hawa, tidak dalam rupa aslinya yang langsung akan membuka mata Hawa tentang info Allah dan malaikat akan adanya Setan dan para pemberontak dibumi ini, yang akan membuat dia bersiap menghadapi serangan Iblis, tetapi Iblis datang dalam rupa seekor ular, ia merasuki tubuh ular itu, suatu hal yang tidak disangka dan dibayangkan Hawa.

Kita mengetahui bahwa manusia diberi kuasa atas hewan ciptaan Allah dan hanya manusia yang bisa berbicara, tetapi Iblis dengan merasuki tubuh ular, telah berbicara dengan Hawa, dan Hawa karena terpesona dengan keindahan ular yang bisa berbicara ini, lupa bahwa hal itu sesungguhnya tidak mungkin terjadi dengan sendirinya, seharusnya membuat ia waspada dan mengingat akan peringatan Allah tentang kehadiran penipu ini, tetapi Hawa telah melonggarkan kewaspadaannya, sebab Iblis muncul dalam rupa yang sama sekali tidak membahayakan dan tidak mengingatkan dia akan informasi Allah. Disamping itu, memang kebetulan Hawa sedang memandangi buah terlarang dan merenungi kenapa Allah melarang mereka untuk memakannya. Oleh karena itu, ucapan Ular yang tiba-tiba: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” Kej. 3:1, telah mengejutkan Hawa dan menjawabnya dengan spontan: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada ditengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.” Kej. 3:2, 3.

Dapat kita lihat betapa cerdiknya dan liciknya Iblis, yang membuka percakapan tiba-tiba dengan memutar balikkan firman Allah, yang spontan mengundang jawaban protes dari Hawa, sehingga ia tidak berkesempatan untuk menduga-duga dan curiga kenapa seekor ular bisa bicara.

Dan jawaban Ular atas protes Hawa inipun sangat cerdik, merupakan penipuannya yang pertama dibumi yang menyesatkan dan berakibat fatal, bahkan gemanya terasa sampai sekarang, membekas sampai dengan akhir zaman. Inilah jawaban Iblis: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Kej. 3:4, 5.

Pada kalimat yang singkat ini, Iblis melancarkan sekaligus tiga buah serangan mematikan, yaitu:
1.    Menyangkal langsung firman Allah dengan mengatakan bahwa Hawa tidak akan mati bila memakan buah itu.
2.    Merangsang selera makan Hawa dengan menyampaikan bahwa buah itu memberikan pengertian tentang yang baik dan yang jahat.
3.    Merangsang keinginan tahu Hawa untuk bagaimana jadinya bila dia bisa menjadi seperti Allah penciptanya.

Inilah tiga hal yang membuat Hawa merenung sejenak, tetapi karena tidak curiga, ia dibimbing untuk bersandar pada pengertiannya sendiri, ia melupakan akan peringatan Allah dan laranganNya yang tegas, semakin lama dipandangnya buah itu, semakin baik dan sedap kelihatannya buah itu dan semakin masuk akal ucapan ular dan semakin diragukannya sendiri ucapan firman Allah. Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya.... Kej. 3:6.

Sama seperti Petrus, walapun dengan sangat tegas ia membantah Yesus bahwa sekali-kali ia tidak akan menyangkal Yesus ketika Yesus mengatakan kepadanya bahwa ia akan menyangkal Dia 3x sebelum ayam berkokok, tetapi kenyataannya, terjadi seperti perkataan Yesus. Demikian juga Adam dan Hawa, walaupun telah diperingati akan kehadiran Iblis dan rencana penipuannya atas mereka dan mereka diminta untuk waspada, tetapi ketika dihadapkan kepada kenyataan, ternyata mereka dapat dikalahkan. Demikianlah Adampun ikut memakan buah yang diberikan Hawa kepadanya dengan kesadaran penuh dan siap menanggung resiko apapun yang terjadi. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia. Kej. 3:6.

Bersambung ke Part 5.

HIDUP MENURUT ROH Part 2.

Dengan demikian kita bedakan antara “pemikiran daging” dan “keinginan daging”, keduanya tidak sama. Pemikiran daging tidak takluk kepada hukum Allah, itu adalah perseteruan, satu-satunya jalan mendamaikan orang yang memiliki pemikiran daging dengan Allah adalah membuang pemikiran daging itu, menghancurkannya, meniadakannya. Dan itulah yang dilakukan Allah ketika seseorang bertobat dan menyerahkan hidupnya kepada Yesus, ia dikaruaniakan hati baru dan pikiran baru (Yehez. 36:26, 27). Yang tersisa adalah “keinginan daging”, yaitu kecenderungan berdosa yang bersemayam didalam daging atau anggota tubuh kita (Roma 7:14-22). Hanya saja., keinginan daging ini dapat ditaklukkan dan diselaraskan kepada hukum Allah, melalui displin dan ketekunan dan penyangkalan diri yang dikuatkan oleh kuasa Roh Kudus.

Itulah sebabnya, seseorang yang lahir baru, yang baru dibenarkan, yang baru saja mendapatkan hati baru dan pemikiran Kristus, membutuhkan kuasa Roh Kudus untuk menuntun dia didalam kehidupannya sehari-hari menuju kesempurnaan iman dan tabiat, sehingga citra Kristus dapat terpantul kembali padanya. Inilah yang disebut proses penyucian seumur hidup, suatu proses mendisiplinkan daging kepada kehendak Allah, suatu proses penyangkalan diri dalam arti sesungguhnya, diri disini adalah keinginan daging itu. Paulus mengatakan: “sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.  Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil, jangan aku sendiri ditolak.” – 1 Kor. 9:26, 27.

Paulus mengatakan disini, yang dilatihnya adalah “tubuhnya”, bukan hatinya, atau tabiatnya, atau pikirannya, tetapi tubuhnya, yang dilatihnya menurut kemauan dari pikirannya atau hatinya. Suatu perkara yang tidak bisa Paulus lakukan tanpa kuasa Roh Kudus.

Suatu bukti bahwa Paulus ketika menulis surat Roma ini adalah rasul yang sudah diubahkan dapat kita baca di Roma 7:22: “Sebab didalam bathinku aku suka akan hukum Allah”. Alangkah menyenangkan, ini adalah pernyataan dari sebuah pemikiran yang telah diubahkan, yang telah dibaharui, bukan pemikiran daging lagi. Apakah hidup Pauluspun menjadi selaras dengan hukum Allah oleh karenanya? Ternyata tidak! Mengapa! Sebab ternyata dalam dirinya ada suatu kuasa yang mengontrol dia dan yang membuat dia tidak dapat melakukan keinginan bathinnya “tetapi didalam anggota-anggota tubuhku, aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada didalam anggota-anggota tubuhku” Rpma 7:23.

Anggota-anggota tubuh yang dimaksudkannya, adalah “tubuhnya” yaitu “dagingnya” dimana kecenderungan dosa bersemayam. Tubuh atau daging itu sendiri tidak mempunyai pemikiran, tapi mempunyai 5(lima) pintu masuk kepada hati atau pikiran kita, yaitu kelima indra manusia: 1. Indra penglihatan, 2. Indra peraba, 3. Indra pengecap, 4. Indra penciuman dan 5. Indra pendengaran. Melalui kelima indra inlilah kecenderungan dosa didalam daging diusik, dirangsang dan dibangkitkan, dengan menyalurkan informasi yang diterima melalui jaringan milyaran sel-sel syaraf yang komplex ke otak, membangkitkan memory yang tersimpan disana, dan diotak diolah menjadi suatu keinginan untuk memuaskan keinginan daging itu.

Beberapa contoh atau ilustrasi:

1.    Seorang perokok berat yang telah bertobat, masih kuat keinginan dagingnya untuk merokok. Walaupun ia kini tidak lagi mempunyai pemikiran daging, karena sudah dibaharui, tetapi lidahnya dan syaraf-syaraf hidungnya (indra pengecap dan penciuman) masih belum sembuh dari akibat rokok, sehingga begitu mencium bau asap rokok, signal dikirim keotaknya, dimana memory tentang nikmatnya rokok disimpan, dan bangkitlah keinginan daging (kedua indra yang belum sembuh itu) untuk menikmati kembali rasa rokok dan asapnya, yang pernah sangat dinikmatinya dulu.
2.    Seorang mantan pemabuk yang kini sudah bertobat dan dibaharui, masih memiliki syaraf-syaraf indra pengecap dan penciuman yang belum sembuh, dan memory nikmatnya minuman keras yang dulu sangat disukai dan dinikmatinya itu, tersimpan diotaknya. Ketika melihat botol minuman yang disukainya, atau melihat orang minum, atau mencium baunya minuman keras, indra penglihatan dan penciuman membangkitkan memory yang tersimpan dan keinginan daging dari syaraf pengecap minta dipuaskan.
3.    Seorang yang telah bertobat dan dibaharui, yang dulunya suka sekali dengan makanan haram, udang goring misalnya, begitu melihat orang makan masakan udang di resto yang ia kunjungi, indra pengecap dan penglihatannya, bekerja sama membangkitkan memory akan nikmatnya makanan itu baginya dulu, dan ia dirangsang untuk memuaskan keinginan dagingnya.
4.    Seorang yang tadinya sebelum bertobat, sangat suka berdugem dan menggunakan narkoba (inex, sabu-sabu,dll), begitu mendengar musik hip hop yang berdentum riuh, memorynya dibangkitkan indra pendengaran, dan keinginan daging dibangkitkan untuk kembali memuaskan syaraf-syarafnya yang belum sembuh betul.
5.    Yang terakhir, seorang bertobat yang tadinya sangat suka browsing internet melihat pornographi dan menikmatinya, dan bahkan kemudian terlibat didalam pemuasan daging dan nafsu birahinya dengan wanita-wanita penghibur, akan dirangsang kembali keinginan dagingnya oleh memorinya ketika ia kembali browsing dan melihat pornography lagi.

Bersambung ke Part 3.

Selasa, 06 April 2010

HIDUP MENURUT ROH Part 1

Jadi, hidup menurut Roh itu hidup yang bagaimana?

Itu adalah hidup mengutamakan kehendak Allah diatas kehendak kita sendiri. Itu adalah hidup menjalankan keinginan Allah dan bukan keinginan kita sendiri. Itu adalah hidup menyangkal diri terus menerus. Itu adalah hidup dimana “Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” Filipi 2:13.

Apakah kita sudah dikuasai Roh Kudus sedemikian rupa sehingga kita kehilangan kebebasan kita dan menjadi robot? Tidak! Kita tetap memiliki kebebasan kita, kita tetap memiliki pilihan-pilihan kita tentang yang baik dan yang jahat dan pilihan untuk mengikuti yang mana. Tetapi sebagaimana dikatakan bahwa hidup menurut Roh adalah hidup menyangkal diri sendiri, maka sesungguhnya, keinginan kita sendiri masih ada, tetapi tidak kita turuti, sebab keinginan kita adalah keinginan daging semata.

Bukankah kita hidup menurut Roh adalah untuk menjalankan kehendak yang baik, yang setuju dengan hukum Allah, yang ada didalam kita tetapi yang tadinya tidak mampu kita wujudkan (Roma 7:18), dan hanya dapat diwujudkan oleh kuasa Roh Kudus dengan bersandar kepadaNya? Benar sekali!

Berarti bila kita sekarang mempunya kekuatan untuk melakukan yang kita sungguh kehendaki dan mampu mewujudkannya oleh kuasa Roh Kudus, maka apakah yang kita perlu sangkali lagi dalam hidup ini? Apakah itu penyangkalan diri yang perlu dilakukan terus menerus? Apa atau siapakah yang kita sangkali itu?

Bila kehendak kita itu tidak mungkin, sebab kehendak kita sekarang adalah hal yang baik yang selaras dengan hukum Allah, yang sekarang telah mampu kita wujudkan dengan bantuan kuasa Roh Kudus, apalagi kita sekarang telah mempunyai pemikiran Kristus, karena pemikiran daging telah dibuang, dijauhkan dari pada kita. Jadi bukan kehendak kita, juga bukan pemikiran kita, kalau begitu apa atau siapa? Tidak lain adalah keinginan daging kita!!

Apa itu keinginan daging? Dari mana keinginan daging ini berasal? Apakah itu suatu pemikiran yang terus menerus hidup dan bekerja didalam hati/otak / jiwa kita?

Alkitab mengatakan bahwa “pemikiran daging/Carnal mind” adalah perseteruan dengan Allah karena ia tidak takluk kepada hukum Allah, hal itu tidak mungkin baginya (Roma 8:7), maka apakah kita yang sudah dibaptis, yang hidup dengan iman, masih memiliki pemikiran ini?

Tidak lagi! Sebab saat kita dibaptis karena pertobatan yang sungguh-sungguh dan menyerahkan hidup kita untuk Kristus, maka Allah mengaruniakan kita “hati baru”, yaitu “pemikiran baru” yang adalah “pemikiran Kristus.” Dengan jalan demikianlah baru kita dapat dibenarkan oleh iman dan didamaikan denganNya sebab apa yang menjadi pangkal perseteruan telah dibuang, dicabut, dijauhkan atau dihancurkan, yaitu pemikiran daging/carnal mind kita tadi. Kita lahir baru, menjadi manusia baru, dengan  hati baru yaitu pemikiran baru, pemikiran Kristus, yaitu kesadaran atau conscience yang baru untuk hidup bagi Tuhan. Ini yang dinamakan lahir baru, tetapi hanya melibatkan spiritual kita, bukan jasmani kita (Yeremia 31:33; Yehez. 36:26, 27)

Apa yang masih lama pada kita adalah tubuh daging kita, yang akan dibaharui nanti pada saat kedatangan Yesus Kristus yang kedua (1 Kor. 15:50-55). Mengapa ini juga perlu dibaharui? Sebab, didalam daging ini juga ada “dosa”, yaitu kecenderungan-kecenderungan yang jahat, yang dapat memimpin kepada dosa (Roma 7:14-23).

Dalam ayat-ayat ini Paulus mengemukakan pergumulan dari dia yang sudah bertobat dan lahir baru, dengan pemikiran Kristus dan kehendakNya untuk dijalani, tetapi selalu kalah oleh suatu kuasa yang ada didalam anggota-anggota tubuhnya, yaitu dosa yang bersemayam didalam anggota-anggota tubuhnya, yaitu keinginan daging.

Bersambung ke Part 2

MANUSIA

Apa hakekat dari keadaan manusia pada umumnya?

Dikuasai dosa, tidak ada seorangpun yang benar dan baik, sebab semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah
(Roma 3:9, 10, 12, 23). Bahkan jabang bayipun sudah berdosa (Maz. 51:7)

Adakah yang manusia dapat lakukan dari dirinya sendiri untuk mengubah keadaan ini? Tidak ada! Yeremia 13:23. Roma 6:23, Roma 3:19, 20.

Manusia harus mati oleh karena 2(dua) hal:
1.    Dosa Adam (Roma 5:17-19)
2.    Dosanya sendiri (Yehez. 18:4)

Dengan demikian manusia dilahirkan untuk mati!

Dapatkah ia berbuat baik, menurut perintah Allah sehingga mendapat pembenaran untuk hidup? Yes. 64:6 – Kesalehan dan kebaikan kami bagai kain kotor dimata Allah. 
Roma 3:20; Gal. 2:16.
Kesimpulan, tidak bisa.

Apakah yang Allah lakukan untuk itu? 
Ia menebus kita melalui kematian AnakNya yang Tunggal, Yesus Kristus. Dengan demikian kini ada keselamatan bagi setiap manusia sebagai anugerah Allah. (Roma 3:21, 22; Ed. 2:8, 9; Yoh. 3:16)

Hasilnya adalah:
1.    Kebangkitan dari orang mati (Roma 5:18; 1 Kor. 15:21, 22)
2.    Pengampunan dosa (Edesus 1:7; 1 Yoh. 1:9)
3.    Perubahan tabiat (Roma 8:4; Yer. 31:33; Titus 2:11-13; 3:5)
4.    Masuk surga, melihat Allah dan hidup kekal selamanya (Wahyu 22:14l; Mat. 5:8; 1 Yoh. 5:11-13)

Bagaimana respon kita?
1.    Percaya dan menerima firmanNya (Yoh 3:16)
2.    Hidup menurut Roh (Gal. 5:16-18), menurut daging mati (Roma 8:13)
3.    Tetap berada didalam Kristus supaya tetap selamat  (Roma 8:1).

Ada yang mau nambahin?



D O S A Part 3

Akibat dari peristiwa ini menimbulkan beberapa pertanyaan dari kita:

1.    Mengapa Allah tidak bertindak menghambat atau mencegah perkembangan angan-angan hati dan keinginan Lucifer agar ia tidak jatuh dalam dosa dan pemberontakan?
2.    Mengapa Allah, setelah Lucifer berontak, tidak memusnahkannya beserta segenap para malaekat pengikutnya, dengan demikian mencegah perkembangan dosa dan kejahatan dialam semesta, ketimbang mengusir mereka kebumi dan membiarkan mereka hidup?
3.    Mengapa justru dibumi, setelah menjadi tempat buangan Lucifer yang kini namanya Iblis atau Setan dan para malaekat jahatnya, Allah menciptakan manusia Adam dan Hawa, sehingga mereka terbuka kepada dosa dan kejahatan dan penggodaan Iblis? Mengapa tidak membiarkan saja bumi ini sebagai pembuangan Iblis dan anak buahnya tanpa menciptakan kehidupan apapun juga lainnya dan mengisolasi mereka dibumi selamanya tanpa dapat pergi kemanapun juga?

Mari kita coba jawab pertanyaan ini, sebagai berikut:

1.    Menghambat perkembangan pemikiran, keinginan dan angan-angan hati Lucifer untuk mencegah dia jatuh dalam dosa dan pemberontakan, hanyalah berarti mencegah KEBEBSAN BERPIKIR DAN MEMILIH yang telah Allah ciptakan didalam dia dan semua malaikat lainnya. Ini akan menyebabkan para malaikat hidup dan bertindak seperti boneka saja atau mesin tanpa kemauan sendiri. Allah tidak menginginkan ini! Ia menginginkan mahluk ciptaanNya dapat menentukan sendiri jalan hidup dan keinginannya melalui kebebasan untuk berpikir dan memilih, sedemikian rupa sehingga mereka dapat melayani Dia dengan kasih dan penurutan yang datang dari kemauan mereka sendiri disebabkan oleh pengertian akan kasih dan kepribadianNya yang ditunjukkan kepada mereka.
2.    Bila Allah langsung memusnahkan Lucifer dan para pengikutnya usai pemberontakan, maka Ia telah bertindak terlalu dini. Para malaekat sorga belum begitu mengerti dan mengetahui apa kesalahan Lucifer dan para pengikutnya dan kemana arah dari tujuan pemberontakannya akan memimpin. Kejahatan dan dosa belum menampakkan wajah yang sesungguhnya, tabiat ini adalah sesuatu yang asing (alien) disorga, yang harus dinyatakan sepenuhnya, barulah Allah dapat mengambil tindakan. Dengan demikian para malaikat dapat mengetahui dan memahami bahwa pilihan mereka untuk hidup melayani Allah dan mematuhi hukum-hukumNya adalah terbaik bagi eksistensi mereka dan kebahagiaan mereka sepanjang masa kekekalan.

Dilain pihak, bila Allah langsung memusnahkan Lucifer dan pengikutnya usai pemberontakan, maka akan menimbulkan ketakutan diantara para malaikat lainnya. Mereka bisa saja memandang Allah sebagai Oknum Pemimpin yang kejam dan tirani, siapa bersalah langsung dihukum dan dilenyapkan. Lama-kelamaan, mereka akan menyembah dan berbakti kepada Tuhan dalam ketakutan dan keterpaksaan, bukan dalam kasih dan sukacita. Maka dengan demikian apa yang dituduhkan Lucifer akan menjadi kenyataan.

3.    Demikianlah Lucifer dan para malaekat jahat pengikutnya dibuang ke bumi dan dibiarkan hidup, agar mereka dapat menuntaskan apa yang telah mereka mulai, agar mereka dapat menjalankan sepenuhnya angan-angan hati mereka, sehingga dengan demikian, dosa dan kejahatan dapat diekspos semaksimal mungkin, seluas-luasnya, sampai kepada batas-batas yang dapat dicapai oleh kebebasan berpikir dan memilih. Dengan demikian kasih dan kekudusan dan kebenaran Allahpun akan dapat semakin dinyatakan, semakin kontras dan semakin nyata perbedaannya dengan tabiat yang dibangun didalam diri mereka. Dan pada akhirnya, para malaekat sorga dan segenap mahluk cerdas ciptaan Allah dialam semesta ini yang tidak jatuh kedalam dosa dan kejahatan dapat memahami dan diyakinkan bahwa pilihan mereka untuk hidup bagi Allah, berbakti dan menyembah Dia didalam kasih, penurutan dan sukacita, dalam kebebasan memilih yang terkendali, adalah pilihan hidup yang terbaik bagi kebahagiaan mereka sepanjang masa kekekalan.

Maka tidak ada yang lebih tepat guna dalam memberikan akses kepada Iblis dan para pengikutnya untuk menuntaskan apa yang telah mereka mulai, untuk mengembangkan tabiat mereka, kejahatan dan dosa, dengan menempatkan didepan hidung mereka sebagai obyek pencobaan mereka, sepasang mahluk ciptaan yang diciptakan didalam peta dan gambar Khalik Pencipta,  sama seperti mereka dulu, hanya dari debu tanah, yang menjadi daging dan darah.

Tetapi Allah tidak akan menempatkan manusia begitu saja terbuka terhadap kejahatan dan pencobaan Iblis tanpa memperlengkapi mereka dengan kemampuan dan pengetahuan untuk mengatasi pencobaan itu. Mereka diciptakan dengan kecerdasan, dalam keagungan dan kemuliaan Khalik Penciptanya, dengan kuasa berpikir dan memilih, dan dengan kasih yang tidak mementingkan diri. Disamping itu juga, Allah memberitahukan kepada Adam dan Hawa akan kehadiran Iblis dan malaekatnya, akan pemberontakan mereka dan akan kejahatan mereka dan kemungkinan pencobaan yang akan ditawarkan kepada mereka.
Tentu saja Allah harus memperlengkapi Adam dan Hawa dengan semua pengetahuan ini agar mereka dapat bersiap diri menghadapi penipuan Iblis, bila tidak, maka Ia tidak cukup fair dan adil, sebab membiarkan mahluk yang lebih lemah terbuka terhadap pencobaan dan kejahatan dari mahluk yang lebih superior tanpa pengetahuan akan eksistensi mereka sama sekali. Dengan demikian, ketika sijahat datang menghasut dan menipu mereka, maka mereka tidak akan terkejut, tidak siap dan menjadi sasaran yang mudah, tetapi justru kesiapan mereka ini, bila mereka jatuh juga, berarti itu adalah murni pilihan dari kebebasan berpikir dan memilih mereka sendiri.

Andaikata Allah mengkhususkan Setan dan anak buahnya untuk menetap dibumi dan mengisolasi mereka dari dunia berpenduduk lainnya dan tidak menciptakan manusia disini, maka ini berarti Tuhan melestarikan dosa dan kejahatan, disamping itu Setan tidak dapat mengembangkan kejahatannya.

Bersambung ke Part 4

Selasa, 30 Maret 2010

DOSA part 2

Nampaknya mahluk ini, Lucifer, adalah pemimpin para malaikat, karena ia ditempatkan dekat kerub yang berjaga, berarti melayani dekat tahta Allah, ia sangat mulia dan seluruh malaikat surga menghormatinya, dan ini lama kelamaan menimbulkan kesombongannya dan sekaligus cemburu akan keagungan Anak Allah dan cemburu akan kedudukan-Nya, sebab kepada-Nyalah segenap penghuni sorga tunduk menyembah termasuk dirinya.

Perkembangan dari angan-angan hatinya ini akhirnya menuntun Lucifer kepada pelayanan untuk dirinya sendiri ketimbang melayani Allah, ia mulai mencari keagungan untuk dirinya sendiri dan berpikir andaikata ia dapat menjadi nomer dua disurga maka betapa akan sangat menyenangkan. Setelah dikusai angan-angan hatinya ini dan niatnya untuk mewujudkannya, maka mahluk suci yang diciptakan didalam gambar dan peta penciptanya, dalam kasih yang tidak mementingkan diri, telah berubah menjadi mahluk cinta diri yang sombong, dengki dan haus kekuasaan. Ia menginginkan keagungan, kehormatan dan kemuliaan yang lebih, ia menginginkan keagungan, kehormatan dan kemuliaan yang menjadi milik penciptanya, ia menginginkan tahta Allah.

Dan kemudian terjadilah drama terbesar dalam sejarah alam semesta, yaitu perjuangan seorang mahluk ciptaan melawan Penciptanya, perjuangan antara kejahatan dankebaikan, antara cinta diri versus kasih yang tidak mementingkan diri (agape), antara kebebasan untuk hidup menurut kehendak sendiri versus kepatuhan terhadap Pencipta, perjuangan antara AKU (my self) versus DIA (Creator).

Dan ketika ide-ide tentang kebebasan ini disebar luaskan secara diam-diam dan rahasia diantara para malaekat sorga, maka Lucifer tampaknya merekrut banyak pengikut, dan pada suatu hari, digerakkan oleh ambisinya dan ketidak percayaannya, ia memimpin pemberontakkan disorga untuk merebut tahta Allah. “Maka timbullah peperangan disorga, Mikhael dan malaekat-malaekatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaekat-malaekatnya” Wahyu 12:7. Tetapi tentu saja ia tidak dapat memenangkan peperangan ini: “tetapi mereka tidak dapat bertahan, mereka tidak mendapat tempat lagi disorga” – Wahyu 12:8.
Dan Allahpun mengusir mereka dari kerajaan sorga, dan kebumi yang masih kosong dan gelap gulita inilah mereka dilempar.

“Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Setan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan kebawah, ia dilemparkan kebumi, bersama-sama dengan malaekat-malaekatnya” Wahyu 12:9. Yesaya dengan ilham Roh Kudus menyampaikan: “Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh kebumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik kelangit......... dan aku hendak duduk diatas bukit pertemuan, jauh disebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai yang Maha Tinggi” Yesaya 14:12 – 14.

Dalam pemberontakan disorga ini, Allah yang Maha Pemurah dan Maha Pengampun memberi kesempatan kerpada para malaekat yang memberontak sebab terhasut oleh Lucifer untuk bertobat, sisanya yang mengeraskan hati dan memilih jalan kebebasan berekspresi tanpa ikatan-ikatan hukum dan peraturan dan kepatuhan, hidup untuk diri sendiri ketimbang melayani Allah, bergabung bersama Lucifer dan dilempar kebumi, jumlah mereka sepertiga dari para malaekat siorga. “....dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang dilangit dan melemparkannya keatas bumi” Wahyu 12:4.

Bersambung ke Part 3.

D O S A Part 1.

ASAL MULA DOSA

Dosa bermula disurga, ketika seorang malaikat yang agung dan suci mengembangkan kebebasannya untuk berpikir dan memilih sampai pada satu titik dimana timbul kesombongan dalam hatinya akan keagungannya, keinginannya untuk disembah dan dimuliakan dan kecemburuannya kepada Anak Allah, karena hanya kepadaNya saja selain Allah Bapa ia harus tunduk dan patuh.

Lucifer adalah mahluk surgawi yang agung dan mulia, ilham Roh berbicara tentang dia sbb:

Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah,..... Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga, digunung kudus Allah engkau berada....... engkau tak bercela didalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu............... engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kau musnahkan demi semarakmu ....  Yehez. 28:12-17.

"Thou art the anointed cherub that covereth," nampaknya mahluk ini, Lucifer, adalah pemimpin para malaikat, karena ia adalaj kerub yang berjaga, berarti melayani dekat tahta Allah, ia sangat mulia dan seluruh malaikat surga menghormatinya, dan ini lama kelamaan menimbulkan kesombongannya dan sekaligus cemburu akan keagungan Anak Allah dan cemburu akan kedudukan-Nya, sebab kepada-Nyalah segenap penghuni sorga tunduk menyembah termasuk dirinya.

Perkembangan dari angan-angan hatinya ini akhirnya menuntun Lucifer kepada pelayanan untuk dirinya sendiri ketimbang melayani Allah, ia mulai mencari keagungan untuk dirinya sendiri dan berpikir andaikata ia dapat menjadi nomer dua disurga maka betapa akan sangat menyenangkan. Setelah dikusai angan-angan hatinya ini dan niatnya untuk mewujudkannya, maka mahluk suci yang diciptakan didalam gambar dan peta penciptanya, dalam kasih yang tidak mementingkan diri, telah berubah menjadi mahluk cinta diri yang sombong, dengki dan haus kekuasaan. Ia menginginkan keagungan, kehormatan dan kemuliaan yang lebih, ia menginginkan keagungan, kehormatan dan kemuliaan yang menjadi milik penciptanya, ia menginginkan tahta Allah.

Dan kemudian terjadilah drama terbesar dalam sejarah alam semesta, yaitu perjuangan seorang mahluk ciptaan melawan Penciptanya, perjuangan antara kejahatan dankebaikan, antara cinta diri versus kasih yang tidak mementingkan diri (agape), antara kebebasan untuk hidup menurut kehendak sendiri versus kepatuhan terhadap Pencipta, perjuangan antara AKU (my self) versus DIA (Creator).

Dan ketika ide-ide tentang kebebasan ini disebar luaskan secara diam-diam dan rahasia diantara para malaekat sorga, maka Lucifer tampaknya merekrut banyak pengikut, dan pada suatu hari, digerakkan oleh ambisinya dan ketidak percayaannya, ia memimpin pemberontakkan disorga untuk merebut tahta Allah. “Maka timbullah peperangan disorga, Mikhael dan malaekat-malaekatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaekat-malaekatnya” Wahyu 12:7. Tetapi tentu saja ia tidak dapat memenangkan peperangan ini: “tetapi mereka tidak dapat bertahan, mereka tidak mendapat tempat lagi disorga” – Wahyu 12:8.
Dan Allahpun mengusir mereka dari kerajaan sorga, dan kebumi yang masih kosong dan gelap gulita inilah mereka dilempar.

“Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Setan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan kebawah, ia dilemparkan kebumi, bersama-sama dengan malaekat-malaekatnya” Wahyu 12:9. Yesaya dengan ilham Roh Kudus menyampaikan: “Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh kebumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkasu yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik kelangit......... dan aku hendak duduk diatas bukit pertemuan, jauh disebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai yang Maha Tinggi” Yesaya 14:12 – 14.

Bersambung ke Part 2.

Kamis, 11 Maret 2010

APA MAKSUD EFESUS 2:15 ??

Efesus 2:14 - 16.
(14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
(15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera.
 (16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.


(14) For He Himself is our peace, who has made both one, and has broken down the middle wall of separation,
(15) having abolished in His flesh the enmity, that is, the law of commandments contained in ordinances, so as to create in Himself one new man from the two, thus making peace,
(16) and that He might reconcile them both to God in one body through the cross, thereby putting to death the enmity. (NKJV)


Untuk memahami Efesus 2:15, kita harus membaca seluruh pasal Efesus 2 untuk dapat memahami ayat 15 ini menurut konteksnya. Dan akan saya simpulkan sbb:

Dasar pemikiran:
1. Orang-orang Yahudi masih tetap percaya bahwa mereka adalah satu-satunya bangsa yang exclusive umat Allah didunia, dan semua bangsa lain adalah kafir, mereka dilarang berhubungan dengan mereka oleh hukum Musa. Hal ini mendirikan tembok pemisah dan menimbulkan perseteruan antara bangsa Yahudi dan non Yahudi.
2. Surat Paulus ini ditujukan kepada orang Kristen non Yahudi di Efesus, hasil penginjilannya. Mereka dulunya adalah orang-orang yang hidup dalam dosa, hidup menurut daging dan hawa nafsunya, termasuk kita semuanya, tetapi Bapa yang Maha Pengasih telah menghidupkan kita semua melalui kematian Kristus, dan mendudukkan kita disurga bersama-Nya. Oleh kasih karunia kita diselamatkan oleh iman, bukan hasil perbuatan kita sendiri tetapi anugerah Allah  (ayat 1-10).         
3. Hanya mereka harus senantiasa mengingat akan asal-usul mereka, bahwa sebagai bukan bangsa keturunan Yahudi, mereka tadinya tanpa Kristus, bukan warga Negara Israel, tidak mendapat bagian dalam janji-janji Allah, tidak berpengharapan dan tanpa Allah didunia (ayat 11 -12)
4. Tetapi sekarang, didalam Kristus, mereka yang dahulu “jauh” dari Tuhan dan janji-janjiNya, telah menjadi “dekat” oleh darah Kristus (ayat 13).
5. Sebab Kristus adalah damai sejahtera kita umat manusia, yang mempersatukan baik bangsa Yahudi maupun non Yahudi, dengan merubuhkan tembok pemisah antara mereka yang menjadi sumber perseteruan (point 1 diatas – hukum Musa) – ayat 14. Tetapi ayat ini bisa juga berarti, “tembok pemisah” antara Allah dan manusia adalah “kejahatan dan dosa” (Yes. 59:2) atau “pemikiran daging” yang adalah “perseteruan” dengan Allah (Roma 8:7), dan oleh Yesus tembok pemisah ini telah dirubuhkan, karena Ia telah mengalahkan dosa didalam daging-Nya (Roma 8:3), dan mendamaikan Allah dengan manusia oleh salib.
6. Pendamaian diantara bangsa Yahudi dan non Yahudi Itu dilakukanNya dengan membatalkan hukum Taurat (hukum Musa) dengan segala perintah dan ketentuannya (law and ordinances) (berbeda dengan 10 Perintah Tuhan yang hanya terdiri dari perintah I s/d X saja (law) tanpa ketentuan-ketentuan atau ordinances seperti hukum Musa), dan perseteruan antara manusia umumnya dengan Allah ditiadakan-Nya dengan mengalahkan perseteruan oleh Salib, dengan demikian Ia dapat menciptakan keduanya (bangsa Yahudi dan non Yahudi yang percaya) menjadi satu manusia baru, menjadi umat Allah, didalam diriNya, dengan demikian mengadakan damai sejahtera diantara mereka (ayat 15).
7. Dan mendamaikan keduanya (bangsa Yahudi dan non Yahudi yang telah menjadi umat Allah oleh karena menerima Yesus, oleh iman), didalam tubuhNya, dengan Allah oleh salib (kematianNya). Dan melenyapkan “perseteruan” disalib-Nya. (Ayat 16).

Dengan demikian, ada 2(dua) jenis perseteruan yang dilenyapkan Kristus di salib-Nya:

1.    Perseteruan antara manusia dan sesamanya (Yahudi dan non Yahudi) dengan membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, yaitu hukum upacara atau hukum Musa, dan mengadakan perdamaian diantara mereka.

2.    Perseteruan antara manusia dengan Allah, yaitu “pemikiran daging”, itu ditiadakan-Nya oleh demonstrasi pernyataan kasih-Nya disalib, yaitu kematian-Nya, symbol besar dari peniadaan diri, dari pengosongan diri, dari mematikan daging dan keinginannya, dan hanya hidup menjalankan keinginan Bapa-Nya. Simbol besar dari Kasih yang tidak mementingkan diri, anti klimaks dari sifat alamiah manusia semuanya, yang cinta diri. Sifat cinta diri inilah yang menjadi sumber dari “pemikiran daging” yang menimbulkan segala macam keinginan daging.

Itulah sebabnya, Kristus berfirman: “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” Yoh. 3:14, 15.

Dan Anak Manusia telah ditinggikan diatas salib, dimana perseteruan itu ditiadakan, agar semua mereka yang memandang kepada-Nya dapat diubahkan, dari orang yang cinta diri, menjadi anak-anak Allah yang mengasihi sesamanya.

Itulah maksud penulisan Paulus menurut kitab Efesus 2, sama sekali ia tidak membatalkan hukum Taurat Tuhan (ayat 15), sebab hukum itu tidak mempunyai “ketentuan” atau ordinances, ia hanya terdiri dari 10 perintah saja. Plain command.

Efesus 2:14-16 hanya digunakan oleh mereka yang mau menolak hukum Sabat Tuhan. Sebab sepertinya, pembacaan ayat itu meniadakan 10 Hukum Tuhan termasuk hukum Sabat.

James

Senin, 01 Maret 2010

Apakah kejahatan mereka? Last Part

Tetapi, meskipun demikian, banyak umat Allah yang berada digereja-gereja yang menginjak-injak SabatNya yang kudus, mereka yang sungguh-sungguh menyerahkan hati dan hidupnya untuk Juru Selamat mereka yang mulia dan penuh kasih, orang-orang yang mengasihi sesamanya dan ingin menjadi seperti Kristus didunia ini, menyerahkan hidup mereka kepada Dia yang telah menyerahkan hidupNya agar mereka boleh hidup. Mereka hanya belum berkesempatan mendengar pekabaran ini, tetapi segera bila mereka telah mendengar pekabaran ini, maka Kristus akan menghimbau mereka dengan berkata:

“Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetaka nya. Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.” Wahyu 18:4, 5.

Tepat sekali perkataan Kristus diatas yang juga adalah nubuatan masa kini yang akan menemui kegenapannya: “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.” Yohanes 10:16.

Andakah domba-domba itu? Dengarlah suaraNya!

 



Sampai disinilah penulisan singkat tentang Sabat Tuhan yang dilupakan yang merupakan kejahatan utama umat Kristen dewasa ini. Rasul Paulus sendiri tetap memelihara Sabat Tuhan, walaupun Yesus telah lama naik kesurga (Kisah 13:14, 44; 16:13; 17:2; 18:4; Ibrani 4:9), oleh karena itu, menilik dari sudut pandang apa yang telah kita pelajari, maka apa saja ayat-ayat Alkitab, khususnya tulisan-tulisan rasul Paulus, yang seakan-akan meniadakan hukum Sabat, yang seakan-akan membenarkan pandangan bahwa Sabat Tuhan sudah tidak berlaku lagi, sebenarnya tidaklah demikian adanya.

Rasul Petrus sudah mengingatkan kita akan tulisan-tulisan rasul Paulus, yang bisa menyesatkan orang-orang yang tidak teguh imannya dan yang lebih mempercayai perintah manusia (2 Petrus 3:15, 16). Kita sudah diperingatkan, marilah meminta hikmat dan kebijaksanaan, agar kita boleh melayani Allah Tuhan kita dengan kasih dan dalam kebenaran.

Kiranya pelajaran tentang kekekalan hukum Sabat ini dapat menambah pengenalan saudara akan firman Tuhan untuk dapat berbakti kepada Dia didalam iman dan kebenaran.

Tuhan memberkati.

James.

Jakarta, 02 Februari 2010.




Minggu, 28 Februari 2010

Apakah kejahatan mereka? Part 18

Dan yang memelihara hari Sabat-Nya serta menguduskannya.

 


Lain dari pada itu adalah gereja-gereja yang menginjak-injak hari Sabatnya yang suci, gereja yang mabuk dengan doktrin palsu si Pelacur Besar (The mother of harlots), gereja-Babel.



Bersambung ke Last Part .

Apakah kejahatan mereka? Part 17

Begitu banyak gereja didunia, yang mengabaikan dan melupakan dan menginjak hari SabatNya yang kudus, manakah diantaranya yang benar dan tetap menguduskan hari SabatNya dan adalah gerejaNya didunia ini?



Hanya ada satu gereja Allah yang benar didunia sesuai dengan firman Yesus di Yoh. 10, gereja yang didirikan diatas Dia sebagai batu penjuru, yang tidak takluk kepada maut, gereja yang menuruti hukumNya. Gereja yang memiliki “Kesaksian Yesus” yaitu Roh Nubuat, tulisan-tulisan ilham Roh Kudus yang menuntun umat untuk terus berjalan, berorganisasi, berkembang dan bertumbuh didalam Yesus dan ajaranNya. Gereja yang Yesus adalah "pintu" dan "gembalanya."




Bersambung ke Part 18.

Jumat, 26 Februari 2010

Apakah kejahatan mereka? Part 16

Tuhan berfirman melalui nabi Yesaya: “Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakan nya.” Yesaya 58:13, 14.

Ada 3 buah berkat yang diterima mereka yang memelihara Sabat sesuai kehendak Allah (ayat 14)
1.    Ia akan bersenang-senang karena Tuhan (delight in the Lord)
2.    Ia akan berkendaraan melintasi puncak-puncak bukit dibumi
3.    Ia akan makan dari milik pusaka Yakub (the heritage of Jacob)

Apakah itu “milik pusaka Yakub?”

Milik  pusaka adalah juga warisan, yang diwariskan seseorang kepada pewarisnya. Apakah warisan yang kudus yang menjadi milik Yakub?

Nabi Yeremia mengatakan di Yer. 10:16, bahwa tidak seperti upah orang jahat dan penyembah berhala, maka yang menjadi bagian Yakub adalah Allah sendiri, Pencipta langit dan bumi. Tuhan semesta alam.

Jadi arti dari pada “Aku akan memberi engkau makan dari milik pusaka Yakub” adalah, bahwa Allah sendirilah yang menjadi sumber berkat kita. Bila kita memelihara dan menguduskan SabatNya sesuai dengan kehendakNya, berarti kita sedang menabur benih-benih berkat dan akan menuai dengan limpahnya sukacita dan kesenangan yang kudus dihadapan Tuhan sepanjang minggu, sebab Kristus sendirilah yang adalah Tuhan atas hari Sabat menjadi bagian kita, makanan rohani kita. Betapa indahnya persatuan ini.

Tidak ada orang yang bisa berkata, bahwa mereka mendapat perhentian didalam Kristus oleh imannya, tetapi menolak SabatNya, orang-orang ini tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Itulah kejahatan mereka!

Demikianlah, sekarang ini, begitu banyak dikhotbah kan dan diajarkan dari mimbar-mimbar dan di internet, bahwa Sabat Tuhan telah tidak mengikat lagi, tidak lagi berfungsi, sebab ia adalah bagian dari hukum Musa khusus untuk bangsa Israel saja, dan oleh Salib kristus telah kehilangan maknanya bagi umat Kristiani. Sungguh kasihan orang-orang ini dan mereka yang percaya kepadanya, tetapi anda, setelah membaca buku kecil ini, semoga tidak lagi menjadi seperti mereka, tetapi telah diubahkan oleh Roh Kristus yang penuh kasih, untuk boleh ikut ambil bagian didalam perhentianNya, baik perhentian jasmani hari sabatNya yang kudus, maupun perhentian rohani, persatuan didalam Dia oleh iman, dan Ia didalam kita oleh rohNya, makanan rohani kita.

Bersambung ke Part 17.

Apakah kejahatan mereka? Part 15

Itulah kejahatan umat Kristiani dewasa ini, karena itu tidak heran kita mendengar Kristus berfirman: “(22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Mat. 7:22, 23)

Alangkah menyedihkan moment ini, ketika dengan penuh pengharapan, orang-orang yang sepanjang hidupnya menginjak-injak hukum Allah yang suci, menghina hari SabatNya yang kekal dan kudus dan meninggikan suatu hari ciptaan manusia, berseru kepada Yesus, mengklaim jasa mereka dalam bekerja untukNya, dan mengira akan mendapat upah kemuliaan dan hidup kekal disorga, ternyata mendapat kan yang sebaliknya; pengusiran yang pahit dari hadapan hadiratNya dan pencampakan ke api neraka yang menghanguskan untuk kematian yang kekal atas kejahatan mereka.

Enam hari lamanya Tuhan menciptakan langit dan bumi, laut dan segenap isinya, dan Ia beristirahat pada hari yang ketujuh. Ribuan tahun kemudian, Tuhan yang sama, dalam rupa manusia, beristirahat dalam kuburNya dari pekerjaanNya menciptakan kembali manusia kepada hidup dengan menyerahkan kehidupanNya sendiri. Tetapi manusia meninggikan dan menghormati hari kebangkitanNya, yang Ia sendiri maupun para muridNya sama sekali tidak menganggapnya sebagai suatu hari yang istimewa, suatu hari yang tidak berbeda dengan enam hari lainnya. Ia adalah tetap Tuhan atas hari Sabat, hari ketujuh, dan meminta murid-muridnya untuk berdoa agar mereka tidak tertimpa bencana kehancuran Bait Allah Yerusalem pada hari Sabat, yang membuktikan dia tetap Tuhan atas hari Sabat setelah ia naik kesurga.

Yesus sendiri menghormati hari SabatNya yang ia adalah Tuhan atas hari itu dengan beristirahat didalam kuburNya, tetapi manusia yang diciptakannya kembali kepada hidup dengan menyerahkan nyawaNya, memilih hari yang lain dan menginjak-injak hariNya yang kudus dan diberkati ini. Sungguh dahsyat kejahatan mereka, pantas Ia mengusir mereka dengan tegas dan berkata:Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!”

Marilah kita berhenti menginjak SabatNya yang kudus, dan marilah kita yang mengaku umat Allah, yang mengaku percaya kepada Kristus, yang mengasihi Dia ataupun sedang belajar untuk mengasihi Dia, jangan melanjutkan penghinaan yang membinasakan dengan menegakkan hari lain sebagai hari Tuhan, sebab itu menjadi tanda bahwa tuhan yang lainlah yang kita sembah, sebab Tuhan Yesus Kristus adalah Tuhan atas hari Sabat dan bukan hari lain apapun juga, Tuhan yang menguduskan kita. “Kuduskanlah hari-hari Sabat-Ku, sehingga itu menjadi peringatan diantara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah Tuhan, Allahmu”, .... yang menguduskan kamu” – Yehezkiel 20:20, 12. Lihatlah, betapa Yesus yang penuh kasih, yang lemah lembut, yang mengasihi kamu dan mati untuk kamu agar kamu bisa hidup, begitu merindukan pengakuanmu, bahwa Dia adalah Tuhan Allahmu, menjadi kesaksian bagi banyak orang. Sucikanlah Sabat-Nya!

(9) Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. (10) Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya. (11) Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga. Ibrani 4:9-11.

Perhentian jasmani kita temukan didalam SabatNya yang kudus, dan perhentian rohani kita temukan didalam Kristus sendiri, yang juga adalah Tuhan atas hari Sabat, hari yang Tuhan adakan untuk manusia, untuk menjadi berkat yang menguduskan mereka. 

Bersambung ke Part 16.

Kamis, 25 Februari 2010

Apakah kejahatan mereka? Part 14

Tetapi siapakah kuasa besar yang berada dibalik perubahan ini?? Tidak lain “sang naga” sendiri, siular tua, Iblis atau Setan (Wahyu 13:2). Ia berusaha keras untuk membelokkan firman Allah kepada kepalsuan dan kesalahan agar umat Tuhan yang tidak waspada dan rendah hati dapat terpedaya dalam penipuan seumur hidupnya, dan satu-satunya cara yang paling efektif untuk memulainya adalah melalui kepala gereja.

Dapatkah anda bayangkan betapa efectivenya usaha Iblis ini? Bayangkan seluruh dunia Kristen sedang giat-giatnya menginjak-injak hari Sabat Allah yang kudus, pelanggaran yang semena-mena terhadap hukumNya yang kekal. Tetapi nabi Yehezkiel telah mengingatkan kita ratusan tahun yang lalu tentang hal ini.

“Imam-imamnya memperkosa hukum TauratKu dan menajiskan hal-hal yang kudus bagiKu, mereka tidak membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, tidak mengajarkan perbedaan yang najis dengan yang tahir, mereka menutup mata terhadap hari-hari SabatKu. Demikianlah Aku dinajiskan ditengah-tengah mereka.” Yehezkiel 22:26.

Dari tengah-tengah bait Allah, dari para imamlah dimulainya pendurhakaan ini, dan demikianlah mereka mengajarkannya kepada umat, sehingga lambat laun, Sabat Tuhan dilupakan dan hukumNya diubah. Demikianlah Tuhan dinajiskan ditengah-tengah doa dan penyembahan mereka.

“Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.” Amsal 28:9. Kiranya firman Yesus berikut ini boleh menjadi teguran dan nasehat bagi mereka: “Percuma mereka beribadah padaKu, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan adalah perintah manusia” Matius 15:9.

Itulah kejahatan mereka! Berdoa dan mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit dalam nama Yesus, tetapi menginjak-injak Sabat-Nya yang kudus, mengaku dia adalah Tuhan mereka, tetapi melupakan hari-Nya dan bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat, bahkan menegakkan hari lain, hari Minggu, dan berani mengatakan hari itu adalah hari Tuhan. Tradisi manusia yang dikukuhkan dengan ketetapan gereja oleh para bapa dan pemimpin gereja jaman dulu, ditinggikan dan disembah diatas perintah Allah yang jelas.

Kini seluruh dunia, umat Kristiani yang mengaku menyembah dia dan mengasihi Dia disaat yang sama menginjak-injak kekudusan SabatNya, meninggikan dan memelihara hari pertama yang diciptakan kuasa kegelapan untuk menyesatkan orang dari hukum Sabat Tuhan yang kudus. Mereka menajiskan Tuhan ditengah-tengah doa dan peribadatan mereka ketimbang memuliakan Dia.

Bersambung ke Part 15

Apakah kejahatan mereka? Part 13

Ketiga-tiganya mempunyai penglihatan yang sama tentang ia yang mengubah waktu dan hukum ini, yaitu: 
  1. Ia mengucapkan perkataan sombong dan hujat yang menentang Allah yang Mahatinggi, artinya ia akan mengeluarkan doktrin dan ajaran yang bertentangan dengan firman dan perintah Allah. 
  2. Ia berperang melawan orang-orang kudus Allah dan mengalahkannya. 
  3. Ia akan melakukannya selama 3½ masa, atau 42 bulan atau 1,260 hari, dan bila 1 hari = 1 tahun, maka ia akan berkuasa selama 1,260 tahun. 
  4. Ia meninggikan dirinya melebihi Allah dengan cara mengubah hukum Allah, yang Allah sendiri tidak dapat merubahnya bahkan harus mati demi tegaknya hukum agar manusia boleh hidup, ia duduk dibait Allah sebagai imam dan bahkan mau menyatakan dirinya sebagai Allah. 
  5. Ia mengambil alih hak pelayanan Kristus bagi dirinya. 
  6. Seluruh dunia akan menyembah dia.

Itulah enam persamaan pokok dari penglihatan ketiga orang yang menjadi nabi dan rasul Kristus, yang membuktikan betapa berbahayanya dan betapa menyesatkannya perbuatan “kuasa” ini, sehingga Allah harus memperingati umat manusia jauh-jauh hari sebelumnya melalui Daniel, yang diulang oleh Paulus dan Yohanes. Sebab, hari-hari ini, Sabat Tuhan telah begitu dilupakan dan di injak-injak oleh umat Kristiani yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus, yang mengaku mengasihi Dia, yang mengaku mengorbankan banyak waktu dan tenaga dan materi mereka untuk memberitakan tentang Dia, yang berkhotbah dari mimbar-mimbar, yang mengusir setan-setan dan menyembuhkan orang sakit, tetapi kepada mereka itu Yesus berkata: ”Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”

Mengapa? Sebab Ia adalah Tuhan atas hari Sabat, hari yang seharusnya mereka pergunakan untuk menyembah Dia dan berhenti dari segala pekerjaan mereka untuk berbakti kepadanya, tapi mereka memilih hari yang lain, yang mereka sebut dengan hari Tuhan, hari Minggu, untuk menyembah dia (siapa??) dan menginjak-injak Sabatnya, demikianlah Ia dihinakan ditengah –tengah mereka.
Kuasa yang dimaksudkan disini tidak lain adalah kuasa gereja politik dari sebuah denominasi. Penguasa gerejani inilah yang telah mengubah dan memindahkan pemeliharaan hari Sabat hari yang ketujuh kepada hari Minggu hari yang pertama, mengikuti trend yang telah berkembang dan semakin popular didunia Kristen sejak awal abad kedua, yaitu perayaan hari kebangkitan Yesus. Majelis Laodecia pada tahun 356 TM yang pertama kali mengesahkan perubahan ini, ratusan tahun setelah nubuatan kepada Daniel diberikan, dan kemudian dikuatkan oleh Dekrit gerejani dikeluarkan pada tahun 1562 TM di Roma.

Bersambung ke Part 14.

Rabu, 24 Februari 2010

Apakah kejahatan mereka? Part 12

Daniel 7:25: “Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Maha Tinggi, dan akan menganiaya orang – orang kudus milik Yang Maha Tinggi, ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan kedalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.”

Siapakah dia yang dimaksudkan oleh penglihatan Daniel ini, yang dilambangkan sebagai tanduk kecil yang tumbuh dan menjadi besar, serta mempunyai mata dan mulut yang menyombong (Daniel 7:8), ia membesarkan dirinya keseluruh arah mata angin dibumi bahkan sampai kelangit, ia berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkan mereka (Dan. 7:21), ia berusaha mengubah waktu dan hukum, bahkan sampai kepada Panglima Tentara langit ia membesarkan dirinya dengan mengambil alih apa yang menjadi hak pelayanan Panglima ini, kebenaran dihempaskan kebumi dan tempat kudus diinjak-injak (Daniel 8:9-13).

Mari kita lihat persamaan antara tulisan rasul Paulus dan penglihatan rasul Yohanes di pulau Patmos. Paulus mengatakan akan datang seorang manusia durhaka yang harus binasa, yang menjadi lawan Allah, sebab ia meninggikan dirinya sedemikian rupa  melebihi Allah yang kita sembah, ia duduk dibait Allah dan mau menyatakan dirinya sebagai Allah (2 Tesalonika 2:3,4). Dan Yohanes mengatakan ia melihat seekor binatang bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh yang berbicara penuh kesombongan dan hujat kepada Allah dan seisi surga, dan ia diberikan kuasa selama 42 bulan lamanya, ia akan berperang dan mengalahkan orang-orang kudus, dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap manusia dibumi, dan mereka akan menyembah dia.

Baik Daniel, Paulus maupun Yohanes dikaruniakan penglihatan dan ilham memandang masa depan, tentang akan datangnya “suatu kuasa” yang dilambangkan oleh Daniel sebagai tanduk kecil yang mempunyai mata dan mulut yang menyombong dan oleh Yohanes sebagai seekor binatang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh dan oleh Paulus sebagai seorang manusia durhaka yang harus binasa tetapi duduk di bait Allah, artinya kuasa ini adalah orang atau orang-orang, adalah imam yang memimpin gereja.  

Orang atau lembaga yang menetapkan perubahan Sabat Tuhan ke hari Minggu dan menetapkan hari ini sebagai hari Tuhan, adalah yang dimaksudkan oleh Daniel dan Paulus, nubuatan mereka menemui kegenapannya pada orang ini, sebab tidak lain, haruslah pemuka atau kepala gereja yang menetapkan perubahan ini. “ia duduk dibait Allah (sebab ia adalah imam atau kepala gereja) dan mau menyatakan diri sebagai Allah (sebab ia berani merubah hukum Allah).”

Dan rasul Yohanes di Patmos menambahkan kepada nubuatan Daniel dan Paulus, penglihatannya sendiri ketika ia mengatakan ia melihat seekor binatang bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh yang berbicara penuh kesombongan dan hujat kepada Allah dan seisi surga, dan ia diberikan kuasa selama 42 bulan lamanya, ia akan berperang dan mengalahkan orang-orang kudus, dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap manusia dibumi, dan mereka akan menyembah dia.

Baik Daniel, Paulus maupun Yohanes dikaruniakan penglihatan dan ilham memandang masa depan, tentang akan datangnya “suatu kuasa” yang dilambangkan oleh Daniel sebagai tanduk kecil yang mempunyai mata dan mulut yang menyombong dan oleh Yohanes sebagai seekor binatang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh dan oleh Paulus sebagai seorang manusia durhaka yang harus binasa tetapi duduk di bait Allah, artinya kuasa ini adalah orang atau orang-orang, adalah imam yang memimpin gereja. 


Bersambung ke Part 13.

Apakah kejahatan mereka? Part 11

Andaikata hukum Sabat memang bakal berakhir disalib Kristus dan kehilangan fungsi atau otoritasnya atas murid-murid Yesus dan mereka yang percaya kepadaNya yaitu umat Kristen sejak saat itu sampai sekarang dan seterusnya, maka tentu Yesus tidak akan mengatakan demikian kepada murid-muridNya bukan?  Tidak akan Dia meminta mereka untuk berdoa seperti itu!

Demikianlah kita ketahui, bahwa hukum Sabat tidak berubah, tidak batal disalib Kristus, melainkan tetap berlaku terus sampai selama-lamanya sesuai dengan maksud dan rencana Tuhan ketika hukum itu diberikan kepada Adam dan Hawa di Eden. Yesus yang menciptakan dunia ini dan segenap isinya, Yesus yang menebus kita dari maut dan dosa, Yesus yang menetapkan Sabat di Eden bagi umat manusia, dan Yesus juga yang menjunjung kelestarian SabatNya sebelum kenaikanNya kesurga, itu semua karena Ia adalah Tuhan atas hari Sabat. Itu semua adalah karena kita adalah umatNya dan Ia adalah Allah, Tuhan kita.


Baik Tuhan sendiri maupun murud-muridNya para Rasul sama sekali tidak mengajarkanNya satu perubahan peribadatan atas hari ini, bahkan Kristus meminta mereka untuk tetap berSabat dan berdoa agar malapetaka kehancuran Bait Allah tidak menimpa mereka pada hari Sabat, satu peristiwa yang menemui kegenapannya 37 tahun setelah kenaikan Nya kesurga.
















Bila demikian, mengapa umat Kristiani sekarang mengabaikannya? 

Sebab dunia Kristen sekarang hanya melanjutkan suatu “tradisi” keKristenan yang telah berusia berabad-abad. Suatu hari perbaktian telah dibangun secara perlahan-lahan sejak akhir abad I dan semakin popular dengan perjalanan waktu, dan perlahan-lahan menggeser perhatian umat dari pada Sabat Tuhan hari ketujuh kepada hari ini. Hari itu adalah hari pertama, hari Minggu, yang diperingati umat Kristen masa itu sebagai peringatan hari kebangkitan Yesus Kristus. Dan setelah bapa-bapa gereja mengambil sikap untuk menegakkan hari ini ketimbang Sabat Tuhan, maka umatpun mengikutinya.

Umat mempercayai ajaran yang diproklamirkan oleh bapa-bapa gereja zaman dulu dan semakin banyak penafsiran-penafsiran dari para bapa gereja, teolog terkemuka, dan ahli Alkitab yang intinya adalah meniadakan hukum Sabat dan menggantikan hari perhentian itu kepada hari yang lain, yaitu hari pertama, suatu perubahan yang telah dinubuatkan oleh nabi Daniel ratusan tahun sebelum perubahan itu terjadi. Dan pada akhir zaman ini, semakin dikukuhkan dengan segala macam penafsiran dan interprestasi Alkitab untuk melestarikan hari Minggu sebagai hari Tuhan, padahal, junjungan mereka yang begitu mereka elu-elukan dan serukan, justru menyatakan diri-Nya adalah Tuhan atas hari Sabat. Apakah manusia telah meninggikan dirinya diatas sesembahan mereka yang adalah Allah mereka, sehingga mereka berani memaksakan perubahan ini?

Bersambung ke Part 12.

Minggu, 21 Februari 2010

Apakah kejahatan mereka? Part 10

Hal ini ditegaskan Yesus yang mengatakan bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat (Markus 2:28), menyatakan kepada kita, bahwa selama manusia masih menyembah Dia sebagai Tuhan mereka, selama itu pulalah Sabat Tuhan harus mereka ingat dan pelihara sesuai tuntutan hukumNya. Dan tidak ada satupun hari lainnya, yang disebut-Nya "Sabat Tuhan, Allahmu" selain hari Sabtu. Dengan demikian, tertutuplah kemungkinan bahwa hukum Sabat dirubah oleh Tuhan sendiri.

Ataukah kedatangan Yesus, kematian dan kebangkitanNya secara otomatis meniadakan atau membatalkan hukum Sabat?  Yesus sendiri membantah kemungkinan itu!

Kepada murid-muridnya yang menanyakan penjelasan nubuatan Yesus tentang Bait Allah yang akan diruntuhkan dan tanda kedatanganNya serta akhir dunia (Matius 24:1-36), Ia berkata:  “Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.” Matius 24:20.

Mengapa Ia berkata kepada muruid-muridNya untuk berdoa, agar kiranya pelarian mereka jangan terjadi pada hari Sabat ketika Bait Allah di Yerusalem dihancurkan oleh bala tentara kafir Roma yang menduduki Yerusalem (ayat 15)?

Sebab pada hari Sabat, mereka berkumpul untuk berbakti kepada Tuhan sepanjang hari, didalam kaabah itu. Dan bila kaabah itu dihancurkan, mereka tidak akan bisa menyelamatkan diri dari tangan musuhnya. Pemeliharaan hari Sabat dan perintah untuk menguduskannya, mengikat mereka kepada suatu perhentian, yang bahkan untuk menyelamatkan nyawapun menjadi tidak berarti.  Ini menyatakan kepada kita, bahwa Sabat Tuhan masih tetap dipelihara oleh murid-murid Yesus dan siapapun yang percaya kepada Injil Kristus pada saat terjadinya penghancuran Bait Allah di Yerusalem oleh pasukan Roma kafir ditahun 70 TM atau 37 tahun setelah kenaikanNya kesurga.




























Hanya Kristus yang tahu kapan terjadinya peristiwa itu, sedangkan murid-murid-Nya tidak tahu, tapi yang jelas, mereka diharuskan berdoa agar peristiwa itu tidak terjadi pada hari Sabat yang dapat menghalangi pelarian mereka. Ini memberikan satu kepastian kepada kita bahwa para Rasul tetap memelihara hari Sabat sesuai tuntutan hukum Sabat dan mengajarkannya demikian kepada dunia didalam penyebaran Injil Kristus. Sebelum peristiwa itu terjadi maupun sesudahnya tidaklah berpengaruhatas pemeliharaan hari Sabat. Dengan demikian jelas, kematian Kristus dan kebangkitan-Nya tidak merubah hukum Sabat.

Bersambung ke Part 11

Apakah kejahatan mereka? Part 9

4. HARI YANG DILUPAKAN


Membandingkannya dengan perlakuan umat Kristiani sekarang ini, baik terhadap hari Sabat Tuhan yang adalah hari Sabtu maupun terhadap hari Minggu itu sendiri, dapatlah kita simpulkan, bahwa sesungguhnya hukum Sabat sudah tidak dilakukan oleh umumnya umat Kristiani.

Bagaimana ini bisa terjadi? Padahal Allah memberikan-nya kepada Adam dan Hawa di Eden, sebelum mereka berdosa, untuk dijalankan sepanjang masa kekekalan andaikata mereka tidak jatuh dalam dosa. Setelah mereka jatuh kedalam dosa, Adam & Hawa mengajarkan hukum Sabat ini kepada anak cucu dan keturunannya langsung dengan prakteknya, turun temurun s/d Nuh, Abraham, Yakub dan sampailah kepada bangsa Israel +/- 2,400 tahun kemudian sejak Adan dan Hawa terusir dari Eden, untuk dijalankan sebagai suatu ketetapan selama-lamanya. Apakah Allah atau Yesus Kristus sendiri telah mengubah hukum itu?

“Perbuatan tanganNya ialah kebenaran dan keadilan, segala titahNya teguh, kokoh untuk seterusnya dan selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.” Mazmur 111:7,8. “Dasar firmanMu adalah kebenaran dan segala hukum-hukumMu yang adil adalah untuk selama-lamanya” Mazmur 119:160. “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” Matius 24:35. “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya” Ibrani 13:8.

Allah tidak pernah berubah, demikian juga firman-Nya, ini dibuktikan dengan tetap berlakunya firman Allah yang disampaikan kepada Adam dan Hawa di taman Eden sebelum kejatuhan mereka dalam dosa, yaitu:
1.    Perintah untuk berkembang biak
2.    Hukuman mati kalau melanggar perintah.
Sampai sekarang umat manusia masih terus berkembang biak, dan juga mati. Lahir dan mati, itulah dua hukum yang diberikan di taman Eden kepada Adam dan Hawa dan sampai sekarang masih berlaku. Oleh karena itu, mengapa lita berpikir bahwa untuk hukum Sabat ada pengecualian?

Bahkan kedatangan Kristus kedunia menebus dosa umat manusia yang harus mati, agar mereka mendapatkan hidup mereka kembali, adalah bukti yang paling kokoh akan kekekalan hukum Tuhan dan bahwa Ia tidak berubah. Andaikata Allah dapat mengubah hukumNya, maka tentu Kristus tidak perlu datang dan mati, sebab hukuman bagi Adam dapat diperingan atau dirubah, tidak harus mati.

Tetapi kenyataan bahwa Allah sendiri harus turun kedunia, berinkarnasi menjadi manusia untuk menebus mereka agar dapat hidup kembali setelah mati melalui kematianNya yang menyakitkan dan hina disalib, menandakan kekekalan hukum Tuhan. Dengan demikian, hukum Sabat yang ditetapkan di taman Eden pada hari yang ketujuh, seperti dua hukum lainnya, akan berlangsung terus sampai akhir dunia ini, bahkan sampai kepada dunia baru dan selama masa kekekalan, dimana sudah tidak ada maut. Sebab, memang Sabat ditetapkan untuk Adam dan Hawa sebelum mereka jatuh dalam dosa, untuk mereka dan bakal keturunan mereka. Dan andaikata mereka tidak pernah jatuh kedalam dosa, maka selamanya hukum Sabat ini dijalankan mereka. 
Kejatuhan manusia dalam dosa tidaklah menghalangi hukum Sabat untuk dipelihara, malah semakin diperlukan, karena pemeliharaan akan hukum ini menyatakan kepada dunia, bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang hidup, Khalik semesta alam, Pencipta langit dan bumi diantara begitu banyak allah-allah buatan manusia, dan bahwa kita adalah mahluk ciptaan-Nya.

Bersambung ke Part 10.

Apakah kejahatan mereka? Part 8

Kita ringkaskan tuntutan hukum Sabat sbb:
  • Kita harus selalu mengingat untuk menguduskan hari itu.
  • Tidak boleh melakukan pekerjaan yang terkait dengan usaha perdagangan (membeli dan menjual) atau mencari nafkah, pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah. Semuanya ini dapat dilakukan pada hari Jumat, hari keenam, yang disebut hari persiapan Sabat.
  • Tidak boleh melakukan urusan kita, apapun itu, kecuali yang  berhubungan dengan kepentingan untuk memuliakan Allah, untuk menyatakan kasihNya, memberitakan firmanNya, berbuat baik kepada sesama manusia tanpa melanggar hukum Sabat seperti merawat orang sakit, merawat bayi, anak kecil, orang cacat atau jompo yang tak berdaya.
  • Tidak menjalankan acara pribadi atau keluarga untuk kesenangan pribadi seperti nonton TV/film, olah raga, shopping ke pasar atau ke mall, pesta, mencari hiburan dengan jalan-jalan tidak menentu, window shopping (cuci mata di mall), makan-minum, membaca novel, komik, majalah dan lainnya kesenangan pribadi.
  • Berkata omong kosong, ngerumpi.
  • Hari Sabat harus menjadi satu hari perhentian penuh dari semua kesenangan pribadi dan kepentingan pribadi, dimulai dari petang matahari terbenam pada hari Jumat sampai dengan petang matahari terbenam pada hari Sabtu.

Itulah tuntutan hukum Sabat.

Ingat! Bahwa semua tuntutan hukum Sabat ini diketahui juga oleh Adam dan Hawa dan diajarkannya juga kepada anak cucunya. Apa yang nabi Yehezkiel atau Yeremia atau siapa saja menulis tentang tuntutan hukum Sabat, menerimanya dari Allah melalui Roh KudusNya, dari sumber yang satu dan yang sama dan yang kekal. PadaNya tidak ada bayangan perubahan.


Bersambung ke Part 9.

Apakah kejahatan mereka? Part 7

Hari Sabat hari ketujuh, yang jatuh pada setiap hari Sabtu, sekarang ini telah menjadi hari yang biasa, tidak berbeda dengan hari yang lainnya. Justru yang mendapat perlakuan yang berbeda dewasa ini bahkan sudah hampir 2,000 tahun, adalah hari Minggu atau hari pertama. Orang-orang Kristen sekarang bahkan sejak berabad-abad yang lalu, berhenti bekerja pada hari Minggu dan pergi kegereja untuk beribadah pada hari pertama ini.

Apakah perlakuan yang dituntut Allah terhadap hari SabatNya, hari ketujuh, dari umatNya, telah digantikan kepada hari MInggu hari pertama? Apakah ada otorisasi Allah untuk itu? Ataukah hari Minggupun bukan suatu hari yang harus diperlakukan khusus seperti hari Sabat Tuhan hari ketujuh, bila demikian, maka tidak ada satupun lagi hari dalam minggu yang mendapat perlakukan khsus seperti hari Sabat Tuhan hari ketujuh. Ini berarti, bahwa memang benar Sabat Tuhan sudah dilupakan, sudah diabaikan.

Kenyataan yang terlihat sekarangpun, hari Minggu juga tidak berbeda diperlakukan orang Kristen seperti hari-hari lain dalam minggu, kecuali bahwa hari itu mereka pergi kegereja untuk beribadah, tetapi soal kerja, dagang, urusan duniawi, hiburan, tetap jalan terus tanpa perkecualian.

Justru pada hari Minggu yang adalah hari libur banyak digunakan untuk urusan pribadi, entah itu kerja lembur, atau kerja lapangan, tetapi paling banyak menjadi hari kesenangan keluarga atau pribadi untuk pesiar, jalan-jalan ke mall atau tempat hiburan keluarga atau tempat wisata, pesta, resepsi, dugem, dan olah raga. Intinya, perlakuan orang Kristen atas hari inipun sudah tidak lagi memenuhi tuntutan hukum Sabat.

Seperti apakah tuntutan hukum Sabat itu?

Keluaran 20:8-11 - “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat; enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan Allahmu, maka janganlah melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu, atau orang asing yang ditempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.”

Yesaya 58:13,14 - “Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudusKu; apabila engkau menyebutkan hari Sabat “hari kenikmatan”, dan hari kudus Tuhan “hari yang mulia”; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena Tuhan, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan’ Aku akan memberi engkau makan dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.”

Imamat 23:32 – “Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, .................................. dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu.”

Bersambung ke Part 8.

Rabu, 17 Februari 2010

Apakah kejahatan mereka? Part 6

3. TUNTUTAN HUKUM SABAT


Pentingnya hari Sabat sebagai peringatan penciptaan adalah bahwa hal itu terus mengingatkan alasan yang benar mengapa Allah patut disembah! Yaitu, bahwa Dia adalah Khalik Pencipta, dan kita adalah mahluk ciptaanNya. Dan dimana saja didalam Alkitab ditemukan tuntutan untuk menghormati dan menyembah Dia diatas allah-allah bangsa kafir, disana dikutip bukti kuasa penciptaanNya.

“Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah hampa, tetapi Tuhanlah yang menjadikan langit” (Maz. 96:5).
“Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? Firman yang Maha Kudus. “Arahkanlah matamu kelangit dan lihatlah; siapa yang menciptakan semua bintang itu? Sebab beginilah firman Tuhan yang menciptakan langit – Dialah Allah – yang membentuk bumi dan menjadikannya. Akulah Tuhan dan tiada yang lain (Yes. 40:25,26; 45:18). “Ketahuilah. Bahwa Tuhan Allah, Dialah yang menciptakan kita- masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut dihadapan Tuhan yang menjadikan kita (Maz. 100:3; 95:6).
Dan mahluk-mahluk suci disorga mengatakan alasan penghormatan dan penyembahan kepada Dia: “Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa, sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu, dan oleh karena kehendakmu, semuanya itu ada dan diciptakan (Wahyu 4:11).

Oleh karena itu, mengingat bahwa hukum hari Sabat (pemeliharaannya dan pengudusannya dengan berhenti dari segala pekerjaan duniawi, dan menyembah Allah sepanjang hari) diadakan untuk manusia dan bahwa Tuhan Yesus Kristus sendiri adalah Tuhan atas hari Sabat (Markus 2:28), maka adalah penting utuk mengetahui apakah hukum itu masih berlaku bagi umat Kristiani sejak Yesus naik kesurga, ataukah telah dipalangkanNya disalibNya alias tidak berfungsi dan tidak mengikat lagi??

Mengapa hal ini perlu diketahui? Sebab, dunia Kristen umumnya, secara universal, kini tidak lagi melakukan hukum ini. Adakah alasan-alasan yang tepat dan alkitabiah untuk perlakuan ini? Firman Tuhan-lah yang akan menjawabnya.

Bersambung ke Part 7.