Disinilah orang ini, ia tiba pada satu kesadaran diri bahwa ia sangat berdosa dan sungguh-sungguh menyesalinya, tetapi ia belum dibenarkan. Penyesalan bukanlah pembenaran walaupun itu adalah satu factor yang diperlukan. Ia tiba pada pengertian akan problem ganda yang melilit dia dan janji Allah bahwa Ia akan menebus dosa-dosa masa lalunya dan mengubah hatinya, menjadikan dia kudus, dengan demikian ia dapat dibenarkan. Demikianlah ia berlutut dihadapan Allah dan dengan jujur dan rendah hati mengakui segala dosa-dosa dan kejahatannya dimasa lalu, dan dengan iman ia menerima kredit kebenaran Kristus yang ditempatkan dijalan hidupnya yang penuh dosa dan kejahatan.
Tetapi ia tidak berhenti disini. Menyadari bahwa sumber dari segala dosa dan keja- hatannya adalah keadaan dirinya yang berdosa, manusia lamanya, pemikiran daging yang adalah perseteruan terhadap Allah, ia melanjutkan pengakuan akan apa adanya dia dan memberikannya juga kepada Tuhan agar dapat digantikan, dan ia boleh menerima manusia baru yang dari Allah. Sewaktu imannya berpaut kepada janji-janji Allah, dan ia memenuhi syarat yang diperlukan, Allah mengambil manusia lamanya dan memberikannya hati yang baru.
Pada saat ini, saat semua kejadian ini berlangsung sementara orang itu masih berlutut, ia telah dibenarkan! Semuanya itu diterimanya sebagai pemberian yang cuma-cuma dari Allah. Tetapi pada saat ini, berapa banyakkah perbuatan baik yang seturut hukum Allah yang telah dilakukannya? Jawabannya adalah tidak ada sama sekali! Tetapi ia dibenarkan! Sesungguhnyalah, ia dibenarkan tanpa melakukan hukum Taurat, ia dibenarkan tanpa perbuatan hukum Taurat, yang didalam situasi ini, adalah satu-satunya jalan dengan mana ia dapat dibenarkan.
Itu haruslah kita terima sebagai pemberian yang cuma-cuma dari Allah, atau tidak sama sekali. Adalah Allah yang membenarkan orang berdosa, sehingga mereka bukan lagi orang berdosa melainkan orang benar. Sebagaimana Allah menyembuhakan orang sakit sehingga mereka bukan lagi orang yang sakit.
Demikianlah dapat kita percayai teks firman Allah sebagaimana ia tertulis. Kita dapat berkata bersama Paulus: ”Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.” Dan melanjutkannya dengannya, tak ada jalan lain baginya untuk mendapatkan pembenaran! Bila ia telah dibenarkan, ia juga telah dibebaskan dari dosa, sebab ia telah “ diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” – Efesus 2:10.
Pembenaran adalah kelepasan dari dosa. Itu bukanlah akhir perjalanan tetapi sebuah awal, dan akan sering terjadi, sewaktu ia tergelincir dan membutuhkan kembali pengampunan, pembenaran dan pembaruan Allah. Tetapi itu akan selalu berupa kelepasan atau pembebasan dari dosa.
Bersambung ke Part 17
Tetapi ia tidak berhenti disini. Menyadari bahwa sumber dari segala dosa dan keja- hatannya adalah keadaan dirinya yang berdosa, manusia lamanya, pemikiran daging yang adalah perseteruan terhadap Allah, ia melanjutkan pengakuan akan apa adanya dia dan memberikannya juga kepada Tuhan agar dapat digantikan, dan ia boleh menerima manusia baru yang dari Allah. Sewaktu imannya berpaut kepada janji-janji Allah, dan ia memenuhi syarat yang diperlukan, Allah mengambil manusia lamanya dan memberikannya hati yang baru.
Pada saat ini, saat semua kejadian ini berlangsung sementara orang itu masih berlutut, ia telah dibenarkan! Semuanya itu diterimanya sebagai pemberian yang cuma-cuma dari Allah. Tetapi pada saat ini, berapa banyakkah perbuatan baik yang seturut hukum Allah yang telah dilakukannya? Jawabannya adalah tidak ada sama sekali! Tetapi ia dibenarkan! Sesungguhnyalah, ia dibenarkan tanpa melakukan hukum Taurat, ia dibenarkan tanpa perbuatan hukum Taurat, yang didalam situasi ini, adalah satu-satunya jalan dengan mana ia dapat dibenarkan.
Itu haruslah kita terima sebagai pemberian yang cuma-cuma dari Allah, atau tidak sama sekali. Adalah Allah yang membenarkan orang berdosa, sehingga mereka bukan lagi orang berdosa melainkan orang benar. Sebagaimana Allah menyembuhakan orang sakit sehingga mereka bukan lagi orang yang sakit.
Demikianlah dapat kita percayai teks firman Allah sebagaimana ia tertulis. Kita dapat berkata bersama Paulus: ”Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.” Dan melanjutkannya dengannya, tak ada jalan lain baginya untuk mendapatkan pembenaran! Bila ia telah dibenarkan, ia juga telah dibebaskan dari dosa, sebab ia telah “ diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya” – Efesus 2:10.
Pembenaran adalah kelepasan dari dosa. Itu bukanlah akhir perjalanan tetapi sebuah awal, dan akan sering terjadi, sewaktu ia tergelincir dan membutuhkan kembali pengampunan, pembenaran dan pembaruan Allah. Tetapi itu akan selalu berupa kelepasan atau pembebasan dari dosa.
Bersambung ke Part 17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar