Pertama-tama, marilah memberi perhatian kepada semua dosa masa lalu kita. Penghukuman apa yang sedang menggantung diatas kepala seseorang pendosa yang belum bertobat sebagai akibat segala perbuatannya yang jahat dimasa lalu? Jawaban atas pertanyaan ini adalah tidak lain "maut" sebagai upah dosa. Sesungguhnya, bila hanya sebuah dosa yang dilakukan, maka maut jugalah upah dosa itu. Tetapi tidak ada seorang manusiapun yang pernah hidup, bersalah oleh sebuah perbuatan dosa saja. Kita semua telah melakukan banyak dosa, dan hukuman atas setiap dosa itu adalah maut atau kematian yang kekal.
Ini adalah sebuah kebenaran yang dimengerti dan diterima secara universal dan tidak perlu dibahas lebih lanjut. Semua orang memahami bahwa:"Upah dosa adalah maut" Roma 6:23. Tetapi apa yang tidak begitu dipahami dunia Kristen sekarang ini umumnya, dimana penekanan melulu kepada perbuatan kita saja, adalah bahwa kita juga berada dibawah penghukuman oleh karena keadaan kita, yang hukuman atau upahnya adalah juga maut. Ini berarti, setiap ada seorang bayi dilahirkan, sebelum dia melakukan sebuah kejahatan apapun, ia sudah berada dibawah penghukuman kematian, bukan oleh karena ia telah melakukan sebuah pelanggaran atau kejahatan, sebab bayi ini belum dapat melakukan apapun juga, tetapi oleh karena keadaannya atau kondisinya. "Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku." Mazmur5 51:5. Bila nantinya ia melakukan perbuatan yang berdosa, maka ia hanya menambahkan kepada apa yang sudah ada; penghukuman diatas penghukuman yang menuntun kepada kematian yang kekal. Penghukuman yang membawa maut yang pertama adalah untuk keadaannya, dan penghukuman yang membawa maut yang kedua adalah untuk perbuatannya. Adalah oleh karena sebab-sebab inilah kita membutuhkan penebusan atau pengampunan untuk dosa-dosa masa lalu kita, agar penghukuman itu dapat ditiadakan, dan kita membutuhkan perubahan hati kepada hati yang baru yang menjadikan kita kudus, untuk meniadakan penghukuman yang kedua. Jadi, sesungguhnya Pembenaran haruslah terdiri dari keduanya, memperhitungkan dan menjadikan. Keduanya adalah pekerjaan Allah, sebab: "Engkau tidak dapat menebus dosa masa lalumu, engkaupun tak dapat mengubah hatimu dan menjadikan dirimu suci. Tetapi Allah berjajnji akan melakukan semua ini bagimu melalui Kristus." (Step to Christ, 51).
Ada sebuah janji yang pasti dari Allah, bahwa Ia akan melakukan kedua pekerjaan ini bagimu. Ia akan menebus dosa-dosa masa lalumu, dengan demikian meniadakan sumber penghukuman. Ia akan mengubah hatimu dan menjadikanmu kudus, dengan demikian juga meniadakan sumber penghukuman itu. Bila keduanya telah dilakukan, engkau telah dibenarkan. Kini, pada tahap ini, adalah penting bagi setiap orang untuk tidak terjebak pada suatu pemikiran, bahwa sejak saat itu, tidak ada lagi pekerjaan kasih karunia yang akan dilakukan untuknya. Masih ada banyak lagi pekerjaan yang harus dilakukan baik untuk dan olehnya sejak pembenarannya. Ada dihadapannya suatu pekerjaan besar reformasi, dimana dosa-dosa yang belum disadarinya, satu persatu ditampilkan pada alam pemikirannya, dalam bentuk ide dan teori lama, kebiasaan lama, yang berasal dari masa-masa kehidupan didalam daging.
Disini kami tidak mempromosikan "sekali selamat tetap selamat" (Once saved always saved) doktrin. Penulisan ini berbicara tentang Pembenaran, yang terdiri dari diperhitungkan dan dijadikan. Sebab musabab mengapa umumnya orang gagal memahami bahwa untuk Pembenaran, perhatian Allah bukan saja tertuju pada apa yang kita perbuat, tetapi juga pada keadaan diri kita, adalah oleh karena mereka berpikir tentang perkara-perkara sorgawi dalam cara pandang duniawi. Dikala kita mencoba memahami Pembenaran Allah, kita memandangnya sama seperti kita memandang perkara keadilan yang berlaku digedung-gedung pengadilan dunia. Tetapi, sesungguhnya keduanya sangat berbeda, perbedaan yang bila tidak dipahami, akan membuat kita mempunya pandangan atau konsep yang sangat sempit tentang Pembenaran Allah.
Bersambung Part Seven
Ini adalah sebuah kebenaran yang dimengerti dan diterima secara universal dan tidak perlu dibahas lebih lanjut. Semua orang memahami bahwa:"Upah dosa adalah maut" Roma 6:23. Tetapi apa yang tidak begitu dipahami dunia Kristen sekarang ini umumnya, dimana penekanan melulu kepada perbuatan kita saja, adalah bahwa kita juga berada dibawah penghukuman oleh karena keadaan kita, yang hukuman atau upahnya adalah juga maut. Ini berarti, setiap ada seorang bayi dilahirkan, sebelum dia melakukan sebuah kejahatan apapun, ia sudah berada dibawah penghukuman kematian, bukan oleh karena ia telah melakukan sebuah pelanggaran atau kejahatan, sebab bayi ini belum dapat melakukan apapun juga, tetapi oleh karena keadaannya atau kondisinya. "Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku." Mazmur5 51:5. Bila nantinya ia melakukan perbuatan yang berdosa, maka ia hanya menambahkan kepada apa yang sudah ada; penghukuman diatas penghukuman yang menuntun kepada kematian yang kekal. Penghukuman yang membawa maut yang pertama adalah untuk keadaannya, dan penghukuman yang membawa maut yang kedua adalah untuk perbuatannya. Adalah oleh karena sebab-sebab inilah kita membutuhkan penebusan atau pengampunan untuk dosa-dosa masa lalu kita, agar penghukuman itu dapat ditiadakan, dan kita membutuhkan perubahan hati kepada hati yang baru yang menjadikan kita kudus, untuk meniadakan penghukuman yang kedua. Jadi, sesungguhnya Pembenaran haruslah terdiri dari keduanya, memperhitungkan dan menjadikan. Keduanya adalah pekerjaan Allah, sebab: "Engkau tidak dapat menebus dosa masa lalumu, engkaupun tak dapat mengubah hatimu dan menjadikan dirimu suci. Tetapi Allah berjajnji akan melakukan semua ini bagimu melalui Kristus." (Step to Christ, 51).
Ada sebuah janji yang pasti dari Allah, bahwa Ia akan melakukan kedua pekerjaan ini bagimu. Ia akan menebus dosa-dosa masa lalumu, dengan demikian meniadakan sumber penghukuman. Ia akan mengubah hatimu dan menjadikanmu kudus, dengan demikian juga meniadakan sumber penghukuman itu. Bila keduanya telah dilakukan, engkau telah dibenarkan. Kini, pada tahap ini, adalah penting bagi setiap orang untuk tidak terjebak pada suatu pemikiran, bahwa sejak saat itu, tidak ada lagi pekerjaan kasih karunia yang akan dilakukan untuknya. Masih ada banyak lagi pekerjaan yang harus dilakukan baik untuk dan olehnya sejak pembenarannya. Ada dihadapannya suatu pekerjaan besar reformasi, dimana dosa-dosa yang belum disadarinya, satu persatu ditampilkan pada alam pemikirannya, dalam bentuk ide dan teori lama, kebiasaan lama, yang berasal dari masa-masa kehidupan didalam daging.
Disini kami tidak mempromosikan "sekali selamat tetap selamat" (Once saved always saved) doktrin. Penulisan ini berbicara tentang Pembenaran, yang terdiri dari diperhitungkan dan dijadikan. Sebab musabab mengapa umumnya orang gagal memahami bahwa untuk Pembenaran, perhatian Allah bukan saja tertuju pada apa yang kita perbuat, tetapi juga pada keadaan diri kita, adalah oleh karena mereka berpikir tentang perkara-perkara sorgawi dalam cara pandang duniawi. Dikala kita mencoba memahami Pembenaran Allah, kita memandangnya sama seperti kita memandang perkara keadilan yang berlaku digedung-gedung pengadilan dunia. Tetapi, sesungguhnya keduanya sangat berbeda, perbedaan yang bila tidak dipahami, akan membuat kita mempunya pandangan atau konsep yang sangat sempit tentang Pembenaran Allah.
Bersambung Part Seven
Tidak ada komentar:
Posting Komentar