Minggu, 28 Februari 2010

Apakah kejahatan mereka? Part 18

Dan yang memelihara hari Sabat-Nya serta menguduskannya.

 


Lain dari pada itu adalah gereja-gereja yang menginjak-injak hari Sabatnya yang suci, gereja yang mabuk dengan doktrin palsu si Pelacur Besar (The mother of harlots), gereja-Babel.



Bersambung ke Last Part .

Apakah kejahatan mereka? Part 17

Begitu banyak gereja didunia, yang mengabaikan dan melupakan dan menginjak hari SabatNya yang kudus, manakah diantaranya yang benar dan tetap menguduskan hari SabatNya dan adalah gerejaNya didunia ini?



Hanya ada satu gereja Allah yang benar didunia sesuai dengan firman Yesus di Yoh. 10, gereja yang didirikan diatas Dia sebagai batu penjuru, yang tidak takluk kepada maut, gereja yang menuruti hukumNya. Gereja yang memiliki “Kesaksian Yesus” yaitu Roh Nubuat, tulisan-tulisan ilham Roh Kudus yang menuntun umat untuk terus berjalan, berorganisasi, berkembang dan bertumbuh didalam Yesus dan ajaranNya. Gereja yang Yesus adalah "pintu" dan "gembalanya."




Bersambung ke Part 18.

Jumat, 26 Februari 2010

Apakah kejahatan mereka? Part 16

Tuhan berfirman melalui nabi Yesaya: “Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakan nya.” Yesaya 58:13, 14.

Ada 3 buah berkat yang diterima mereka yang memelihara Sabat sesuai kehendak Allah (ayat 14)
1.    Ia akan bersenang-senang karena Tuhan (delight in the Lord)
2.    Ia akan berkendaraan melintasi puncak-puncak bukit dibumi
3.    Ia akan makan dari milik pusaka Yakub (the heritage of Jacob)

Apakah itu “milik pusaka Yakub?”

Milik  pusaka adalah juga warisan, yang diwariskan seseorang kepada pewarisnya. Apakah warisan yang kudus yang menjadi milik Yakub?

Nabi Yeremia mengatakan di Yer. 10:16, bahwa tidak seperti upah orang jahat dan penyembah berhala, maka yang menjadi bagian Yakub adalah Allah sendiri, Pencipta langit dan bumi. Tuhan semesta alam.

Jadi arti dari pada “Aku akan memberi engkau makan dari milik pusaka Yakub” adalah, bahwa Allah sendirilah yang menjadi sumber berkat kita. Bila kita memelihara dan menguduskan SabatNya sesuai dengan kehendakNya, berarti kita sedang menabur benih-benih berkat dan akan menuai dengan limpahnya sukacita dan kesenangan yang kudus dihadapan Tuhan sepanjang minggu, sebab Kristus sendirilah yang adalah Tuhan atas hari Sabat menjadi bagian kita, makanan rohani kita. Betapa indahnya persatuan ini.

Tidak ada orang yang bisa berkata, bahwa mereka mendapat perhentian didalam Kristus oleh imannya, tetapi menolak SabatNya, orang-orang ini tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Itulah kejahatan mereka!

Demikianlah, sekarang ini, begitu banyak dikhotbah kan dan diajarkan dari mimbar-mimbar dan di internet, bahwa Sabat Tuhan telah tidak mengikat lagi, tidak lagi berfungsi, sebab ia adalah bagian dari hukum Musa khusus untuk bangsa Israel saja, dan oleh Salib kristus telah kehilangan maknanya bagi umat Kristiani. Sungguh kasihan orang-orang ini dan mereka yang percaya kepadanya, tetapi anda, setelah membaca buku kecil ini, semoga tidak lagi menjadi seperti mereka, tetapi telah diubahkan oleh Roh Kristus yang penuh kasih, untuk boleh ikut ambil bagian didalam perhentianNya, baik perhentian jasmani hari sabatNya yang kudus, maupun perhentian rohani, persatuan didalam Dia oleh iman, dan Ia didalam kita oleh rohNya, makanan rohani kita.

Bersambung ke Part 17.

Apakah kejahatan mereka? Part 15

Itulah kejahatan umat Kristiani dewasa ini, karena itu tidak heran kita mendengar Kristus berfirman: “(22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Mat. 7:22, 23)

Alangkah menyedihkan moment ini, ketika dengan penuh pengharapan, orang-orang yang sepanjang hidupnya menginjak-injak hukum Allah yang suci, menghina hari SabatNya yang kekal dan kudus dan meninggikan suatu hari ciptaan manusia, berseru kepada Yesus, mengklaim jasa mereka dalam bekerja untukNya, dan mengira akan mendapat upah kemuliaan dan hidup kekal disorga, ternyata mendapat kan yang sebaliknya; pengusiran yang pahit dari hadapan hadiratNya dan pencampakan ke api neraka yang menghanguskan untuk kematian yang kekal atas kejahatan mereka.

Enam hari lamanya Tuhan menciptakan langit dan bumi, laut dan segenap isinya, dan Ia beristirahat pada hari yang ketujuh. Ribuan tahun kemudian, Tuhan yang sama, dalam rupa manusia, beristirahat dalam kuburNya dari pekerjaanNya menciptakan kembali manusia kepada hidup dengan menyerahkan kehidupanNya sendiri. Tetapi manusia meninggikan dan menghormati hari kebangkitanNya, yang Ia sendiri maupun para muridNya sama sekali tidak menganggapnya sebagai suatu hari yang istimewa, suatu hari yang tidak berbeda dengan enam hari lainnya. Ia adalah tetap Tuhan atas hari Sabat, hari ketujuh, dan meminta murid-muridnya untuk berdoa agar mereka tidak tertimpa bencana kehancuran Bait Allah Yerusalem pada hari Sabat, yang membuktikan dia tetap Tuhan atas hari Sabat setelah ia naik kesurga.

Yesus sendiri menghormati hari SabatNya yang ia adalah Tuhan atas hari itu dengan beristirahat didalam kuburNya, tetapi manusia yang diciptakannya kembali kepada hidup dengan menyerahkan nyawaNya, memilih hari yang lain dan menginjak-injak hariNya yang kudus dan diberkati ini. Sungguh dahsyat kejahatan mereka, pantas Ia mengusir mereka dengan tegas dan berkata:Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!”

Marilah kita berhenti menginjak SabatNya yang kudus, dan marilah kita yang mengaku umat Allah, yang mengaku percaya kepada Kristus, yang mengasihi Dia ataupun sedang belajar untuk mengasihi Dia, jangan melanjutkan penghinaan yang membinasakan dengan menegakkan hari lain sebagai hari Tuhan, sebab itu menjadi tanda bahwa tuhan yang lainlah yang kita sembah, sebab Tuhan Yesus Kristus adalah Tuhan atas hari Sabat dan bukan hari lain apapun juga, Tuhan yang menguduskan kita. “Kuduskanlah hari-hari Sabat-Ku, sehingga itu menjadi peringatan diantara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah Tuhan, Allahmu”, .... yang menguduskan kamu” – Yehezkiel 20:20, 12. Lihatlah, betapa Yesus yang penuh kasih, yang lemah lembut, yang mengasihi kamu dan mati untuk kamu agar kamu bisa hidup, begitu merindukan pengakuanmu, bahwa Dia adalah Tuhan Allahmu, menjadi kesaksian bagi banyak orang. Sucikanlah Sabat-Nya!

(9) Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. (10) Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya. (11) Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga. Ibrani 4:9-11.

Perhentian jasmani kita temukan didalam SabatNya yang kudus, dan perhentian rohani kita temukan didalam Kristus sendiri, yang juga adalah Tuhan atas hari Sabat, hari yang Tuhan adakan untuk manusia, untuk menjadi berkat yang menguduskan mereka. 

Bersambung ke Part 16.

Kamis, 25 Februari 2010

Apakah kejahatan mereka? Part 14

Tetapi siapakah kuasa besar yang berada dibalik perubahan ini?? Tidak lain “sang naga” sendiri, siular tua, Iblis atau Setan (Wahyu 13:2). Ia berusaha keras untuk membelokkan firman Allah kepada kepalsuan dan kesalahan agar umat Tuhan yang tidak waspada dan rendah hati dapat terpedaya dalam penipuan seumur hidupnya, dan satu-satunya cara yang paling efektif untuk memulainya adalah melalui kepala gereja.

Dapatkah anda bayangkan betapa efectivenya usaha Iblis ini? Bayangkan seluruh dunia Kristen sedang giat-giatnya menginjak-injak hari Sabat Allah yang kudus, pelanggaran yang semena-mena terhadap hukumNya yang kekal. Tetapi nabi Yehezkiel telah mengingatkan kita ratusan tahun yang lalu tentang hal ini.

“Imam-imamnya memperkosa hukum TauratKu dan menajiskan hal-hal yang kudus bagiKu, mereka tidak membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, tidak mengajarkan perbedaan yang najis dengan yang tahir, mereka menutup mata terhadap hari-hari SabatKu. Demikianlah Aku dinajiskan ditengah-tengah mereka.” Yehezkiel 22:26.

Dari tengah-tengah bait Allah, dari para imamlah dimulainya pendurhakaan ini, dan demikianlah mereka mengajarkannya kepada umat, sehingga lambat laun, Sabat Tuhan dilupakan dan hukumNya diubah. Demikianlah Tuhan dinajiskan ditengah-tengah doa dan penyembahan mereka.

“Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.” Amsal 28:9. Kiranya firman Yesus berikut ini boleh menjadi teguran dan nasehat bagi mereka: “Percuma mereka beribadah padaKu, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan adalah perintah manusia” Matius 15:9.

Itulah kejahatan mereka! Berdoa dan mengusir setan dan menyembuhkan orang sakit dalam nama Yesus, tetapi menginjak-injak Sabat-Nya yang kudus, mengaku dia adalah Tuhan mereka, tetapi melupakan hari-Nya dan bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat, bahkan menegakkan hari lain, hari Minggu, dan berani mengatakan hari itu adalah hari Tuhan. Tradisi manusia yang dikukuhkan dengan ketetapan gereja oleh para bapa dan pemimpin gereja jaman dulu, ditinggikan dan disembah diatas perintah Allah yang jelas.

Kini seluruh dunia, umat Kristiani yang mengaku menyembah dia dan mengasihi Dia disaat yang sama menginjak-injak kekudusan SabatNya, meninggikan dan memelihara hari pertama yang diciptakan kuasa kegelapan untuk menyesatkan orang dari hukum Sabat Tuhan yang kudus. Mereka menajiskan Tuhan ditengah-tengah doa dan peribadatan mereka ketimbang memuliakan Dia.

Bersambung ke Part 15

Apakah kejahatan mereka? Part 13

Ketiga-tiganya mempunyai penglihatan yang sama tentang ia yang mengubah waktu dan hukum ini, yaitu: 
  1. Ia mengucapkan perkataan sombong dan hujat yang menentang Allah yang Mahatinggi, artinya ia akan mengeluarkan doktrin dan ajaran yang bertentangan dengan firman dan perintah Allah. 
  2. Ia berperang melawan orang-orang kudus Allah dan mengalahkannya. 
  3. Ia akan melakukannya selama 3½ masa, atau 42 bulan atau 1,260 hari, dan bila 1 hari = 1 tahun, maka ia akan berkuasa selama 1,260 tahun. 
  4. Ia meninggikan dirinya melebihi Allah dengan cara mengubah hukum Allah, yang Allah sendiri tidak dapat merubahnya bahkan harus mati demi tegaknya hukum agar manusia boleh hidup, ia duduk dibait Allah sebagai imam dan bahkan mau menyatakan dirinya sebagai Allah. 
  5. Ia mengambil alih hak pelayanan Kristus bagi dirinya. 
  6. Seluruh dunia akan menyembah dia.

Itulah enam persamaan pokok dari penglihatan ketiga orang yang menjadi nabi dan rasul Kristus, yang membuktikan betapa berbahayanya dan betapa menyesatkannya perbuatan “kuasa” ini, sehingga Allah harus memperingati umat manusia jauh-jauh hari sebelumnya melalui Daniel, yang diulang oleh Paulus dan Yohanes. Sebab, hari-hari ini, Sabat Tuhan telah begitu dilupakan dan di injak-injak oleh umat Kristiani yang mengaku percaya kepada Yesus Kristus, yang mengaku mengasihi Dia, yang mengaku mengorbankan banyak waktu dan tenaga dan materi mereka untuk memberitakan tentang Dia, yang berkhotbah dari mimbar-mimbar, yang mengusir setan-setan dan menyembuhkan orang sakit, tetapi kepada mereka itu Yesus berkata: ”Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”

Mengapa? Sebab Ia adalah Tuhan atas hari Sabat, hari yang seharusnya mereka pergunakan untuk menyembah Dia dan berhenti dari segala pekerjaan mereka untuk berbakti kepadanya, tapi mereka memilih hari yang lain, yang mereka sebut dengan hari Tuhan, hari Minggu, untuk menyembah dia (siapa??) dan menginjak-injak Sabatnya, demikianlah Ia dihinakan ditengah –tengah mereka.
Kuasa yang dimaksudkan disini tidak lain adalah kuasa gereja politik dari sebuah denominasi. Penguasa gerejani inilah yang telah mengubah dan memindahkan pemeliharaan hari Sabat hari yang ketujuh kepada hari Minggu hari yang pertama, mengikuti trend yang telah berkembang dan semakin popular didunia Kristen sejak awal abad kedua, yaitu perayaan hari kebangkitan Yesus. Majelis Laodecia pada tahun 356 TM yang pertama kali mengesahkan perubahan ini, ratusan tahun setelah nubuatan kepada Daniel diberikan, dan kemudian dikuatkan oleh Dekrit gerejani dikeluarkan pada tahun 1562 TM di Roma.

Bersambung ke Part 14.

Rabu, 24 Februari 2010

Apakah kejahatan mereka? Part 12

Daniel 7:25: “Ia akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Maha Tinggi, dan akan menganiaya orang – orang kudus milik Yang Maha Tinggi, ia berusaha untuk mengubah waktu dan hukum, dan mereka akan diserahkan kedalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.”

Siapakah dia yang dimaksudkan oleh penglihatan Daniel ini, yang dilambangkan sebagai tanduk kecil yang tumbuh dan menjadi besar, serta mempunyai mata dan mulut yang menyombong (Daniel 7:8), ia membesarkan dirinya keseluruh arah mata angin dibumi bahkan sampai kelangit, ia berperang melawan orang-orang kudus dan mengalahkan mereka (Dan. 7:21), ia berusaha mengubah waktu dan hukum, bahkan sampai kepada Panglima Tentara langit ia membesarkan dirinya dengan mengambil alih apa yang menjadi hak pelayanan Panglima ini, kebenaran dihempaskan kebumi dan tempat kudus diinjak-injak (Daniel 8:9-13).

Mari kita lihat persamaan antara tulisan rasul Paulus dan penglihatan rasul Yohanes di pulau Patmos. Paulus mengatakan akan datang seorang manusia durhaka yang harus binasa, yang menjadi lawan Allah, sebab ia meninggikan dirinya sedemikian rupa  melebihi Allah yang kita sembah, ia duduk dibait Allah dan mau menyatakan dirinya sebagai Allah (2 Tesalonika 2:3,4). Dan Yohanes mengatakan ia melihat seekor binatang bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh yang berbicara penuh kesombongan dan hujat kepada Allah dan seisi surga, dan ia diberikan kuasa selama 42 bulan lamanya, ia akan berperang dan mengalahkan orang-orang kudus, dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap manusia dibumi, dan mereka akan menyembah dia.

Baik Daniel, Paulus maupun Yohanes dikaruniakan penglihatan dan ilham memandang masa depan, tentang akan datangnya “suatu kuasa” yang dilambangkan oleh Daniel sebagai tanduk kecil yang mempunyai mata dan mulut yang menyombong dan oleh Yohanes sebagai seekor binatang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh dan oleh Paulus sebagai seorang manusia durhaka yang harus binasa tetapi duduk di bait Allah, artinya kuasa ini adalah orang atau orang-orang, adalah imam yang memimpin gereja.  

Orang atau lembaga yang menetapkan perubahan Sabat Tuhan ke hari Minggu dan menetapkan hari ini sebagai hari Tuhan, adalah yang dimaksudkan oleh Daniel dan Paulus, nubuatan mereka menemui kegenapannya pada orang ini, sebab tidak lain, haruslah pemuka atau kepala gereja yang menetapkan perubahan ini. “ia duduk dibait Allah (sebab ia adalah imam atau kepala gereja) dan mau menyatakan diri sebagai Allah (sebab ia berani merubah hukum Allah).”

Dan rasul Yohanes di Patmos menambahkan kepada nubuatan Daniel dan Paulus, penglihatannya sendiri ketika ia mengatakan ia melihat seekor binatang bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh yang berbicara penuh kesombongan dan hujat kepada Allah dan seisi surga, dan ia diberikan kuasa selama 42 bulan lamanya, ia akan berperang dan mengalahkan orang-orang kudus, dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap manusia dibumi, dan mereka akan menyembah dia.

Baik Daniel, Paulus maupun Yohanes dikaruniakan penglihatan dan ilham memandang masa depan, tentang akan datangnya “suatu kuasa” yang dilambangkan oleh Daniel sebagai tanduk kecil yang mempunyai mata dan mulut yang menyombong dan oleh Yohanes sebagai seekor binatang berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh dan oleh Paulus sebagai seorang manusia durhaka yang harus binasa tetapi duduk di bait Allah, artinya kuasa ini adalah orang atau orang-orang, adalah imam yang memimpin gereja. 


Bersambung ke Part 13.

Apakah kejahatan mereka? Part 11

Andaikata hukum Sabat memang bakal berakhir disalib Kristus dan kehilangan fungsi atau otoritasnya atas murid-murid Yesus dan mereka yang percaya kepadaNya yaitu umat Kristen sejak saat itu sampai sekarang dan seterusnya, maka tentu Yesus tidak akan mengatakan demikian kepada murid-muridNya bukan?  Tidak akan Dia meminta mereka untuk berdoa seperti itu!

Demikianlah kita ketahui, bahwa hukum Sabat tidak berubah, tidak batal disalib Kristus, melainkan tetap berlaku terus sampai selama-lamanya sesuai dengan maksud dan rencana Tuhan ketika hukum itu diberikan kepada Adam dan Hawa di Eden. Yesus yang menciptakan dunia ini dan segenap isinya, Yesus yang menebus kita dari maut dan dosa, Yesus yang menetapkan Sabat di Eden bagi umat manusia, dan Yesus juga yang menjunjung kelestarian SabatNya sebelum kenaikanNya kesurga, itu semua karena Ia adalah Tuhan atas hari Sabat. Itu semua adalah karena kita adalah umatNya dan Ia adalah Allah, Tuhan kita.


Baik Tuhan sendiri maupun murud-muridNya para Rasul sama sekali tidak mengajarkanNya satu perubahan peribadatan atas hari ini, bahkan Kristus meminta mereka untuk tetap berSabat dan berdoa agar malapetaka kehancuran Bait Allah tidak menimpa mereka pada hari Sabat, satu peristiwa yang menemui kegenapannya 37 tahun setelah kenaikan Nya kesurga.
















Bila demikian, mengapa umat Kristiani sekarang mengabaikannya? 

Sebab dunia Kristen sekarang hanya melanjutkan suatu “tradisi” keKristenan yang telah berusia berabad-abad. Suatu hari perbaktian telah dibangun secara perlahan-lahan sejak akhir abad I dan semakin popular dengan perjalanan waktu, dan perlahan-lahan menggeser perhatian umat dari pada Sabat Tuhan hari ketujuh kepada hari ini. Hari itu adalah hari pertama, hari Minggu, yang diperingati umat Kristen masa itu sebagai peringatan hari kebangkitan Yesus Kristus. Dan setelah bapa-bapa gereja mengambil sikap untuk menegakkan hari ini ketimbang Sabat Tuhan, maka umatpun mengikutinya.

Umat mempercayai ajaran yang diproklamirkan oleh bapa-bapa gereja zaman dulu dan semakin banyak penafsiran-penafsiran dari para bapa gereja, teolog terkemuka, dan ahli Alkitab yang intinya adalah meniadakan hukum Sabat dan menggantikan hari perhentian itu kepada hari yang lain, yaitu hari pertama, suatu perubahan yang telah dinubuatkan oleh nabi Daniel ratusan tahun sebelum perubahan itu terjadi. Dan pada akhir zaman ini, semakin dikukuhkan dengan segala macam penafsiran dan interprestasi Alkitab untuk melestarikan hari Minggu sebagai hari Tuhan, padahal, junjungan mereka yang begitu mereka elu-elukan dan serukan, justru menyatakan diri-Nya adalah Tuhan atas hari Sabat. Apakah manusia telah meninggikan dirinya diatas sesembahan mereka yang adalah Allah mereka, sehingga mereka berani memaksakan perubahan ini?

Bersambung ke Part 12.

Minggu, 21 Februari 2010

Apakah kejahatan mereka? Part 10

Hal ini ditegaskan Yesus yang mengatakan bahwa Dia adalah Tuhan atas hari Sabat (Markus 2:28), menyatakan kepada kita, bahwa selama manusia masih menyembah Dia sebagai Tuhan mereka, selama itu pulalah Sabat Tuhan harus mereka ingat dan pelihara sesuai tuntutan hukumNya. Dan tidak ada satupun hari lainnya, yang disebut-Nya "Sabat Tuhan, Allahmu" selain hari Sabtu. Dengan demikian, tertutuplah kemungkinan bahwa hukum Sabat dirubah oleh Tuhan sendiri.

Ataukah kedatangan Yesus, kematian dan kebangkitanNya secara otomatis meniadakan atau membatalkan hukum Sabat?  Yesus sendiri membantah kemungkinan itu!

Kepada murid-muridnya yang menanyakan penjelasan nubuatan Yesus tentang Bait Allah yang akan diruntuhkan dan tanda kedatanganNya serta akhir dunia (Matius 24:1-36), Ia berkata:  “Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.” Matius 24:20.

Mengapa Ia berkata kepada muruid-muridNya untuk berdoa, agar kiranya pelarian mereka jangan terjadi pada hari Sabat ketika Bait Allah di Yerusalem dihancurkan oleh bala tentara kafir Roma yang menduduki Yerusalem (ayat 15)?

Sebab pada hari Sabat, mereka berkumpul untuk berbakti kepada Tuhan sepanjang hari, didalam kaabah itu. Dan bila kaabah itu dihancurkan, mereka tidak akan bisa menyelamatkan diri dari tangan musuhnya. Pemeliharaan hari Sabat dan perintah untuk menguduskannya, mengikat mereka kepada suatu perhentian, yang bahkan untuk menyelamatkan nyawapun menjadi tidak berarti.  Ini menyatakan kepada kita, bahwa Sabat Tuhan masih tetap dipelihara oleh murid-murid Yesus dan siapapun yang percaya kepada Injil Kristus pada saat terjadinya penghancuran Bait Allah di Yerusalem oleh pasukan Roma kafir ditahun 70 TM atau 37 tahun setelah kenaikanNya kesurga.




























Hanya Kristus yang tahu kapan terjadinya peristiwa itu, sedangkan murid-murid-Nya tidak tahu, tapi yang jelas, mereka diharuskan berdoa agar peristiwa itu tidak terjadi pada hari Sabat yang dapat menghalangi pelarian mereka. Ini memberikan satu kepastian kepada kita bahwa para Rasul tetap memelihara hari Sabat sesuai tuntutan hukum Sabat dan mengajarkannya demikian kepada dunia didalam penyebaran Injil Kristus. Sebelum peristiwa itu terjadi maupun sesudahnya tidaklah berpengaruhatas pemeliharaan hari Sabat. Dengan demikian jelas, kematian Kristus dan kebangkitan-Nya tidak merubah hukum Sabat.

Bersambung ke Part 11

Apakah kejahatan mereka? Part 9

4. HARI YANG DILUPAKAN


Membandingkannya dengan perlakuan umat Kristiani sekarang ini, baik terhadap hari Sabat Tuhan yang adalah hari Sabtu maupun terhadap hari Minggu itu sendiri, dapatlah kita simpulkan, bahwa sesungguhnya hukum Sabat sudah tidak dilakukan oleh umumnya umat Kristiani.

Bagaimana ini bisa terjadi? Padahal Allah memberikan-nya kepada Adam dan Hawa di Eden, sebelum mereka berdosa, untuk dijalankan sepanjang masa kekekalan andaikata mereka tidak jatuh dalam dosa. Setelah mereka jatuh kedalam dosa, Adam & Hawa mengajarkan hukum Sabat ini kepada anak cucu dan keturunannya langsung dengan prakteknya, turun temurun s/d Nuh, Abraham, Yakub dan sampailah kepada bangsa Israel +/- 2,400 tahun kemudian sejak Adan dan Hawa terusir dari Eden, untuk dijalankan sebagai suatu ketetapan selama-lamanya. Apakah Allah atau Yesus Kristus sendiri telah mengubah hukum itu?

“Perbuatan tanganNya ialah kebenaran dan keadilan, segala titahNya teguh, kokoh untuk seterusnya dan selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.” Mazmur 111:7,8. “Dasar firmanMu adalah kebenaran dan segala hukum-hukumMu yang adil adalah untuk selama-lamanya” Mazmur 119:160. “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” Matius 24:35. “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya” Ibrani 13:8.

Allah tidak pernah berubah, demikian juga firman-Nya, ini dibuktikan dengan tetap berlakunya firman Allah yang disampaikan kepada Adam dan Hawa di taman Eden sebelum kejatuhan mereka dalam dosa, yaitu:
1.    Perintah untuk berkembang biak
2.    Hukuman mati kalau melanggar perintah.
Sampai sekarang umat manusia masih terus berkembang biak, dan juga mati. Lahir dan mati, itulah dua hukum yang diberikan di taman Eden kepada Adam dan Hawa dan sampai sekarang masih berlaku. Oleh karena itu, mengapa lita berpikir bahwa untuk hukum Sabat ada pengecualian?

Bahkan kedatangan Kristus kedunia menebus dosa umat manusia yang harus mati, agar mereka mendapatkan hidup mereka kembali, adalah bukti yang paling kokoh akan kekekalan hukum Tuhan dan bahwa Ia tidak berubah. Andaikata Allah dapat mengubah hukumNya, maka tentu Kristus tidak perlu datang dan mati, sebab hukuman bagi Adam dapat diperingan atau dirubah, tidak harus mati.

Tetapi kenyataan bahwa Allah sendiri harus turun kedunia, berinkarnasi menjadi manusia untuk menebus mereka agar dapat hidup kembali setelah mati melalui kematianNya yang menyakitkan dan hina disalib, menandakan kekekalan hukum Tuhan. Dengan demikian, hukum Sabat yang ditetapkan di taman Eden pada hari yang ketujuh, seperti dua hukum lainnya, akan berlangsung terus sampai akhir dunia ini, bahkan sampai kepada dunia baru dan selama masa kekekalan, dimana sudah tidak ada maut. Sebab, memang Sabat ditetapkan untuk Adam dan Hawa sebelum mereka jatuh dalam dosa, untuk mereka dan bakal keturunan mereka. Dan andaikata mereka tidak pernah jatuh kedalam dosa, maka selamanya hukum Sabat ini dijalankan mereka. 
Kejatuhan manusia dalam dosa tidaklah menghalangi hukum Sabat untuk dipelihara, malah semakin diperlukan, karena pemeliharaan akan hukum ini menyatakan kepada dunia, bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang hidup, Khalik semesta alam, Pencipta langit dan bumi diantara begitu banyak allah-allah buatan manusia, dan bahwa kita adalah mahluk ciptaan-Nya.

Bersambung ke Part 10.

Apakah kejahatan mereka? Part 8

Kita ringkaskan tuntutan hukum Sabat sbb:
  • Kita harus selalu mengingat untuk menguduskan hari itu.
  • Tidak boleh melakukan pekerjaan yang terkait dengan usaha perdagangan (membeli dan menjual) atau mencari nafkah, pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah. Semuanya ini dapat dilakukan pada hari Jumat, hari keenam, yang disebut hari persiapan Sabat.
  • Tidak boleh melakukan urusan kita, apapun itu, kecuali yang  berhubungan dengan kepentingan untuk memuliakan Allah, untuk menyatakan kasihNya, memberitakan firmanNya, berbuat baik kepada sesama manusia tanpa melanggar hukum Sabat seperti merawat orang sakit, merawat bayi, anak kecil, orang cacat atau jompo yang tak berdaya.
  • Tidak menjalankan acara pribadi atau keluarga untuk kesenangan pribadi seperti nonton TV/film, olah raga, shopping ke pasar atau ke mall, pesta, mencari hiburan dengan jalan-jalan tidak menentu, window shopping (cuci mata di mall), makan-minum, membaca novel, komik, majalah dan lainnya kesenangan pribadi.
  • Berkata omong kosong, ngerumpi.
  • Hari Sabat harus menjadi satu hari perhentian penuh dari semua kesenangan pribadi dan kepentingan pribadi, dimulai dari petang matahari terbenam pada hari Jumat sampai dengan petang matahari terbenam pada hari Sabtu.

Itulah tuntutan hukum Sabat.

Ingat! Bahwa semua tuntutan hukum Sabat ini diketahui juga oleh Adam dan Hawa dan diajarkannya juga kepada anak cucunya. Apa yang nabi Yehezkiel atau Yeremia atau siapa saja menulis tentang tuntutan hukum Sabat, menerimanya dari Allah melalui Roh KudusNya, dari sumber yang satu dan yang sama dan yang kekal. PadaNya tidak ada bayangan perubahan.


Bersambung ke Part 9.

Apakah kejahatan mereka? Part 7

Hari Sabat hari ketujuh, yang jatuh pada setiap hari Sabtu, sekarang ini telah menjadi hari yang biasa, tidak berbeda dengan hari yang lainnya. Justru yang mendapat perlakuan yang berbeda dewasa ini bahkan sudah hampir 2,000 tahun, adalah hari Minggu atau hari pertama. Orang-orang Kristen sekarang bahkan sejak berabad-abad yang lalu, berhenti bekerja pada hari Minggu dan pergi kegereja untuk beribadah pada hari pertama ini.

Apakah perlakuan yang dituntut Allah terhadap hari SabatNya, hari ketujuh, dari umatNya, telah digantikan kepada hari MInggu hari pertama? Apakah ada otorisasi Allah untuk itu? Ataukah hari Minggupun bukan suatu hari yang harus diperlakukan khusus seperti hari Sabat Tuhan hari ketujuh, bila demikian, maka tidak ada satupun lagi hari dalam minggu yang mendapat perlakukan khsus seperti hari Sabat Tuhan hari ketujuh. Ini berarti, bahwa memang benar Sabat Tuhan sudah dilupakan, sudah diabaikan.

Kenyataan yang terlihat sekarangpun, hari Minggu juga tidak berbeda diperlakukan orang Kristen seperti hari-hari lain dalam minggu, kecuali bahwa hari itu mereka pergi kegereja untuk beribadah, tetapi soal kerja, dagang, urusan duniawi, hiburan, tetap jalan terus tanpa perkecualian.

Justru pada hari Minggu yang adalah hari libur banyak digunakan untuk urusan pribadi, entah itu kerja lembur, atau kerja lapangan, tetapi paling banyak menjadi hari kesenangan keluarga atau pribadi untuk pesiar, jalan-jalan ke mall atau tempat hiburan keluarga atau tempat wisata, pesta, resepsi, dugem, dan olah raga. Intinya, perlakuan orang Kristen atas hari inipun sudah tidak lagi memenuhi tuntutan hukum Sabat.

Seperti apakah tuntutan hukum Sabat itu?

Keluaran 20:8-11 - “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat; enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan Allahmu, maka janganlah melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu, atau orang asing yang ditempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.”

Yesaya 58:13,14 - “Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudusKu; apabila engkau menyebutkan hari Sabat “hari kenikmatan”, dan hari kudus Tuhan “hari yang mulia”; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena Tuhan, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan’ Aku akan memberi engkau makan dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.”

Imamat 23:32 – “Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, .................................. dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu.”

Bersambung ke Part 8.

Rabu, 17 Februari 2010

Apakah kejahatan mereka? Part 6

3. TUNTUTAN HUKUM SABAT


Pentingnya hari Sabat sebagai peringatan penciptaan adalah bahwa hal itu terus mengingatkan alasan yang benar mengapa Allah patut disembah! Yaitu, bahwa Dia adalah Khalik Pencipta, dan kita adalah mahluk ciptaanNya. Dan dimana saja didalam Alkitab ditemukan tuntutan untuk menghormati dan menyembah Dia diatas allah-allah bangsa kafir, disana dikutip bukti kuasa penciptaanNya.

“Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah hampa, tetapi Tuhanlah yang menjadikan langit” (Maz. 96:5).
“Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? Firman yang Maha Kudus. “Arahkanlah matamu kelangit dan lihatlah; siapa yang menciptakan semua bintang itu? Sebab beginilah firman Tuhan yang menciptakan langit – Dialah Allah – yang membentuk bumi dan menjadikannya. Akulah Tuhan dan tiada yang lain (Yes. 40:25,26; 45:18). “Ketahuilah. Bahwa Tuhan Allah, Dialah yang menciptakan kita- masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut dihadapan Tuhan yang menjadikan kita (Maz. 100:3; 95:6).
Dan mahluk-mahluk suci disorga mengatakan alasan penghormatan dan penyembahan kepada Dia: “Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa, sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu, dan oleh karena kehendakmu, semuanya itu ada dan diciptakan (Wahyu 4:11).

Oleh karena itu, mengingat bahwa hukum hari Sabat (pemeliharaannya dan pengudusannya dengan berhenti dari segala pekerjaan duniawi, dan menyembah Allah sepanjang hari) diadakan untuk manusia dan bahwa Tuhan Yesus Kristus sendiri adalah Tuhan atas hari Sabat (Markus 2:28), maka adalah penting utuk mengetahui apakah hukum itu masih berlaku bagi umat Kristiani sejak Yesus naik kesurga, ataukah telah dipalangkanNya disalibNya alias tidak berfungsi dan tidak mengikat lagi??

Mengapa hal ini perlu diketahui? Sebab, dunia Kristen umumnya, secara universal, kini tidak lagi melakukan hukum ini. Adakah alasan-alasan yang tepat dan alkitabiah untuk perlakuan ini? Firman Tuhan-lah yang akan menjawabnya.

Bersambung ke Part 7.

Jumat, 12 Februari 2010

Apakah kejahatan mereka? Part 5

Dan apa yang diajarkan kepada Nuh diterimanya dari nenek moyangnya, langsung dari anak cucu Adam sendiri. Sebab ketika Nuh lahir dan dewasa, masih hidup lama Enos, salah satu cucu Adam. Menurut kitab Kejadian, Adam mati di tahun ke 930 setelah ia terusir dari taman Eden, Set mati 112 tahun kemudian, Nuh lahir 14 tahun setelah Set mati, saat itu masih hidup Enos yang baru mati ketika Nuh berusia 84 tahun. Semua anak cucu Enos masih hidup lebih lama lagi. Jadi bila Enos  dan anak cucunya adalah legenda hidup yang menerima hukum, peraturan dan ketetapan Tuhan langsung dari Adam, dan kemudian mengajarkannya langsung kepada anak cucunya termasuk Nuh, dan Nuh mengajarkannya langsung kepada Abraham, maka mungkinkah kita berpikir bahwa Sabat Tuhan tidak dipelihara oleh Nuh, Abraham maupun Ishak? Tidak! Mereka semuanya memelihara Sabat Tuhan, sebab Adam sendiri yang mengajarkan kepada anak cucunya dan dipelihara turun temurun, karena yang disebutkan diatas semuanya adalah tokoh-tokoh kebenaran, yang Tuhan pakai untuk menyatakan kemuliaanNya. Sabat adalah untuk manusia, untuk Adam dan Hawa dan anak keturunannya, karena ini adalah hukum Allah.

Demikianlah hukum-hukum Tuhan diajarkan secara komunikasi langsung oleh legenda-legenda hidup. Orang-orang benar dan kudus yang Tuhan perguna-kan dalam rencana keselamatannya. Ketika Yusuf lahir, Ishak masih hidup, ia baru mati ketika Yusuf berusia 46 tahun. Dengan demikian hukum Tuhan juga ditransfer langsung dari Ishak ke Yakub dan ke Yusuf, orang-orang yang Tuhan pilih dalam program keselamatannya. Hanya setelah Yusuf mati, dan bangsa Israel masih tinggal di Mesir ratusan tahun, lama-lama mereka melupakan hukum Tuhan.

Sebab selain tinggal ditengah-tengah bangsa kafir, juga belakangan bangkit satu raja baru yang kejam dan memperbudak bangsa Israel. Dan dibawah Firaun ini, hukum Tuhan nyaris dilupakan. Itulah sebabnya Allah mengutus Musa untuk membawa mereka kelaur dari Mesir agar bisa beribadah kembali kepadaNya (Kel. 3:18; 7:16), dengan demikian janjiNya kepada nenek moyang Israel, yaitu, Abraham, Ishak, Yakub tetap terpelihara, bahwa Dia adalah Allah Israel dan Israel adalah umatNya.

Allah menginginkan agar bangsa Israel keturunan Yakub berbeda dari bangsa-bangsa kafir lainnya penyembah berhala. Pemberitahuan untuk memelihara Sabat kembali diberikan kepada bangsa Israel melalui Musa, bahkan menjadi alasan pembebasan mereka dari perbudakan Mesir. Hukum Sabat diberikan sebagai tanda penyembahan Allah yang benar yang membedakan dari ilah-ilah berhala bangsa lain.

Demikianlah, dua setengah bulan setelah mereka keluar dari Mesir dan berada di padang gurun Sin, untuk pertama kalinya, pemeliharaan Sabat kembali diperingatkan untuk dilakukan ditengah bangsa Israel, melalui pola pemberian manna sebagai makanan mereka, yang hanya boleh dipungut dan diolah pada enam hari lainnya selain Sabat Tuhan hari ketujuh (Keluaran 16), Allah mengajarkan mereka kembali pemeliharaan Sabat yang sudah hampir dilupakan bangsa Israel. Ini bukanlah suatu perintah baru bagi mereka, sebab telah dilakukan oleh nenek moyang mereka sejak Adam.

Dan setelah hukum Taurat diberikan Allah kepada bangsa Israel melalui Musa, maka pemeliharaan hari Sabat sebagai hari perhentian kudus yang wajib dipelihara bangsa Israel, dilembagakan menjadi satu ketetapan turun temurun dan ditulis oleh jari Allah sendiri sebagai hukum IV pada dua loh batu. Melalui bangsa pilihan inilah Allah akan menegakkan hukum-hukumNya, dan Oknum yang ditunjuk oleh hukum itu untuk menebus dosa orang sedunia akan dilahirkan. Sabat Tuhan yang diberikan kepada Adam, kini dipelihara bangsa Israel kembali.

















Bersambung ke Part 6.

Apakah kejahatan mereka? Part 4

2. SABAT DARI ADAM S/D ISRAEL


Kemudian kita ketahui bahwa Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa, terusir dari Eden dan harus hidup didunia yang ikut terkontaminasi oleh dosa (Kej. 3:17, 18). Namun demikian, Adam dan Hawa yang bertobat, tetap menjaga hubungan mereka dengan Allah, dan mengajarkan kepada anak-cucunya akan Allah pencipta mereka, kejatuhan mereka yang mengakibatkan kesengsaraan dan kematian dan janjiNya untuk pemulihan mereka. Dan pada setiap hari Sabat hari ketujuh, ia dan keluarganya dan anak cucunya berhenti dari segala pekerjaan mereka dan sujud menyembah Tuhan sepanjang hari itu.

Karena Adam dan anak cucunya hidup panjang umur pada masa itu (hampir seribu tahun), maka kebiasaan perhentian dan penyembahan Sabat dapat dipelihara dan dilakukan oleh banyak generasi sesudah Adam wafat. Walaupun tidak disebutkan oleh Musa yang menulis buku Kejadian dan Keluaran tentang pemeliharaan hari Sabat hari ketujuh oleh keturunan Adam sampai dengan Nuh, bahkan sampai dengan Abraham, Yakub dan Yusuf, dan baru dinyatakan pemeliharaan ini pada masa Musa dan bangsa Israel yang harus dibawanya keluar dari Mesir, tetapi adalah bijaksana untuk menyadari bahwa hari Sabat pasti dipelihara dan dilakukan oleh tokoh-tokoh tersebut, sebab mereka masih dapat bertemu dan berkomunika-si selama berabad-abad.

Ketika Allah berkata kepada Ishak: “karena Abraham telah mendengarkan firmanKu dan memelihara kewajibannya kepadaKu, yaitu segala perintah, ketetapan dan hukumKu.” – Kej. 26:5, apakah kita boleh mengecualikan Abraham tidak memelihara Sabat Tuhan hari ketujuh yang diberikan kepada Adam nenek moyangnya, karena tidak disebutkannya pemeliharaan ini sejak penciptaan s/d Israel?

Sewaktu Abraham lahir (1948 tahun sejak Adam terusir dari Eden), Nuh masih hidup. Nuh baru mati sewaktu Abraham berusia 58 tahun, yaitu tahun ke 2006 sejak Adam terusir dari Eden, atau tahun 1957 SM. Jadi bila Tuhan mengatakan kepada Ishak bahwa Abraham memelihara hukum-hukumNya dan peraturan serta ketetapannya, tentu karena turun temurun hukum, peraturan dan ketetapan ini diajarkan oleh Nuh kepada anak cucunya bahkan sampai zaman Abraham ia masih bisa mengajarkan langsung apa yang diajarkan oleh nenek moyangnya kepadanya. Nuh adalah legenda hidup yang lolos dari airbah, tentu Abraham bertemu dengannya dan diajarkan olehnya, walaupun tidak diceritakan didalam kitab Kejadian.

Bersambung ke Part 5

Kamis, 11 Februari 2010

Apakah kejahatan mereka? Part 3

Pembuktian II.
Mari kita baca cuplikan dari momen-momen penyaliban, penguburan dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
Markus 15:25 – Hari jam sembilan ketika Ia disalibkan.
Markus 15:33-37 – Yesus menyerahkan nyawaNya.
Markus 15:42    – Sementara itu hari mulai malam dan hari itu adalah hari persiapan yaitu hari menjelang Sabat.

Selanjutnya Matius 27:51 – 65; Markus 15:42 – 47;Lukas 23:50-55; Yohanes 19:31-42; masing-masing menceritakan saat-saat dan peristiwa setelah kematian Yesus sampai dengan penguburanNya yang semuanya dilakukan pada hari yang sama dengan kematiannya, yaitu pada hari persiapan atau hari menjelang Sabat yang adalah hari keenam.

Lukas 23:56 – Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut hukum Taurat.
Lukas 24:1-3 – Tetapi pagi-pagi benar, pada hari pertama minggu itu mereka pergi kekubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka. Mereka mendapat batu sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk, mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus..... Ia telah bangkit! Ayat 6.

Dan sampai dengan sekarang, dunia Kristen international memelihara hari kebangkitan Yesus pada hari Minggu, yang adalah hari pertama, dengan demikian hari Sabat adalah hari ketujuh.













Sampai disini dapat dibultikan bahwa hari ketujuh penciptaan adalah hari Sabat, diberikan kepada Adam dan Hawa untuk dikuduskan sebagai hari perhentian untuk selama-lamanya beserta anak cucu mereka, untuk mengingat akan karya penciptaan Allah, bahwa Dia adalah Allah pencipta manusia dan manusia adalah ciptaanNya.


Bersambung ke Part 4.

Rabu, 10 Februari 2010

Apakah kejahatan mereka? Part 2

Jadi dalam hal ini, perkataan Yesus membuktikan bahwa Sabat diadakan untuk Adam dan Hawa dan bakal keturunannya, bukan sebaliknya, yaitu bangsa Israel diadakan untuk memelihara Sabat, sebab bila demikian adanya, Kristus harusnya berkata: “Manusia (bangsa Israel) diadakan untuk hari Sabat dan bukan Sabat untuk manusia.”

Sebagai perbandingan, terang diadakan untuk menerangi kegelapan yang ada sejak semula (Kej. 1:2, 3), sebagaimana Sabat diadakan untuk Adam dan Hawa yang terlebih dulu ada, dan bukan sebaliknya, gelap diadakan untuk terang, atau Israel diadakan untuk memelihara hari Sabat. Sama halnya, bila ditanyakan, manakah yang lebih dulu ada, ayam atau telur? Jawaban yang benar harus diurut kembali ke hari penciptaan, ayam yang terlebih dulu ada.
        

Demikian juga, hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat. Hari Sabat diadakan untuk Adam (dan keturunannya) dan bukan Israel diadakan untuk hari Sabat.



Tetapi tunggu dulu, kita sedang berbicara tentang hari ketujuh bukan tentang hari Sabat. Sama saja! Sebab hari ketujuh itu adalah hari Sabat! Anda membutuhkan bukti?

Pembuktian I.
“Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat; enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan Allahmu, maka janganlah melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu, atau orang asing yang ditempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.” Keluaran 20:8-11.

Sangat jelas dikatakan disini bahwa hari ketujuh pada waktu penciptaan adalah hari Sabat Tuhan. Firman ini dikatakan Musa kepada bangsa Israel +/- 2,400 tahun setelah Adam jatuh kedalam dosa dan terusir dari Eden. Dan sampai dengan hari ini, bangsa Israel tetap memelihara dan menjalankan Sabat Tuhan pada hari yang ketujuh, yaitu yang jatuh pada hari Sabtu.

Tunggu dulu! Apa benar hari ketujuh yang adalah hari Sabat Tuhan, jatuh pada hari Sabtu International? Bila anda belum puas dengan fakta bahwa bangsa Yahudi Israel sampai sekarang ber-Sabat pada hari Sabtu, maka inilah pembuktian berikut.

Bersambung ke Part 3.

Apakah kejahatan mereka? Part 1.

  
1. SABAT TUHAN HARI KE 7

Ketika Allah selesai menciptakan langit dan bumi dan sege-nap isinya dalam enam hari, berhentilah Ia pada hari ke-tujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuatNya, lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan mengudus-kannya, karena pada hari itu ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-nya (Kejadian 2:2,3).


Untuk siapakah Allah memberkati dan menguduskan hari ketujuh itu?

Banyak orang berpendapat bahwa berkat dan pengudusan hari ketujuh adalah untuk bangsa Israel saja. Mana mungkin ini dapat terjadi, masakan Allah memberkati dan menguduskan hari ketujuh itu kemudian menyimpannya khusus untuk bangsa Israel yang baru ada +/- 2,400 tahun kemudian sejak Adam terusir dari taman Eden? Bangsa yang baru ada lama setelah dunia dikuasai dosa dan maut? Seakan-akan Allah memang mengharapkan hal itu terjadi dan menginginkannya bahkan menetapkannya, yaitu suatu dunia yang dikuasai dosa dan maut!

Ini adalah pemikiran yang sama sekali keliru! Baru halaman pertama dari Alkitab yang suci, orang sudah salah menafsirkan firman Tuhan, maka dapat dibayangkan, bagaimana kelanjutan penafsiran dan pengetahuan mereka akan firman Tuhan? Seperti fondasi rumah yang keliru diletakkan, dapat dibayangkan bila rumah itu dibangun, apa yang akan terjadi? Rumah itu akan rubuh dengan hebatnya!

Allah menciptakan manusia untuk hidup kekal selamanya, bukan untuk mati oleh dosa, sebab bila demikian, Ia adalah sumber dosa itu sendiri. Dan hari ketujuh khusus diasingkan-Nya, diberkati-Nya, dikuduskan-Nya dan ditetapkan-Nya sebagai hari perhentian untuk Adam dan Hawa serta seluruh bakal keturunannya yang akan dilahirkan,  agar mereka juga dapat mengambil teladan dari Dia dalam pekerjaan penciptaanNya, supaya merekapun dapat beristirahat dari pekerjaan mereka merawat taman Eden (Kejadian 2:15) atau pekerjaan lainnya, dan masuk kedalam satu perhentian yang kudus dan penuh berkat dengan Khalik Pencipta mereka. Hari itu akan senantiasa menjadi hari peringatan penciptaan dunia dalam enam hari oleh Allah, agar manusia sepanjang masa kekekalan senantiasa ingat bahwa mereka adalah mahluk ciptaan dan Tuhan Khalik alam semesta adalah pencipta mereka.

Andaikata Adam dan Hawa tidak jatuh kedalam dosa, maka sepanjang masa kekekalan, mereka dan anak cucu mereka yang akan mengisi dunia ini, akan datang sujud menyembah Allah pada setiap hari yang ketujuh dan menguduskan hari itu dengan berhenti dari segala pekerjaan duniawi mereka. Hari ketujuh akan selalu menjadi hari perhentian dan penyembahan (a day of rest and worship) bagi umat manusia.

Demikianlah Kristus 4,000 tahun kemudian menegaskan kebenaran ini dengan berkata: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat.” – Markus 2:27. Hari Sabat diadakan untuk manusia, sebab  ketika hari Sabat ditetapkan, telah ada manusia (Adam), dan memang untuk dia (dan Hawa dan keturunannya) hari itu diasingkan Allah, diberkati dan dikuduskan-Nya.  Bukan manusia untuk hari Sabat, yang berarti Sabatitu disimpan 2,400 tahun lamanya untuk bangsa Israel yang telah dikuasai dosa dan maut.

Bersambung ke Part 2.

Senin, 08 Februari 2010

HANYA ADA SATU GEREJA YG BENAR - PART 6

Part 6.


Peran gereja sesat juga dinubuatkan di Wahyu 13:4-8: (4) Dan mereka menyembah naga itu, karena ia memberikan kekuasaan kepada binatang itu. Dan mereka menyembah binatang itu, sambil berkata: "Siapakah yang sama seperti binatang ini? Dan siapakah yang dapat berperang melawan dia?" (5) Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat, kepadanya diberikan kuasa untuk melakukannya 42 bulan lamanya. (6) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat namaNya dan kemah kediamanNya dan semua mereka yang diam disorga. (7) Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka, dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa. (8 ) Dan semua orang yang diam di atas bumi akan menyembah- nya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.


Perhatikan, bahwa seluruh dunia akan menyembah “naga” itu, yaitu siUlar Tua atau Iblis (Wahyu 12:9 - Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan) dan juga menyembah binatang itu, yang kuasanya berasal dari Iblis dan bukan Kristus, ia akan menghujat Allah, yaitu melalui perkataan dan ajarannya atau doktrinnya, dan ia akan berperang melawan gereja Allah, menindas mereka selama 42 bulan atau 1260 hari atau selama 1260 tahun, sebab 1 hari nubuatan adalah 1 tahun.


Perhatikan dengan cermat, bahwa ajaran sang “naga” atau Iblis menyesatkan seluruh dunia, yang artinya semua “kandang” atau gereja didunia akan berkiblat pada ajaran “sang naga,” dan hanya ada satu gereja didunia yang tidak berkiblat kepada naga ini, yang tidak tunduk kepada “sang naga”, yaitu “kandang” Kristus yang satu dan yang benar didunia, “keturunan yang sisa dari perempuan berselubung matahari itu.” Mereka mendengar suaraNya dan mengikutiNya, yaitu gereja yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.


Nubuatan Daniel 7 dan Wahyu 13 menubuatkan oknum yang sama, perannya dan kuasanya, dalam menjalankan ajaran Iblis dan mengeluarkan statement-statement atau doktrin yang menghujat Allah, perintah-perintah manusia yang menyesatkan, dan malanglah dunia ini, karena semua kaum dan bangsa dan bahasa akan menyembah dia, kecuali gereja Kristus yang satu-satunya dan yang benar, yang melakukan hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus yaitu Roh Nubuat.


Rincian selanjutnya dari Wahyu 13 dilanjutkan di Wahyu 17, tentang Pelacur besar atau gereja sesat yang telah kita uraikan di Part 5. Pelacur ini duduk diatas binatang yang digambarkan di Wahyu 13, baik Pelacur ini maupun binatang ini melambangkan kuasa kejahatan yang menyesatkan dan kejam yang menindas dan membunuhi Gereja Allah, melalui kuasa politik, yaitu kerajaan yang raja-rajanya tunduk pada kuasa siPelacur atau gereja sesat, dan melalui doktrin atau ajaran siPelacur besar yang dijalankan secara universal oleh mereka yang percaya kepadanya.

Bersambung ke Part 7