Selasa, 30 Maret 2010

DOSA part 2

Nampaknya mahluk ini, Lucifer, adalah pemimpin para malaikat, karena ia ditempatkan dekat kerub yang berjaga, berarti melayani dekat tahta Allah, ia sangat mulia dan seluruh malaikat surga menghormatinya, dan ini lama kelamaan menimbulkan kesombongannya dan sekaligus cemburu akan keagungan Anak Allah dan cemburu akan kedudukan-Nya, sebab kepada-Nyalah segenap penghuni sorga tunduk menyembah termasuk dirinya.

Perkembangan dari angan-angan hatinya ini akhirnya menuntun Lucifer kepada pelayanan untuk dirinya sendiri ketimbang melayani Allah, ia mulai mencari keagungan untuk dirinya sendiri dan berpikir andaikata ia dapat menjadi nomer dua disurga maka betapa akan sangat menyenangkan. Setelah dikusai angan-angan hatinya ini dan niatnya untuk mewujudkannya, maka mahluk suci yang diciptakan didalam gambar dan peta penciptanya, dalam kasih yang tidak mementingkan diri, telah berubah menjadi mahluk cinta diri yang sombong, dengki dan haus kekuasaan. Ia menginginkan keagungan, kehormatan dan kemuliaan yang lebih, ia menginginkan keagungan, kehormatan dan kemuliaan yang menjadi milik penciptanya, ia menginginkan tahta Allah.

Dan kemudian terjadilah drama terbesar dalam sejarah alam semesta, yaitu perjuangan seorang mahluk ciptaan melawan Penciptanya, perjuangan antara kejahatan dankebaikan, antara cinta diri versus kasih yang tidak mementingkan diri (agape), antara kebebasan untuk hidup menurut kehendak sendiri versus kepatuhan terhadap Pencipta, perjuangan antara AKU (my self) versus DIA (Creator).

Dan ketika ide-ide tentang kebebasan ini disebar luaskan secara diam-diam dan rahasia diantara para malaekat sorga, maka Lucifer tampaknya merekrut banyak pengikut, dan pada suatu hari, digerakkan oleh ambisinya dan ketidak percayaannya, ia memimpin pemberontakkan disorga untuk merebut tahta Allah. “Maka timbullah peperangan disorga, Mikhael dan malaekat-malaekatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaekat-malaekatnya” Wahyu 12:7. Tetapi tentu saja ia tidak dapat memenangkan peperangan ini: “tetapi mereka tidak dapat bertahan, mereka tidak mendapat tempat lagi disorga” – Wahyu 12:8.
Dan Allahpun mengusir mereka dari kerajaan sorga, dan kebumi yang masih kosong dan gelap gulita inilah mereka dilempar.

“Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Setan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan kebawah, ia dilemparkan kebumi, bersama-sama dengan malaekat-malaekatnya” Wahyu 12:9. Yesaya dengan ilham Roh Kudus menyampaikan: “Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh kebumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkau yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik kelangit......... dan aku hendak duduk diatas bukit pertemuan, jauh disebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai yang Maha Tinggi” Yesaya 14:12 – 14.

Dalam pemberontakan disorga ini, Allah yang Maha Pemurah dan Maha Pengampun memberi kesempatan kerpada para malaekat yang memberontak sebab terhasut oleh Lucifer untuk bertobat, sisanya yang mengeraskan hati dan memilih jalan kebebasan berekspresi tanpa ikatan-ikatan hukum dan peraturan dan kepatuhan, hidup untuk diri sendiri ketimbang melayani Allah, bergabung bersama Lucifer dan dilempar kebumi, jumlah mereka sepertiga dari para malaekat siorga. “....dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang dilangit dan melemparkannya keatas bumi” Wahyu 12:4.

Bersambung ke Part 3.

D O S A Part 1.

ASAL MULA DOSA

Dosa bermula disurga, ketika seorang malaikat yang agung dan suci mengembangkan kebebasannya untuk berpikir dan memilih sampai pada satu titik dimana timbul kesombongan dalam hatinya akan keagungannya, keinginannya untuk disembah dan dimuliakan dan kecemburuannya kepada Anak Allah, karena hanya kepadaNya saja selain Allah Bapa ia harus tunduk dan patuh.

Lucifer adalah mahluk surgawi yang agung dan mulia, ilham Roh berbicara tentang dia sbb:

Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah,..... Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga, digunung kudus Allah engkau berada....... engkau tak bercela didalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu............... engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kau musnahkan demi semarakmu ....  Yehez. 28:12-17.

"Thou art the anointed cherub that covereth," nampaknya mahluk ini, Lucifer, adalah pemimpin para malaikat, karena ia adalaj kerub yang berjaga, berarti melayani dekat tahta Allah, ia sangat mulia dan seluruh malaikat surga menghormatinya, dan ini lama kelamaan menimbulkan kesombongannya dan sekaligus cemburu akan keagungan Anak Allah dan cemburu akan kedudukan-Nya, sebab kepada-Nyalah segenap penghuni sorga tunduk menyembah termasuk dirinya.

Perkembangan dari angan-angan hatinya ini akhirnya menuntun Lucifer kepada pelayanan untuk dirinya sendiri ketimbang melayani Allah, ia mulai mencari keagungan untuk dirinya sendiri dan berpikir andaikata ia dapat menjadi nomer dua disurga maka betapa akan sangat menyenangkan. Setelah dikusai angan-angan hatinya ini dan niatnya untuk mewujudkannya, maka mahluk suci yang diciptakan didalam gambar dan peta penciptanya, dalam kasih yang tidak mementingkan diri, telah berubah menjadi mahluk cinta diri yang sombong, dengki dan haus kekuasaan. Ia menginginkan keagungan, kehormatan dan kemuliaan yang lebih, ia menginginkan keagungan, kehormatan dan kemuliaan yang menjadi milik penciptanya, ia menginginkan tahta Allah.

Dan kemudian terjadilah drama terbesar dalam sejarah alam semesta, yaitu perjuangan seorang mahluk ciptaan melawan Penciptanya, perjuangan antara kejahatan dankebaikan, antara cinta diri versus kasih yang tidak mementingkan diri (agape), antara kebebasan untuk hidup menurut kehendak sendiri versus kepatuhan terhadap Pencipta, perjuangan antara AKU (my self) versus DIA (Creator).

Dan ketika ide-ide tentang kebebasan ini disebar luaskan secara diam-diam dan rahasia diantara para malaekat sorga, maka Lucifer tampaknya merekrut banyak pengikut, dan pada suatu hari, digerakkan oleh ambisinya dan ketidak percayaannya, ia memimpin pemberontakkan disorga untuk merebut tahta Allah. “Maka timbullah peperangan disorga, Mikhael dan malaekat-malaekatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaekat-malaekatnya” Wahyu 12:7. Tetapi tentu saja ia tidak dapat memenangkan peperangan ini: “tetapi mereka tidak dapat bertahan, mereka tidak mendapat tempat lagi disorga” – Wahyu 12:8.
Dan Allahpun mengusir mereka dari kerajaan sorga, dan kebumi yang masih kosong dan gelap gulita inilah mereka dilempar.

“Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Setan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan kebawah, ia dilemparkan kebumi, bersama-sama dengan malaekat-malaekatnya” Wahyu 12:9. Yesaya dengan ilham Roh Kudus menyampaikan: “Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh kebumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkasu yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik kelangit......... dan aku hendak duduk diatas bukit pertemuan, jauh disebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai yang Maha Tinggi” Yesaya 14:12 – 14.

Bersambung ke Part 2.

Kamis, 11 Maret 2010

APA MAKSUD EFESUS 2:15 ??

Efesus 2:14 - 16.
(14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
(15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera.
 (16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.


(14) For He Himself is our peace, who has made both one, and has broken down the middle wall of separation,
(15) having abolished in His flesh the enmity, that is, the law of commandments contained in ordinances, so as to create in Himself one new man from the two, thus making peace,
(16) and that He might reconcile them both to God in one body through the cross, thereby putting to death the enmity. (NKJV)


Untuk memahami Efesus 2:15, kita harus membaca seluruh pasal Efesus 2 untuk dapat memahami ayat 15 ini menurut konteksnya. Dan akan saya simpulkan sbb:

Dasar pemikiran:
1. Orang-orang Yahudi masih tetap percaya bahwa mereka adalah satu-satunya bangsa yang exclusive umat Allah didunia, dan semua bangsa lain adalah kafir, mereka dilarang berhubungan dengan mereka oleh hukum Musa. Hal ini mendirikan tembok pemisah dan menimbulkan perseteruan antara bangsa Yahudi dan non Yahudi.
2. Surat Paulus ini ditujukan kepada orang Kristen non Yahudi di Efesus, hasil penginjilannya. Mereka dulunya adalah orang-orang yang hidup dalam dosa, hidup menurut daging dan hawa nafsunya, termasuk kita semuanya, tetapi Bapa yang Maha Pengasih telah menghidupkan kita semua melalui kematian Kristus, dan mendudukkan kita disurga bersama-Nya. Oleh kasih karunia kita diselamatkan oleh iman, bukan hasil perbuatan kita sendiri tetapi anugerah Allah  (ayat 1-10).         
3. Hanya mereka harus senantiasa mengingat akan asal-usul mereka, bahwa sebagai bukan bangsa keturunan Yahudi, mereka tadinya tanpa Kristus, bukan warga Negara Israel, tidak mendapat bagian dalam janji-janji Allah, tidak berpengharapan dan tanpa Allah didunia (ayat 11 -12)
4. Tetapi sekarang, didalam Kristus, mereka yang dahulu “jauh” dari Tuhan dan janji-janjiNya, telah menjadi “dekat” oleh darah Kristus (ayat 13).
5. Sebab Kristus adalah damai sejahtera kita umat manusia, yang mempersatukan baik bangsa Yahudi maupun non Yahudi, dengan merubuhkan tembok pemisah antara mereka yang menjadi sumber perseteruan (point 1 diatas – hukum Musa) – ayat 14. Tetapi ayat ini bisa juga berarti, “tembok pemisah” antara Allah dan manusia adalah “kejahatan dan dosa” (Yes. 59:2) atau “pemikiran daging” yang adalah “perseteruan” dengan Allah (Roma 8:7), dan oleh Yesus tembok pemisah ini telah dirubuhkan, karena Ia telah mengalahkan dosa didalam daging-Nya (Roma 8:3), dan mendamaikan Allah dengan manusia oleh salib.
6. Pendamaian diantara bangsa Yahudi dan non Yahudi Itu dilakukanNya dengan membatalkan hukum Taurat (hukum Musa) dengan segala perintah dan ketentuannya (law and ordinances) (berbeda dengan 10 Perintah Tuhan yang hanya terdiri dari perintah I s/d X saja (law) tanpa ketentuan-ketentuan atau ordinances seperti hukum Musa), dan perseteruan antara manusia umumnya dengan Allah ditiadakan-Nya dengan mengalahkan perseteruan oleh Salib, dengan demikian Ia dapat menciptakan keduanya (bangsa Yahudi dan non Yahudi yang percaya) menjadi satu manusia baru, menjadi umat Allah, didalam diriNya, dengan demikian mengadakan damai sejahtera diantara mereka (ayat 15).
7. Dan mendamaikan keduanya (bangsa Yahudi dan non Yahudi yang telah menjadi umat Allah oleh karena menerima Yesus, oleh iman), didalam tubuhNya, dengan Allah oleh salib (kematianNya). Dan melenyapkan “perseteruan” disalib-Nya. (Ayat 16).

Dengan demikian, ada 2(dua) jenis perseteruan yang dilenyapkan Kristus di salib-Nya:

1.    Perseteruan antara manusia dan sesamanya (Yahudi dan non Yahudi) dengan membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, yaitu hukum upacara atau hukum Musa, dan mengadakan perdamaian diantara mereka.

2.    Perseteruan antara manusia dengan Allah, yaitu “pemikiran daging”, itu ditiadakan-Nya oleh demonstrasi pernyataan kasih-Nya disalib, yaitu kematian-Nya, symbol besar dari peniadaan diri, dari pengosongan diri, dari mematikan daging dan keinginannya, dan hanya hidup menjalankan keinginan Bapa-Nya. Simbol besar dari Kasih yang tidak mementingkan diri, anti klimaks dari sifat alamiah manusia semuanya, yang cinta diri. Sifat cinta diri inilah yang menjadi sumber dari “pemikiran daging” yang menimbulkan segala macam keinginan daging.

Itulah sebabnya, Kristus berfirman: “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” Yoh. 3:14, 15.

Dan Anak Manusia telah ditinggikan diatas salib, dimana perseteruan itu ditiadakan, agar semua mereka yang memandang kepada-Nya dapat diubahkan, dari orang yang cinta diri, menjadi anak-anak Allah yang mengasihi sesamanya.

Itulah maksud penulisan Paulus menurut kitab Efesus 2, sama sekali ia tidak membatalkan hukum Taurat Tuhan (ayat 15), sebab hukum itu tidak mempunyai “ketentuan” atau ordinances, ia hanya terdiri dari 10 perintah saja. Plain command.

Efesus 2:14-16 hanya digunakan oleh mereka yang mau menolak hukum Sabat Tuhan. Sebab sepertinya, pembacaan ayat itu meniadakan 10 Hukum Tuhan termasuk hukum Sabat.

James

Senin, 01 Maret 2010

Apakah kejahatan mereka? Last Part

Tetapi, meskipun demikian, banyak umat Allah yang berada digereja-gereja yang menginjak-injak SabatNya yang kudus, mereka yang sungguh-sungguh menyerahkan hati dan hidupnya untuk Juru Selamat mereka yang mulia dan penuh kasih, orang-orang yang mengasihi sesamanya dan ingin menjadi seperti Kristus didunia ini, menyerahkan hidup mereka kepada Dia yang telah menyerahkan hidupNya agar mereka boleh hidup. Mereka hanya belum berkesempatan mendengar pekabaran ini, tetapi segera bila mereka telah mendengar pekabaran ini, maka Kristus akan menghimbau mereka dengan berkata:

“Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetaka nya. Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.” Wahyu 18:4, 5.

Tepat sekali perkataan Kristus diatas yang juga adalah nubuatan masa kini yang akan menemui kegenapannya: “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.” Yohanes 10:16.

Andakah domba-domba itu? Dengarlah suaraNya!

 



Sampai disinilah penulisan singkat tentang Sabat Tuhan yang dilupakan yang merupakan kejahatan utama umat Kristen dewasa ini. Rasul Paulus sendiri tetap memelihara Sabat Tuhan, walaupun Yesus telah lama naik kesurga (Kisah 13:14, 44; 16:13; 17:2; 18:4; Ibrani 4:9), oleh karena itu, menilik dari sudut pandang apa yang telah kita pelajari, maka apa saja ayat-ayat Alkitab, khususnya tulisan-tulisan rasul Paulus, yang seakan-akan meniadakan hukum Sabat, yang seakan-akan membenarkan pandangan bahwa Sabat Tuhan sudah tidak berlaku lagi, sebenarnya tidaklah demikian adanya.

Rasul Petrus sudah mengingatkan kita akan tulisan-tulisan rasul Paulus, yang bisa menyesatkan orang-orang yang tidak teguh imannya dan yang lebih mempercayai perintah manusia (2 Petrus 3:15, 16). Kita sudah diperingatkan, marilah meminta hikmat dan kebijaksanaan, agar kita boleh melayani Allah Tuhan kita dengan kasih dan dalam kebenaran.

Kiranya pelajaran tentang kekekalan hukum Sabat ini dapat menambah pengenalan saudara akan firman Tuhan untuk dapat berbakti kepada Dia didalam iman dan kebenaran.

Tuhan memberkati.

James.

Jakarta, 02 Februari 2010.