Berikut ini saya mau share satu pelajaran yang sangat berharga tentang tema PEMBENARAN OLEH IMAN atau JUSTIFICATION BY FAITH. Banyak denominasi ataupun individu yang percaya akan satu proses Pembenaran oleh Iman yang berbeda dari yang diajarkan Injil Kristus, dan yang berbeda dari Injil Kristus adalah kepalsuan dan menyesatkan. Kami yakin apa yang kami sampaikan disini adalah sesuai dengan Injil Kristus, dan bila ada perbedaan pendapat, silahkan menyatakannya dengan bebas untuk didiskusikan dengan semangat Kristiani.
PEMBENARAN OLEH IMAN
Adalah sebuah pengalaman.
Itu adalah sebuah pengalaman yang datang dari adanya pemahaman yang benar akan:
1. Penghukuman apa yang menanti kita, dan
2. Apa yang akan Tuhan lakukan untuk meniadakan penghukuman itu, dan
3. Apa yang harus kita lakukan agar Ia dapat melakukan pekerjaanNya, dan
4. Tindakan apa yang harus kita lakukan.
Kemudian datanglah pembebasan, damai, penyerahan dan perubahan, yang adalah sebuah pengalaman yang paling menakjubkan, kebahagiaan yang tiada bandingannya, dan pemenuhan yang sempurna. Maka hati kita akan berseru seperti Daud: "Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan yang tidak berjiwa penipu!" – Mazmur 32:1,2.
BERKAT DARI PENGAMPUNAN.
Setiap orang memulai kehidupannya sama, yaitu berada dibawah penghukuman dan oleh karena itu ia adalah seorang berdosa yang tidak dapat dibenarkan. Adanya fakta bahwa banyak orang menjalani hidupnya tanpa menyadari keadaannya, tidaklah mengubah kenyataan itu maupun akibatnya yang mengerikan. Roh Kudus Allah bekerja didalam hati setiap orang untuk menyadarkan mereka akan statusnya, keadaannya dan nasibnya yang mengerikan. Pada sebagian besar orang misiNya tidak berhasil, hanya pada sebagian kecil yang berbeda. Pada mereka Ia berhasil membawa suatu kesadaran akan adanya suatu penghukuman berat yang mengancam memusnahkan mereka sekali untuk selamanya. Diwaktu Roh Kudus berhasil menyadarkan mereka akan penghukuman itu, satu permulaan yang baik telah terjadi, tetapi tanpa siterhukum itu mampu memahami arti Pembenaran, peran Tuhan dan apa tindakanNya, serta apa yang harus ia lakukan dengan pemahaman yang benar akan cara melakukannya, maka usaha Roh Kudus sesungguhnya masih tetap gagal dalam membawa orang itu keluar dari pada penghukuman kepada pembenaran. Kesalahan tidak dapat dibebankan pada Roh Kudus untuk perkara ini, tetapi pada orang itu dan ketidak sediaannya untuk menerima pengajaran Allah.
Bilamana kesadaran akan kengerian dan kegelapan besar yang memenuhi seluruh aspek kehidupan dari orang yang akhirnya mengetahui bahwa ia sesungguhnya seorang berdosa yang berada dibawah penghukuman, dan ia datang kepada Juru Selamat untuk menerima anugerah pembenaran oleh iman, maka ia akan memasuki suatu pengalaman penuh berkat yang luar biasa dan agung yang dapat dialami seorang manusia. Sebuah berkat agung yang hanya diketahui oleh mereka yang telah menjalaninya. Sebuah pengalaman yang terlalu dalam dan luar biasa untuk dapat diungkapkan oleh bahasa manusia. Daud adalah salah satu dari pada orang-orang itu, ia sangat memahami apa artiya berada dibawah penghukuman. Ia tahu artinya bila tidak dibenarkan, ia tahu artinya berada dibawah ancaman kematian kekal dan pemisahan dari Allah dan surga untuk selamanya. Ia mengetahui itu, dan ia mengetahui juga arti dari memiliki kegelapan besar dan penderitaan yang tergantikan oleh berkat maha agung akan pengampunan dosa, anugerah berkat dari Pembenaran Allah. Resapilah perkataan kesaksiannya: "Aku sangat menanti-nantikan Tuhan, lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong. Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dan lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku diatas bukit batu, menetapkan langkahku, Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada Tuhan." Mazmur 40:1-4.
Rasul Paulus memahami pengalaman Daud, sebab ia telah melalui jalan yang persis sama, demikianlah ia kemudian menuliskan kebenaran besar yang mulia ini akan Pembenaran oleh iman, ia membawa para pembaca kepada kesaksian Daud dengan kata - kata ini:"Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya: "Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran pelanggaran - nya, dan yang ditutupi dosa-dosanya. Berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya." Roma 4:6-8, mengutip masmur Daud di Mazmur32:1,2.
Ada sangat banyak orang yang percaya bahwa Tuhan telah mengampuni dosa-dosa mereka, tetapi berapa banyakkah yang dapat memberi kesaksian sesungguhnya akan kebahagiaan yang penuh berkat dari orang yang diampuni dosanya? Berkat agung yang membahagiakan ini hanyalah berasal dari Allah dan oleh Allah. Mereka yang memilikinya, menikmati kebahagiaan besar, memiliki damai yang indah dan menyadari akan kuasa Allah atas hidup mereka. Ini adalah sebuah pengalaman yang menjadikan segala sesuatu yang lain tidak berarti. Puncak kegembiraan dan kebahagiaan. Mereka yang sungguh nyata memiliki Pembenaran oleh iman, akan menemukan kata hati mereka penuh syukur, berseru bersama dengan peMazmur: "Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; dihadapan -Mu ada sukacita berlimpah-limpah, ditangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa." Mazmur 16:11. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu "mengenal satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yag telah engkau utus." Yohanes 17:3.
Saat ini, tema Pembenaran oleh iman dan Kebenaran Kristus dikhotbahkan, disaksikan, didiskusikan dan ditulis dimana-mana seperti yang belum pernah terjadi dalam dunia keagamaan. Hanya saja, apa yang menjadi hal paling utama bagi penyelidik kebenaran Alkitab yang setia dan jujur untuk berpikir dua kali adalah bahwa tidak semua penulis dan pengajar setuju akan kebenaran dari pada tema ini. Tetapi untuk pelajar dan pengamat yang jujur, serius dan cerdas, akan nampak bahwa semuanya tidak kelihatan seperti apa yang seharusnya, khususnya bila ia menyadari akan adanya peringatan didalam Kitab Suci tentang penyesatan yang akan terjadi pada hari-hari terakhir akan kepalsuan yang begitu mirip dengan kebenaran asli, untuk menyesatkan banyak orang kalau mungkin yang terpilih sekalipun. Nampaklah jelas bahwa ada pengajaran akan Pembenaran oleh Iman yang berasal dari Allah, dan pengajaran akan Pembe -naran oleh Iman hasil penemuan Iblis untuk menyesatkan mereka yang tidak sadar.
Adalah penting untuk mengetahui apa penghukuman itu, yang menempatkan orang berdosa dibawahnya, sehingga ia dapat memahami dengan jelas akan apa kebutuhannya. Adalah penting untuk mmengetahui apa yang Allah akan lakukan untuk memenuhi kebutuhan itu, dan akhirnya bagaimana orang berdosa dapat datang kepada Allah untuk menerima perkara yang Allah ingin berikan padanya.
HAL YANG NAMPAKNYA BERTENTANGAN.
Begitu penyelidikan dilakukan pada pokok pemikirian ini, maka akan segera tampak bahwa ada satu set ayat dan pernyataan yang mengemukakan bahwa Pembenaran adalah sesuatu hal, dan ada satu set lagi ayat dan pernyataan yang mengemukakan Pembenaran sebagai sesuatu hal lainnya.
Kedua pokok pemikiran ini tidak dapat dikatakan memiliki kesamaan. Mereka cukup berbeda dan sesungguhnya bertentangan. Jalan keluar atau kompromi yang umum adalah mengabaikan satu set dan menerima yang satunya lagi sebagai penjelasan yang satu- satunya akan pokok pemikiraan yang sangat penting ini. Ini adalah jalan keluar yang paling mudah dan sederhana, tetapi bukanlah cara sesungguhnya dari pelajar Firman Allah yang sejati.
Bagi anak Allah yang sejati, setiap ayat dan pernyataan yang memberikan penjelasan akan suatu tema pemikiran akan mendapat tempat yang sebenarnya dan semestinya, akan diterima sebagaimana itu dibaca, dan harus dimengerti sehingga tidak akan muncul pertentangan atau perbedaan dengan ayat-ayat dan pernyatan lainnya yang seakan-akan bertentangan. Anak Allah yang sejati akan bersikap bahwa hanya ada harmoni atau keserasian dalam firman Allah, sehingga segala pertentangan yang muncul sesungguhnya tidak demikian tetapi hanyalah nampaknya demikian. Ia tahu bahwa kesalahan tidak terletak pada Firman Allah atau Roh Kudus Allah tetapi pada dirinya. Demikianlah ia akan menyelidiki dengan doa dan kepercayaan sehingga jawabannya dapat dite -mukan.
Dalam mengemukakan tema besar Pembenaran oleh Iman, rasul Paulus membawa kita kepada kesaksian Abraham: "Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita? Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak dihadapan Allah. Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya di -perhitungkan menjadi kebenaran." Roma 4:1-5.
Kata-kata yang penting dalam kalimat ini adalah "memperhitungkan" dan "di -perhitungkan". "Imannya diperhitungkan sebagai kebenaran", pernyataan yang sederhana ini menyatakan bahwa ia tidak dapat menunjukkan kebenaranya sebab ia tidak memilikinya, sehingga, agar ia dapat diterima oleh Allah, ia harus membawa sesuatu yang lain yang dapat diperhitungkan padanya sebagai kebenaran. Dan akan nampak, bahwa sesuatu yang lain itu bukanlah iman itu sendiri tetapi lebih kepada apa yang iman itu hasilkan yang diperhitungkan sebagai kebenaran.
Pertanyaan yang utama adalah bagaimana Abraham dan orang-orang lainnya dapat dibenarkan. Dan Paulus menegaskan bahwa itu sekali-kali bukanlah oleh Perbuatan. Kenyataannya itu memang tidak mungkin, sebab manusia dari dirinya sendiri tidak akan pernah mampu menghasilkan sesuatu kebenaran apapun juga. Demikianlah sementara Hukum Allah menuntut kebenaran yang sempurna tanpa cacat, manusia berdosa ini tidak dapat menyediakannya. Hal inilah yang menyebabkan ia berada dibawah Penghukuman. Untuk dapat dibenarkan, ia harus memiliki kebenaran, tetapi sebab ia tidak dapat memberikan apapun juga dari dirinya, maka ia harus mendapatkannya dari Orang lain yang diperhitungkan kepadanya sebagai suatu kredit. Jadi, ia berdiri tidak didalam kebenarannya sendiri tetapi didalam kebenaran Orang lain itu, yaitu Kristus. Jadi ia berdiri dihadapan Allah, tidak sebagai orang yang tidak pernah berbuat dosa, tetapi seperti ia tidak pernah berbuat dosa. Inilah cara yang didalamnya iman diperhitungkan sebagai kebenaran.
Kebenaran ini dengan sangat jelas dinyatakan dalam pernyataan ini: "Hukum Allah menuntut kebenaran, dan orang berdosa berhutang kepada hukum itu; tetapi ia tidak mampu memenuhinya. Satu-satunya jalan baginya mendapatkan kebenaran, adalah melalui iman. Oleh iman ia dapat membawa kepada Allah jasa-jasa Kristus, maka Tuhan akan menempatkan penurutan AnakNya pada si orang berdosa itu. Kebenaran Kristus diterima ditempat kegagalan manusia, dan Allah menerima, mengampuni, membenarkan orang ber -tobat yang percaya itu, memperlakukannya seakan-akan ia sungguh-sungguh benar, dan mengasihinya sebagaimana Ia mengasihi AnakNya. Inilah bagaimana Iman itu diperhi - tungkan menjadi Kebenaran, dan jiwa yang diampuni itu akan bertumbuh dari kasih karunia kepada kasih karunia, dari terang kepada terang yang lebih besar. Ia dapat berkata dengan penuh syukur:"Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmatNya oleh perman -dian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus, yang sudah dilimpahkannya kepada kita oleh Yesus Kristus, Juru Selamat kita, supaya kita , sebagai orang yang dibenarkan oleh kasih karuniaNya berhak menerima hidup yang kekal, sesuai dengan pengharapan kita." (Titus 3:5-7). Selected Messages 1:367. Originally The Review and Herald, November 4, 1890.
Pemikiran yang sama dikemukakan kembali dalam kata-kata ini: "Adalah mungkin bagi Adam, sebelum kejatuhannya, membentuk satu karakter yang benar melalui penurutannya akan hukum Allah. Tetapi ia gagal melakukan ini, dan oleh sebab dosanya, sifat alamiah kita juga ikut jatuh dan kita tidak dapat menjadikan diri kita benar. Karena keadaan kita yang berdosa, tidak suci, kita tidak dapat menurut hukum dengan sempurna. Kita tidak memiliki kebenaran itu dari diri sendiri untuk memenuhi tuntutan hukum Allah. Tetapi Kristus telah menyediakan jalan keluar bagi kita Ia hidup dibumi ditengah segala percobaan dan penggodaan sebagaimana yang harus kita hadapi. Ia hidup dalam kesucian tanpa dosa. Ia mati untuk kita, dan sekarang Ia menawarkan untuk mengambil dosa-dosa kita dan memberikan kita kebenaranNya. Bila engkau memberikan dirimu kepadaNya dan menerimaNya sebagai Juru Selamatmu, maka, seberdosa apapun hidupmu, demi Dia, engkau diperhitungkan benar. Karakter Kristus berdiri dtempat dimana karaktermu berada, dan engkau diterima dhadapan Allah seperti engkau tidak pernah berbuat dosa." Steps to Christ, 62.
Kedua pernyataan ini memberitakan kebenaran yang sama dengan kejelasan yang setara. Keduanya tidak memberikan ruang untuk keraguan atas apa yang Paulus ingin sampaikan didalam Roma 4:1-5. Singkat dan sederhana nyatakan sebagai berikut: Orang berdosa berdiri dihadapan Allah sebagai terhukum atau terpidana oleh karena beban dari segala ketidak benarannya yang menjadikan ia bersalah disepanjang masa hidupnya yang telah berlalu. Ia tidak dapat menebus semuanya itu dari dirinya sendiri, sebab ia tidak dapat menawarkan kebenaran untuk memenuhi tuntutan Hukum yang suci, jadi, bilamana ia memenuhi kondisi pertobatan yang sejati dengan pengakuan yang tulus, Yesus masuk dan mengambil alih semua dosanya pada DiriNya sementara Ia mengkredit -kan kebenaranNya sendiri pada sipendosa. Maka sipendosa berdiri dihadapan Allah yang memperhitungkannya sebagai orang benar, seakan-akan ia sesungguhnya orang benar, sepertinya ia tidak pernah berdosa.
Ada satu garis perbedaan antara mengatakan ia orang benar dan mengatakan ia seakan-akan atau sepertinya orang benar. Menyatakan yang pertama adalah mengesahkan orang itu telah mencapai kondisi kebenaran sesungguhnya. Itu suatu pernyataan akan kondisi atau keadaan orang itu yang sebenarnya kini. Pernyataan yang kedua dimana dikemukakan bahwa ia seakan-akan orang benar, adalah untuk mengesah -kan bahwa ia sendiri bukan orang benar sama sekali sebagaimana ia dulu adanya. Ia sesungguhnya hanya diperhitungkan demikian tanpa sesungguhnya menjadi demiki -an. Jadi, ia berdiri dihadapan Allah seakan-akan ia orang benar, tetapi bukan sebagai sejatinya orang benar.
Pesan yang sederhana tetapi tak terbantahkan dari pernyataan diatas tadi adalah, bahwa seseorang dibenarkan tanpa menjadikan ia orang benar. Ada suatu kebenaran yang indah dan agung didalam pesan ini. Suatu kebenaran yang bila suatu saat dipahami, diterima dan dijalani, akan membawa suatu kebahagiaan yang besar dan mulia pada hati dan kedamaian yang sangat indah bagi orang itu. Tetapi akibatnya ada orang-orang yang membangun seluruh pengajarannya akan Pembenaran oleh Iman diatas pernyataan-pernyataan ini. Tetapi, itu bukanlah melulu satu-satunya ayat-ayat dan pernyataan dalam Kitab Suci, yang memberikan terang pada tema ini. Ada lainnya yang nampaknya seakan-akan menampilkan gambaran yang bertentangan. Inipun harus dipelajari dengan hati-hati dan penuh hikmat dan diterima sebagaimana adanya. Ada tertulis disana sebab Roh Kudus, sebagai Inspirator agung Kitab Suci, menempatkannya didalam -nya. Ia menempatkannya didalamnya, bukan untuk membingungkan atau menyesatkan, tetapi untuk menyampaikan kepada kita kebenaran yang seutuhnya akan tema ini. Tak akan ada pembelajaran Pembenaran oleh Iman seutuhnya tanpa mempertimbangkan pernyataan-pernyataan ini. Oleh karena itu, kita akan mempelajari -nya juga.
Paulus, pencetus besar ide ini, menuiskan:"Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus." Roma 5:1. Dibenarkan oleh iman membawa damai dengan Allah. Sekarang adalah sama sekali tidak mungkin memiliki damai dengan Allah sekaligus permusuhan dengan Allah disaat yang bersamaan. Oleh sebab itu, apapun permusuhan itu yang ada sebelum pembenaran, telah ditiadakan disaat Pembenaran agar damai dengan Allah terjadi pada saat Pembenaran.
Ini menimbulkan pertanyaan apakah itu Permusuhan kepada Allah yang ada didalam kita sebelum kita dibawa kepada damai degan Allah. Apakah permusuhan itu semata-mata dan hanya berupa catatan yang panjang akan dosa-dosa kita dimasa lalu, sehingga bilamana kesalahan ini dialihkan kepad a Kristus, dan kebenaranNya diperhitungkan kepada kita, maka kita memiliki damai dengan Allah? Atau, apakah itu suatu sifat pemikiran yang bertentangan dengan Allah? Atau, suatu keadaan keinginan yang jahat kepadaNya?
Kitab Suci tidak mengatakannya demikian, tetapi mengatakan hal yang lain sebagai Permusuhan dengan Allah. "Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah, hal ini memang tidak mungkin baginya." Roma 8:7. Inilah dia, Keinginan Daging dinyatakan sebagai sesuatu yang adalah Perseteruan terhadap Allah. Perlu diperhatikan, bahwa ayat itu sama sekali tidak menyatakan bahwa Keinginan Daging sedang bermusuhan (dengan Allah), tetapi ia adalah permusuhan itu sendiri. Perbedaan ini adalah sangat penting untuk memahami Firman ini.
Bersambung Part Two
Bisakah kita dibenarkan oleh perbuatan kita?
BalasHapus