Kamis, 11 Maret 2010

APA MAKSUD EFESUS 2:15 ??

Efesus 2:14 - 16.
(14) Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
(15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera.
 (16) dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.


(14) For He Himself is our peace, who has made both one, and has broken down the middle wall of separation,
(15) having abolished in His flesh the enmity, that is, the law of commandments contained in ordinances, so as to create in Himself one new man from the two, thus making peace,
(16) and that He might reconcile them both to God in one body through the cross, thereby putting to death the enmity. (NKJV)


Untuk memahami Efesus 2:15, kita harus membaca seluruh pasal Efesus 2 untuk dapat memahami ayat 15 ini menurut konteksnya. Dan akan saya simpulkan sbb:

Dasar pemikiran:
1. Orang-orang Yahudi masih tetap percaya bahwa mereka adalah satu-satunya bangsa yang exclusive umat Allah didunia, dan semua bangsa lain adalah kafir, mereka dilarang berhubungan dengan mereka oleh hukum Musa. Hal ini mendirikan tembok pemisah dan menimbulkan perseteruan antara bangsa Yahudi dan non Yahudi.
2. Surat Paulus ini ditujukan kepada orang Kristen non Yahudi di Efesus, hasil penginjilannya. Mereka dulunya adalah orang-orang yang hidup dalam dosa, hidup menurut daging dan hawa nafsunya, termasuk kita semuanya, tetapi Bapa yang Maha Pengasih telah menghidupkan kita semua melalui kematian Kristus, dan mendudukkan kita disurga bersama-Nya. Oleh kasih karunia kita diselamatkan oleh iman, bukan hasil perbuatan kita sendiri tetapi anugerah Allah  (ayat 1-10).         
3. Hanya mereka harus senantiasa mengingat akan asal-usul mereka, bahwa sebagai bukan bangsa keturunan Yahudi, mereka tadinya tanpa Kristus, bukan warga Negara Israel, tidak mendapat bagian dalam janji-janji Allah, tidak berpengharapan dan tanpa Allah didunia (ayat 11 -12)
4. Tetapi sekarang, didalam Kristus, mereka yang dahulu “jauh” dari Tuhan dan janji-janjiNya, telah menjadi “dekat” oleh darah Kristus (ayat 13).
5. Sebab Kristus adalah damai sejahtera kita umat manusia, yang mempersatukan baik bangsa Yahudi maupun non Yahudi, dengan merubuhkan tembok pemisah antara mereka yang menjadi sumber perseteruan (point 1 diatas – hukum Musa) – ayat 14. Tetapi ayat ini bisa juga berarti, “tembok pemisah” antara Allah dan manusia adalah “kejahatan dan dosa” (Yes. 59:2) atau “pemikiran daging” yang adalah “perseteruan” dengan Allah (Roma 8:7), dan oleh Yesus tembok pemisah ini telah dirubuhkan, karena Ia telah mengalahkan dosa didalam daging-Nya (Roma 8:3), dan mendamaikan Allah dengan manusia oleh salib.
6. Pendamaian diantara bangsa Yahudi dan non Yahudi Itu dilakukanNya dengan membatalkan hukum Taurat (hukum Musa) dengan segala perintah dan ketentuannya (law and ordinances) (berbeda dengan 10 Perintah Tuhan yang hanya terdiri dari perintah I s/d X saja (law) tanpa ketentuan-ketentuan atau ordinances seperti hukum Musa), dan perseteruan antara manusia umumnya dengan Allah ditiadakan-Nya dengan mengalahkan perseteruan oleh Salib, dengan demikian Ia dapat menciptakan keduanya (bangsa Yahudi dan non Yahudi yang percaya) menjadi satu manusia baru, menjadi umat Allah, didalam diriNya, dengan demikian mengadakan damai sejahtera diantara mereka (ayat 15).
7. Dan mendamaikan keduanya (bangsa Yahudi dan non Yahudi yang telah menjadi umat Allah oleh karena menerima Yesus, oleh iman), didalam tubuhNya, dengan Allah oleh salib (kematianNya). Dan melenyapkan “perseteruan” disalib-Nya. (Ayat 16).

Dengan demikian, ada 2(dua) jenis perseteruan yang dilenyapkan Kristus di salib-Nya:

1.    Perseteruan antara manusia dan sesamanya (Yahudi dan non Yahudi) dengan membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, yaitu hukum upacara atau hukum Musa, dan mengadakan perdamaian diantara mereka.

2.    Perseteruan antara manusia dengan Allah, yaitu “pemikiran daging”, itu ditiadakan-Nya oleh demonstrasi pernyataan kasih-Nya disalib, yaitu kematian-Nya, symbol besar dari peniadaan diri, dari pengosongan diri, dari mematikan daging dan keinginannya, dan hanya hidup menjalankan keinginan Bapa-Nya. Simbol besar dari Kasih yang tidak mementingkan diri, anti klimaks dari sifat alamiah manusia semuanya, yang cinta diri. Sifat cinta diri inilah yang menjadi sumber dari “pemikiran daging” yang menimbulkan segala macam keinginan daging.

Itulah sebabnya, Kristus berfirman: “Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal” Yoh. 3:14, 15.

Dan Anak Manusia telah ditinggikan diatas salib, dimana perseteruan itu ditiadakan, agar semua mereka yang memandang kepada-Nya dapat diubahkan, dari orang yang cinta diri, menjadi anak-anak Allah yang mengasihi sesamanya.

Itulah maksud penulisan Paulus menurut kitab Efesus 2, sama sekali ia tidak membatalkan hukum Taurat Tuhan (ayat 15), sebab hukum itu tidak mempunyai “ketentuan” atau ordinances, ia hanya terdiri dari 10 perintah saja. Plain command.

Efesus 2:14-16 hanya digunakan oleh mereka yang mau menolak hukum Sabat Tuhan. Sebab sepertinya, pembacaan ayat itu meniadakan 10 Hukum Tuhan termasuk hukum Sabat.

James

Tidak ada komentar:

Posting Komentar