Tetapi, meskipun demikian, banyak umat Allah yang berada digereja-gereja yang menginjak-injak SabatNya yang kudus, mereka yang sungguh-sungguh menyerahkan hati dan hidupnya untuk Juru Selamat mereka yang mulia dan penuh kasih, orang-orang yang mengasihi sesamanya dan ingin menjadi seperti Kristus didunia ini, menyerahkan hidup mereka kepada Dia yang telah menyerahkan hidupNya agar mereka boleh hidup. Mereka hanya belum berkesempatan mendengar pekabaran ini, tetapi segera bila mereka telah mendengar pekabaran ini, maka Kristus akan menghimbau mereka dengan berkata:
“Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetaka nya. Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.” Wahyu 18:4, 5.
“Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetaka nya. Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.” Wahyu 18:4, 5.
Tepat sekali perkataan Kristus diatas yang juga adalah nubuatan masa kini yang akan menemui kegenapannya: “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.” Yohanes 10:16.
Andakah domba-domba itu? Dengarlah suaraNya!
Andakah domba-domba itu? Dengarlah suaraNya!
Sampai disinilah penulisan singkat tentang Sabat Tuhan yang dilupakan yang merupakan kejahatan utama umat Kristen dewasa ini. Rasul Paulus sendiri tetap memelihara Sabat Tuhan, walaupun Yesus telah lama naik kesurga (Kisah 13:14, 44; 16:13; 17:2; 18:4; Ibrani 4:9), oleh karena itu, menilik dari sudut pandang apa yang telah kita pelajari, maka apa saja ayat-ayat Alkitab, khususnya tulisan-tulisan rasul Paulus, yang seakan-akan meniadakan hukum Sabat, yang seakan-akan membenarkan pandangan bahwa Sabat Tuhan sudah tidak berlaku lagi, sebenarnya tidaklah demikian adanya.
Rasul Petrus sudah mengingatkan kita akan tulisan-tulisan rasul Paulus, yang bisa menyesatkan orang-orang yang tidak teguh imannya dan yang lebih mempercayai perintah manusia (2 Petrus 3:15, 16). Kita sudah diperingatkan, marilah meminta hikmat dan kebijaksanaan, agar kita boleh melayani Allah Tuhan kita dengan kasih dan dalam kebenaran.
Kiranya pelajaran tentang kekekalan hukum Sabat ini dapat menambah pengenalan saudara akan firman Tuhan untuk dapat berbakti kepada Dia didalam iman dan kebenaran.
Tuhan memberkati.
James.
Jakarta, 02 Februari 2010.
Rasul Petrus sudah mengingatkan kita akan tulisan-tulisan rasul Paulus, yang bisa menyesatkan orang-orang yang tidak teguh imannya dan yang lebih mempercayai perintah manusia (2 Petrus 3:15, 16). Kita sudah diperingatkan, marilah meminta hikmat dan kebijaksanaan, agar kita boleh melayani Allah Tuhan kita dengan kasih dan dalam kebenaran.
Kiranya pelajaran tentang kekekalan hukum Sabat ini dapat menambah pengenalan saudara akan firman Tuhan untuk dapat berbakti kepada Dia didalam iman dan kebenaran.
Tuhan memberkati.
James.
Jakarta, 02 Februari 2010.
Kalau hari Sabat sesuai visi penulis masih tetap dipelihara umat Kristiani, maka apa maksud Kolose 2:16, 17?
BalasHapusTerima kasih atas commentnya.
BalasHapusCoba anda baca ayat-ayat itu dengan seksama, apa yang dikatakannya?
Bahwa tak seorangpun boleh menghakimi kita, artinya menyalahkan kita, umat Kristiani, karena tidak melakukan lagi apa yang dulu dilakukan oleh bangsa Yahudi, terkait dengan makanan, minuman, hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat.
Sepertinya rasul Paulus membebaskan umat Kristiani dari hukum dan peraturasn yang dulu dipelihara bangsa Yahudi, termasuk hari Sabat Tuhan, hari ketujuh? Sayangnya tidak demikian, saudaraku.
Kalau kita baca kembali dengan teliti, maka ada kalimat tambahan yang berbunyi: "Semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus."
Inilah yang membedakan maksud rasul Paulus dengan penafsiran umum dunia Kristen sekarang.
Bahwa yang berakhir dan tidak lagi perlu dipelihara umat Kristiani sekarang adalah segala peraturan dan ketetapan yang menjadi bayangan dari apa yang harus datang, yaitu Kristus sebagai wujud atau maksud atau tujuan dari pada pelaksanaan peraturan dan ketetapan atau hukum-hukum itu yang diberikan kepada bangsa Israel dulu.
Apakah Sabat Tuhan hari ketujuh yang ditetapkan ditaman Eden pada hari ke7 penciptaan adalah peraturan atau hukum bayangan yang wujudnya ialah Kristus? Sama sekali tidak! Sebab, mana mungkin Yesus mau menjadi Tuhan atas suatu hukum bayangan yang berakhir pada salibNya.
Lagipula, hari Sabat yang ditetapkan di Eden merujuk kepada hari peringatan penciptaan dunia dalam 6 hari, untuk mengingatkan manusia bahwa ia adalah mahluk ciptaan dan Allah Khalik semesta alam adalah Allahnya, sama sekali tidak merujuk kepada Kristus dan misinya didunia, yang digambarkan oleh segala hukum dan peraturan keimamatan atau hukum upacara.
Kalau begitu, hari sabat yang mana yang rasul Paulus maksudkan? Jawabannya terdapat di Imamat 23:4-6, 23-25, 27-38. Inilah sabat bayangan sesuai maksud penulisan Kol. 2:16, 17, termasuk makanan dan minumannya dan hari rayanya dan bulan barunya.
Dan pada ayat 38, Tuhan berfirman:"belum termasuk hari-hari Sabat Tuhan", yang menegaskan kembali bahwa Sabat Tuhan hari ketujuh bukanlah sabat bayangan.
Kiranya bisa mencerahkan pengertian sudara akan firman Tuhan.
James
terima kasih penjelasannya.
BalasHapusBagaimana dengan Efesus 2:15, bukankah dengan sangat jelas Paulus mengatakan bahwa "kematian Yesus membatalkan hukum Taurat"? Ataukah ada pengertian lain lagi dibalik itu seperti Kolose 2:16, 17? Mohon pencerahan,
Karena komentarnya panjang, melebihi batas quota kolom ini, terpaksa saya buat postingan sendiri.
BalasHapusJames