- Kita harus selalu mengingat untuk menguduskan hari itu.
- Tidak boleh melakukan pekerjaan yang terkait dengan usaha perdagangan (membeli dan menjual) atau mencari nafkah, pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah. Semuanya ini dapat dilakukan pada hari Jumat, hari keenam, yang disebut hari persiapan Sabat.
- Tidak boleh melakukan urusan kita, apapun itu, kecuali yang berhubungan dengan kepentingan untuk memuliakan Allah, untuk menyatakan kasihNya, memberitakan firmanNya, berbuat baik kepada sesama manusia tanpa melanggar hukum Sabat seperti merawat orang sakit, merawat bayi, anak kecil, orang cacat atau jompo yang tak berdaya.
- Tidak menjalankan acara pribadi atau keluarga untuk kesenangan pribadi seperti nonton TV/film, olah raga, shopping ke pasar atau ke mall, pesta, mencari hiburan dengan jalan-jalan tidak menentu, window shopping (cuci mata di mall), makan-minum, membaca novel, komik, majalah dan lainnya kesenangan pribadi.
- Berkata omong kosong, ngerumpi.
- Hari Sabat harus menjadi satu hari perhentian penuh dari semua kesenangan pribadi dan kepentingan pribadi, dimulai dari petang matahari terbenam pada hari Jumat sampai dengan petang matahari terbenam pada hari Sabtu.
Itulah tuntutan hukum Sabat.
Ingat! Bahwa semua tuntutan hukum Sabat ini diketahui juga oleh Adam dan Hawa dan diajarkannya juga kepada anak cucunya. Apa yang nabi Yehezkiel atau Yeremia atau siapa saja menulis tentang tuntutan hukum Sabat, menerimanya dari Allah melalui Roh KudusNya, dari sumber yang satu dan yang sama dan yang kekal. PadaNya tidak ada bayangan perubahan.
Bersambung ke Part 9.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar