Rabu, 24 Februari 2010

Apakah kejahatan mereka? Part 11

Andaikata hukum Sabat memang bakal berakhir disalib Kristus dan kehilangan fungsi atau otoritasnya atas murid-murid Yesus dan mereka yang percaya kepadaNya yaitu umat Kristen sejak saat itu sampai sekarang dan seterusnya, maka tentu Yesus tidak akan mengatakan demikian kepada murid-muridNya bukan?  Tidak akan Dia meminta mereka untuk berdoa seperti itu!

Demikianlah kita ketahui, bahwa hukum Sabat tidak berubah, tidak batal disalib Kristus, melainkan tetap berlaku terus sampai selama-lamanya sesuai dengan maksud dan rencana Tuhan ketika hukum itu diberikan kepada Adam dan Hawa di Eden. Yesus yang menciptakan dunia ini dan segenap isinya, Yesus yang menebus kita dari maut dan dosa, Yesus yang menetapkan Sabat di Eden bagi umat manusia, dan Yesus juga yang menjunjung kelestarian SabatNya sebelum kenaikanNya kesurga, itu semua karena Ia adalah Tuhan atas hari Sabat. Itu semua adalah karena kita adalah umatNya dan Ia adalah Allah, Tuhan kita.


Baik Tuhan sendiri maupun murud-muridNya para Rasul sama sekali tidak mengajarkanNya satu perubahan peribadatan atas hari ini, bahkan Kristus meminta mereka untuk tetap berSabat dan berdoa agar malapetaka kehancuran Bait Allah tidak menimpa mereka pada hari Sabat, satu peristiwa yang menemui kegenapannya 37 tahun setelah kenaikan Nya kesurga.
















Bila demikian, mengapa umat Kristiani sekarang mengabaikannya? 

Sebab dunia Kristen sekarang hanya melanjutkan suatu “tradisi” keKristenan yang telah berusia berabad-abad. Suatu hari perbaktian telah dibangun secara perlahan-lahan sejak akhir abad I dan semakin popular dengan perjalanan waktu, dan perlahan-lahan menggeser perhatian umat dari pada Sabat Tuhan hari ketujuh kepada hari ini. Hari itu adalah hari pertama, hari Minggu, yang diperingati umat Kristen masa itu sebagai peringatan hari kebangkitan Yesus Kristus. Dan setelah bapa-bapa gereja mengambil sikap untuk menegakkan hari ini ketimbang Sabat Tuhan, maka umatpun mengikutinya.

Umat mempercayai ajaran yang diproklamirkan oleh bapa-bapa gereja zaman dulu dan semakin banyak penafsiran-penafsiran dari para bapa gereja, teolog terkemuka, dan ahli Alkitab yang intinya adalah meniadakan hukum Sabat dan menggantikan hari perhentian itu kepada hari yang lain, yaitu hari pertama, suatu perubahan yang telah dinubuatkan oleh nabi Daniel ratusan tahun sebelum perubahan itu terjadi. Dan pada akhir zaman ini, semakin dikukuhkan dengan segala macam penafsiran dan interprestasi Alkitab untuk melestarikan hari Minggu sebagai hari Tuhan, padahal, junjungan mereka yang begitu mereka elu-elukan dan serukan, justru menyatakan diri-Nya adalah Tuhan atas hari Sabat. Apakah manusia telah meninggikan dirinya diatas sesembahan mereka yang adalah Allah mereka, sehingga mereka berani memaksakan perubahan ini?

Bersambung ke Part 12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar