Selasa, 06 April 2010

D O S A Part 3

Akibat dari peristiwa ini menimbulkan beberapa pertanyaan dari kita:

1.    Mengapa Allah tidak bertindak menghambat atau mencegah perkembangan angan-angan hati dan keinginan Lucifer agar ia tidak jatuh dalam dosa dan pemberontakan?
2.    Mengapa Allah, setelah Lucifer berontak, tidak memusnahkannya beserta segenap para malaekat pengikutnya, dengan demikian mencegah perkembangan dosa dan kejahatan dialam semesta, ketimbang mengusir mereka kebumi dan membiarkan mereka hidup?
3.    Mengapa justru dibumi, setelah menjadi tempat buangan Lucifer yang kini namanya Iblis atau Setan dan para malaekat jahatnya, Allah menciptakan manusia Adam dan Hawa, sehingga mereka terbuka kepada dosa dan kejahatan dan penggodaan Iblis? Mengapa tidak membiarkan saja bumi ini sebagai pembuangan Iblis dan anak buahnya tanpa menciptakan kehidupan apapun juga lainnya dan mengisolasi mereka dibumi selamanya tanpa dapat pergi kemanapun juga?

Mari kita coba jawab pertanyaan ini, sebagai berikut:

1.    Menghambat perkembangan pemikiran, keinginan dan angan-angan hati Lucifer untuk mencegah dia jatuh dalam dosa dan pemberontakan, hanyalah berarti mencegah KEBEBSAN BERPIKIR DAN MEMILIH yang telah Allah ciptakan didalam dia dan semua malaikat lainnya. Ini akan menyebabkan para malaikat hidup dan bertindak seperti boneka saja atau mesin tanpa kemauan sendiri. Allah tidak menginginkan ini! Ia menginginkan mahluk ciptaanNya dapat menentukan sendiri jalan hidup dan keinginannya melalui kebebasan untuk berpikir dan memilih, sedemikian rupa sehingga mereka dapat melayani Dia dengan kasih dan penurutan yang datang dari kemauan mereka sendiri disebabkan oleh pengertian akan kasih dan kepribadianNya yang ditunjukkan kepada mereka.
2.    Bila Allah langsung memusnahkan Lucifer dan para pengikutnya usai pemberontakan, maka Ia telah bertindak terlalu dini. Para malaekat sorga belum begitu mengerti dan mengetahui apa kesalahan Lucifer dan para pengikutnya dan kemana arah dari tujuan pemberontakannya akan memimpin. Kejahatan dan dosa belum menampakkan wajah yang sesungguhnya, tabiat ini adalah sesuatu yang asing (alien) disorga, yang harus dinyatakan sepenuhnya, barulah Allah dapat mengambil tindakan. Dengan demikian para malaikat dapat mengetahui dan memahami bahwa pilihan mereka untuk hidup melayani Allah dan mematuhi hukum-hukumNya adalah terbaik bagi eksistensi mereka dan kebahagiaan mereka sepanjang masa kekekalan.

Dilain pihak, bila Allah langsung memusnahkan Lucifer dan pengikutnya usai pemberontakan, maka akan menimbulkan ketakutan diantara para malaikat lainnya. Mereka bisa saja memandang Allah sebagai Oknum Pemimpin yang kejam dan tirani, siapa bersalah langsung dihukum dan dilenyapkan. Lama-kelamaan, mereka akan menyembah dan berbakti kepada Tuhan dalam ketakutan dan keterpaksaan, bukan dalam kasih dan sukacita. Maka dengan demikian apa yang dituduhkan Lucifer akan menjadi kenyataan.

3.    Demikianlah Lucifer dan para malaekat jahat pengikutnya dibuang ke bumi dan dibiarkan hidup, agar mereka dapat menuntaskan apa yang telah mereka mulai, agar mereka dapat menjalankan sepenuhnya angan-angan hati mereka, sehingga dengan demikian, dosa dan kejahatan dapat diekspos semaksimal mungkin, seluas-luasnya, sampai kepada batas-batas yang dapat dicapai oleh kebebasan berpikir dan memilih. Dengan demikian kasih dan kekudusan dan kebenaran Allahpun akan dapat semakin dinyatakan, semakin kontras dan semakin nyata perbedaannya dengan tabiat yang dibangun didalam diri mereka. Dan pada akhirnya, para malaekat sorga dan segenap mahluk cerdas ciptaan Allah dialam semesta ini yang tidak jatuh kedalam dosa dan kejahatan dapat memahami dan diyakinkan bahwa pilihan mereka untuk hidup bagi Allah, berbakti dan menyembah Dia didalam kasih, penurutan dan sukacita, dalam kebebasan memilih yang terkendali, adalah pilihan hidup yang terbaik bagi kebahagiaan mereka sepanjang masa kekekalan.

Maka tidak ada yang lebih tepat guna dalam memberikan akses kepada Iblis dan para pengikutnya untuk menuntaskan apa yang telah mereka mulai, untuk mengembangkan tabiat mereka, kejahatan dan dosa, dengan menempatkan didepan hidung mereka sebagai obyek pencobaan mereka, sepasang mahluk ciptaan yang diciptakan didalam peta dan gambar Khalik Pencipta,  sama seperti mereka dulu, hanya dari debu tanah, yang menjadi daging dan darah.

Tetapi Allah tidak akan menempatkan manusia begitu saja terbuka terhadap kejahatan dan pencobaan Iblis tanpa memperlengkapi mereka dengan kemampuan dan pengetahuan untuk mengatasi pencobaan itu. Mereka diciptakan dengan kecerdasan, dalam keagungan dan kemuliaan Khalik Penciptanya, dengan kuasa berpikir dan memilih, dan dengan kasih yang tidak mementingkan diri. Disamping itu juga, Allah memberitahukan kepada Adam dan Hawa akan kehadiran Iblis dan malaekatnya, akan pemberontakan mereka dan akan kejahatan mereka dan kemungkinan pencobaan yang akan ditawarkan kepada mereka.
Tentu saja Allah harus memperlengkapi Adam dan Hawa dengan semua pengetahuan ini agar mereka dapat bersiap diri menghadapi penipuan Iblis, bila tidak, maka Ia tidak cukup fair dan adil, sebab membiarkan mahluk yang lebih lemah terbuka terhadap pencobaan dan kejahatan dari mahluk yang lebih superior tanpa pengetahuan akan eksistensi mereka sama sekali. Dengan demikian, ketika sijahat datang menghasut dan menipu mereka, maka mereka tidak akan terkejut, tidak siap dan menjadi sasaran yang mudah, tetapi justru kesiapan mereka ini, bila mereka jatuh juga, berarti itu adalah murni pilihan dari kebebasan berpikir dan memilih mereka sendiri.

Andaikata Allah mengkhususkan Setan dan anak buahnya untuk menetap dibumi dan mengisolasi mereka dari dunia berpenduduk lainnya dan tidak menciptakan manusia disini, maka ini berarti Tuhan melestarikan dosa dan kejahatan, disamping itu Setan tidak dapat mengembangkan kejahatannya.

Bersambung ke Part 4

Tidak ada komentar:

Posting Komentar