ASAL MULA DOSA
Dosa bermula disurga, ketika seorang malaikat yang agung dan suci mengembangkan kebebasannya untuk berpikir dan memilih sampai pada satu titik dimana timbul kesombongan dalam hatinya akan keagungannya, keinginannya untuk disembah dan dimuliakan dan kecemburuannya kepada Anak Allah, karena hanya kepadaNya saja selain Allah Bapa ia harus tunduk dan patuh.
Lucifer adalah mahluk surgawi yang agung dan mulia, ilham Roh berbicara tentang dia sbb:
Gambar dari kesempurnaan engkau, penuh hikmat dan maha indah,..... Kuberikan tempatmu dekat kerub yang berjaga, digunung kudus Allah engkau berada....... engkau tak bercela didalam tingkah lakumu sejak hari penciptaanmu sampai terdapat kecurangan padamu............... engkau sombong karena kecantikanmu, hikmatmu kau musnahkan demi semarakmu .... Yehez. 28:12-17.
"Thou art the anointed cherub that covereth," nampaknya mahluk ini, Lucifer, adalah pemimpin para malaikat, karena ia adalaj kerub yang berjaga, berarti melayani dekat tahta Allah, ia sangat mulia dan seluruh malaikat surga menghormatinya, dan ini lama kelamaan menimbulkan kesombongannya dan sekaligus cemburu akan keagungan Anak Allah dan cemburu akan kedudukan-Nya, sebab kepada-Nyalah segenap penghuni sorga tunduk menyembah termasuk dirinya.
Perkembangan dari angan-angan hatinya ini akhirnya menuntun Lucifer kepada pelayanan untuk dirinya sendiri ketimbang melayani Allah, ia mulai mencari keagungan untuk dirinya sendiri dan berpikir andaikata ia dapat menjadi nomer dua disurga maka betapa akan sangat menyenangkan. Setelah dikusai angan-angan hatinya ini dan niatnya untuk mewujudkannya, maka mahluk suci yang diciptakan didalam gambar dan peta penciptanya, dalam kasih yang tidak mementingkan diri, telah berubah menjadi mahluk cinta diri yang sombong, dengki dan haus kekuasaan. Ia menginginkan keagungan, kehormatan dan kemuliaan yang lebih, ia menginginkan keagungan, kehormatan dan kemuliaan yang menjadi milik penciptanya, ia menginginkan tahta Allah.
Dan kemudian terjadilah drama terbesar dalam sejarah alam semesta, yaitu perjuangan seorang mahluk ciptaan melawan Penciptanya, perjuangan antara kejahatan dankebaikan, antara cinta diri versus kasih yang tidak mementingkan diri (agape), antara kebebasan untuk hidup menurut kehendak sendiri versus kepatuhan terhadap Pencipta, perjuangan antara AKU (my self) versus DIA (Creator).
Dan ketika ide-ide tentang kebebasan ini disebar luaskan secara diam-diam dan rahasia diantara para malaekat sorga, maka Lucifer tampaknya merekrut banyak pengikut, dan pada suatu hari, digerakkan oleh ambisinya dan ketidak percayaannya, ia memimpin pemberontakkan disorga untuk merebut tahta Allah. “Maka timbullah peperangan disorga, Mikhael dan malaekat-malaekatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaekat-malaekatnya” Wahyu 12:7. Tetapi tentu saja ia tidak dapat memenangkan peperangan ini: “tetapi mereka tidak dapat bertahan, mereka tidak mendapat tempat lagi disorga” – Wahyu 12:8.
Dan Allahpun mengusir mereka dari kerajaan sorga, dan kebumi yang masih kosong dan gelap gulita inilah mereka dilempar.
“Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Setan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan kebawah, ia dilemparkan kebumi, bersama-sama dengan malaekat-malaekatnya” Wahyu 12:9. Yesaya dengan ilham Roh Kudus menyampaikan: “Wah, engkau sudah jatuh dari langit, hai Bintang Timur, putera Fajar, engkau sudah dipecahkan dan jatuh kebumi, hai yang mengalahkan bangsa-bangsa! Engkasu yang tadinya berkata dalam hatimu: Aku hendak naik kelangit......... dan aku hendak duduk diatas bukit pertemuan, jauh disebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai yang Maha Tinggi” Yesaya 14:12 – 14.
Bersambung ke Part 2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar