Minggu, 21 Februari 2010

Apakah kejahatan mereka? Part 9

4. HARI YANG DILUPAKAN


Membandingkannya dengan perlakuan umat Kristiani sekarang ini, baik terhadap hari Sabat Tuhan yang adalah hari Sabtu maupun terhadap hari Minggu itu sendiri, dapatlah kita simpulkan, bahwa sesungguhnya hukum Sabat sudah tidak dilakukan oleh umumnya umat Kristiani.

Bagaimana ini bisa terjadi? Padahal Allah memberikan-nya kepada Adam dan Hawa di Eden, sebelum mereka berdosa, untuk dijalankan sepanjang masa kekekalan andaikata mereka tidak jatuh dalam dosa. Setelah mereka jatuh kedalam dosa, Adam & Hawa mengajarkan hukum Sabat ini kepada anak cucu dan keturunannya langsung dengan prakteknya, turun temurun s/d Nuh, Abraham, Yakub dan sampailah kepada bangsa Israel +/- 2,400 tahun kemudian sejak Adan dan Hawa terusir dari Eden, untuk dijalankan sebagai suatu ketetapan selama-lamanya. Apakah Allah atau Yesus Kristus sendiri telah mengubah hukum itu?

“Perbuatan tanganNya ialah kebenaran dan keadilan, segala titahNya teguh, kokoh untuk seterusnya dan selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan kejujuran.” Mazmur 111:7,8. “Dasar firmanMu adalah kebenaran dan segala hukum-hukumMu yang adil adalah untuk selama-lamanya” Mazmur 119:160. “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” Matius 24:35. “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya” Ibrani 13:8.

Allah tidak pernah berubah, demikian juga firman-Nya, ini dibuktikan dengan tetap berlakunya firman Allah yang disampaikan kepada Adam dan Hawa di taman Eden sebelum kejatuhan mereka dalam dosa, yaitu:
1.    Perintah untuk berkembang biak
2.    Hukuman mati kalau melanggar perintah.
Sampai sekarang umat manusia masih terus berkembang biak, dan juga mati. Lahir dan mati, itulah dua hukum yang diberikan di taman Eden kepada Adam dan Hawa dan sampai sekarang masih berlaku. Oleh karena itu, mengapa lita berpikir bahwa untuk hukum Sabat ada pengecualian?

Bahkan kedatangan Kristus kedunia menebus dosa umat manusia yang harus mati, agar mereka mendapatkan hidup mereka kembali, adalah bukti yang paling kokoh akan kekekalan hukum Tuhan dan bahwa Ia tidak berubah. Andaikata Allah dapat mengubah hukumNya, maka tentu Kristus tidak perlu datang dan mati, sebab hukuman bagi Adam dapat diperingan atau dirubah, tidak harus mati.

Tetapi kenyataan bahwa Allah sendiri harus turun kedunia, berinkarnasi menjadi manusia untuk menebus mereka agar dapat hidup kembali setelah mati melalui kematianNya yang menyakitkan dan hina disalib, menandakan kekekalan hukum Tuhan. Dengan demikian, hukum Sabat yang ditetapkan di taman Eden pada hari yang ketujuh, seperti dua hukum lainnya, akan berlangsung terus sampai akhir dunia ini, bahkan sampai kepada dunia baru dan selama masa kekekalan, dimana sudah tidak ada maut. Sebab, memang Sabat ditetapkan untuk Adam dan Hawa sebelum mereka jatuh dalam dosa, untuk mereka dan bakal keturunan mereka. Dan andaikata mereka tidak pernah jatuh kedalam dosa, maka selamanya hukum Sabat ini dijalankan mereka. 
Kejatuhan manusia dalam dosa tidaklah menghalangi hukum Sabat untuk dipelihara, malah semakin diperlukan, karena pemeliharaan akan hukum ini menyatakan kepada dunia, bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang hidup, Khalik semesta alam, Pencipta langit dan bumi diantara begitu banyak allah-allah buatan manusia, dan bahwa kita adalah mahluk ciptaan-Nya.

Bersambung ke Part 10.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar