Hari Sabat hari ketujuh, yang jatuh pada setiap hari Sabtu, sekarang ini telah menjadi hari yang biasa, tidak berbeda dengan hari yang lainnya. Justru yang mendapat perlakuan yang berbeda dewasa ini bahkan sudah hampir 2,000 tahun, adalah hari Minggu atau hari pertama. Orang-orang Kristen sekarang bahkan sejak berabad-abad yang lalu, berhenti bekerja pada hari Minggu dan pergi kegereja untuk beribadah pada hari pertama ini.
Apakah perlakuan yang dituntut Allah terhadap hari SabatNya, hari ketujuh, dari umatNya, telah digantikan kepada hari MInggu hari pertama? Apakah ada otorisasi Allah untuk itu? Ataukah hari Minggupun bukan suatu hari yang harus diperlakukan khusus seperti hari Sabat Tuhan hari ketujuh, bila demikian, maka tidak ada satupun lagi hari dalam minggu yang mendapat perlakukan khsus seperti hari Sabat Tuhan hari ketujuh. Ini berarti, bahwa memang benar Sabat Tuhan sudah dilupakan, sudah diabaikan.
Kenyataan yang terlihat sekarangpun, hari Minggu juga tidak berbeda diperlakukan orang Kristen seperti hari-hari lain dalam minggu, kecuali bahwa hari itu mereka pergi kegereja untuk beribadah, tetapi soal kerja, dagang, urusan duniawi, hiburan, tetap jalan terus tanpa perkecualian.
Justru pada hari Minggu yang adalah hari libur banyak digunakan untuk urusan pribadi, entah itu kerja lembur, atau kerja lapangan, tetapi paling banyak menjadi hari kesenangan keluarga atau pribadi untuk pesiar, jalan-jalan ke mall atau tempat hiburan keluarga atau tempat wisata, pesta, resepsi, dugem, dan olah raga. Intinya, perlakuan orang Kristen atas hari inipun sudah tidak lagi memenuhi tuntutan hukum Sabat.
Seperti apakah tuntutan hukum Sabat itu?
Keluaran 20:8-11 - “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat; enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan Allahmu, maka janganlah melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu, atau orang asing yang ditempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.”
Yesaya 58:13,14 - “Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudusKu; apabila engkau menyebutkan hari Sabat “hari kenikmatan”, dan hari kudus Tuhan “hari yang mulia”; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena Tuhan, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan’ Aku akan memberi engkau makan dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.”
Imamat 23:32 – “Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, .................................. dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu.”
Apakah perlakuan yang dituntut Allah terhadap hari SabatNya, hari ketujuh, dari umatNya, telah digantikan kepada hari MInggu hari pertama? Apakah ada otorisasi Allah untuk itu? Ataukah hari Minggupun bukan suatu hari yang harus diperlakukan khusus seperti hari Sabat Tuhan hari ketujuh, bila demikian, maka tidak ada satupun lagi hari dalam minggu yang mendapat perlakukan khsus seperti hari Sabat Tuhan hari ketujuh. Ini berarti, bahwa memang benar Sabat Tuhan sudah dilupakan, sudah diabaikan.
Kenyataan yang terlihat sekarangpun, hari Minggu juga tidak berbeda diperlakukan orang Kristen seperti hari-hari lain dalam minggu, kecuali bahwa hari itu mereka pergi kegereja untuk beribadah, tetapi soal kerja, dagang, urusan duniawi, hiburan, tetap jalan terus tanpa perkecualian.
Justru pada hari Minggu yang adalah hari libur banyak digunakan untuk urusan pribadi, entah itu kerja lembur, atau kerja lapangan, tetapi paling banyak menjadi hari kesenangan keluarga atau pribadi untuk pesiar, jalan-jalan ke mall atau tempat hiburan keluarga atau tempat wisata, pesta, resepsi, dugem, dan olah raga. Intinya, perlakuan orang Kristen atas hari inipun sudah tidak lagi memenuhi tuntutan hukum Sabat.
Seperti apakah tuntutan hukum Sabat itu?
Keluaran 20:8-11 - “Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat; enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan Allahmu, maka janganlah melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu, atau orang asing yang ditempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.”
Yesaya 58:13,14 - “Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudusKu; apabila engkau menyebutkan hari Sabat “hari kenikmatan”, dan hari kudus Tuhan “hari yang mulia”; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena Tuhan, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan’ Aku akan memberi engkau makan dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya.”
Imamat 23:32 – “Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, .................................. dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu.”
Bersambung ke Part 8.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar