Jumat, 26 Februari 2010

Apakah kejahatan mereka? Part 15

Itulah kejahatan umat Kristiani dewasa ini, karena itu tidak heran kita mendengar Kristus berfirman: “(22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" (Mat. 7:22, 23)

Alangkah menyedihkan moment ini, ketika dengan penuh pengharapan, orang-orang yang sepanjang hidupnya menginjak-injak hukum Allah yang suci, menghina hari SabatNya yang kekal dan kudus dan meninggikan suatu hari ciptaan manusia, berseru kepada Yesus, mengklaim jasa mereka dalam bekerja untukNya, dan mengira akan mendapat upah kemuliaan dan hidup kekal disorga, ternyata mendapat kan yang sebaliknya; pengusiran yang pahit dari hadapan hadiratNya dan pencampakan ke api neraka yang menghanguskan untuk kematian yang kekal atas kejahatan mereka.

Enam hari lamanya Tuhan menciptakan langit dan bumi, laut dan segenap isinya, dan Ia beristirahat pada hari yang ketujuh. Ribuan tahun kemudian, Tuhan yang sama, dalam rupa manusia, beristirahat dalam kuburNya dari pekerjaanNya menciptakan kembali manusia kepada hidup dengan menyerahkan kehidupanNya sendiri. Tetapi manusia meninggikan dan menghormati hari kebangkitanNya, yang Ia sendiri maupun para muridNya sama sekali tidak menganggapnya sebagai suatu hari yang istimewa, suatu hari yang tidak berbeda dengan enam hari lainnya. Ia adalah tetap Tuhan atas hari Sabat, hari ketujuh, dan meminta murid-muridnya untuk berdoa agar mereka tidak tertimpa bencana kehancuran Bait Allah Yerusalem pada hari Sabat, yang membuktikan dia tetap Tuhan atas hari Sabat setelah ia naik kesurga.

Yesus sendiri menghormati hari SabatNya yang ia adalah Tuhan atas hari itu dengan beristirahat didalam kuburNya, tetapi manusia yang diciptakannya kembali kepada hidup dengan menyerahkan nyawaNya, memilih hari yang lain dan menginjak-injak hariNya yang kudus dan diberkati ini. Sungguh dahsyat kejahatan mereka, pantas Ia mengusir mereka dengan tegas dan berkata:Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!”

Marilah kita berhenti menginjak SabatNya yang kudus, dan marilah kita yang mengaku umat Allah, yang mengaku percaya kepada Kristus, yang mengasihi Dia ataupun sedang belajar untuk mengasihi Dia, jangan melanjutkan penghinaan yang membinasakan dengan menegakkan hari lain sebagai hari Tuhan, sebab itu menjadi tanda bahwa tuhan yang lainlah yang kita sembah, sebab Tuhan Yesus Kristus adalah Tuhan atas hari Sabat dan bukan hari lain apapun juga, Tuhan yang menguduskan kita. “Kuduskanlah hari-hari Sabat-Ku, sehingga itu menjadi peringatan diantara Aku dan kamu, supaya orang mengetahui bahwa Akulah Tuhan, Allahmu”, .... yang menguduskan kamu” – Yehezkiel 20:20, 12. Lihatlah, betapa Yesus yang penuh kasih, yang lemah lembut, yang mengasihi kamu dan mati untuk kamu agar kamu bisa hidup, begitu merindukan pengakuanmu, bahwa Dia adalah Tuhan Allahmu, menjadi kesaksian bagi banyak orang. Sucikanlah Sabat-Nya!

(9) Jadi masih tersedia suatu hari perhentian, hari ketujuh, bagi umat Allah. (10) Sebab barangsiapa telah masuk ke tempat perhentian-Nya, ia sendiri telah berhenti dari segala pekerjaannya, sama seperti Allah berhenti dari pekerjaan-Nya. (11) Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga. Ibrani 4:9-11.

Perhentian jasmani kita temukan didalam SabatNya yang kudus, dan perhentian rohani kita temukan didalam Kristus sendiri, yang juga adalah Tuhan atas hari Sabat, hari yang Tuhan adakan untuk manusia, untuk menjadi berkat yang menguduskan mereka. 

Bersambung ke Part 16.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar